PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Ada beberapa penyimpangan semu hukum mendel yaitu
- Intraksi dari beberapa gen
- Polimeri
- Kriptomeri
- Epistasis dan Hipostasis
- Gen Komplementer
Baiklah disini kita akan bahas satu persatu penyimpangan semu hukum mendel
Intraksi dari Beberapa Gen
Pada ayam dikenal 4 macam bentuk pial(cengger)seperti terlihat pada gambar berikut:
keterangan
- Pial gerigi / Ros
- Pial biji/Pea
- Pial bilah/singgle
- pial sumpel/walnut
pial grigi,pial biji , dan pial bilah adalah galur murni
Sifat pial bilah adalah resesif , baik terhadap pial gerigi maupun terhadap pial biji
Polimeri
Polimeri merupakan bentuk intraksi gen yang bersifat komulatif (saling menambah) . Polimeri terjadi akibat intraksi antar dua gen atau lebih , sehingga disebut juga gen ganda . Contoh polimeri terdapat pada percobaan yang dilakukan oleh H. Nilsson-Ehle( 1913) terhadap biji gandum . Hasil persilangan gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih akan menghasilkan 100 % gandum berbiji merah , tatapi warna merah yang dihasilkan tidak sama dengan warna pada induknya . Hasil persilangan sesama F1 akan menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan fenotip
merah : putih = 15 :1
perhatikan diagram berikut
Warna merah gelab berarti mengandung semua alel dominan(M1M1M2M2)
dengan warna putih tidak mengandung alel dominan(m1m1m2m2). oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa gradasi mutu warna gandum itu disebabkan oleh jumlah alel dominannya.
Kriptomeri
Kriptomeri adalah sifat alel gen dominan yang tersembunyi jika gen dominantersebut berdiri sendiri. Namun jika gen dominan tersebut berintraksi dengan gen dominan lainnya, akan muncul sifatgen dominan yang sebelumnya tersembunyi. Contoh kriptomeri dapat dilihat pada persilangan tumbuhan Linaria maroccana merah(AAbb)dengan bunga berwarna putih(aaBB) yang akan menghasilkan F1 100 % berbunga ungu. hasil perkawinan sesama F1 akan menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan fenotif Bunga ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
Perhatikan diagram berikut:
Epistasis dan Hipostasis
Pada beberapa kasus perkawinan dihibrid, trihibrid, atau polihibrid ada gen-gen yang saling berpengaruh. Gen yang sifatnya mempengaruhi (menghalangi)gen lain disebut gen Epistasis . Dan gen yag dipengaruhi(dihalangi) di sebut gen Hipostasis .. Akibatnya hasil perkawinan seolah-olah menyimpang dari kaidah atau hasil yang seharusnya berdasarkan prinsip mendel . Padahal perkawinan tersebut secara prinsip masih memenuhi hukum mendel. berikut ini beberapa contoh diantaranya
Epistasis Dominan
Terdapat gen dominan yang bersifat epistasis terhadap gen lain yang tidak se alel
pada persilangn F1 dihasilkan gandum dengan kulit biji berwarna hitam,kuning, dan putih perbandingan fenotifnya dapat diperhatikan pada diagram persilangan berikut:
perbandingan penotifnya adalah Hitam : Kuning : Putih =12 : 3 : 1
Epistasis Resesif
Terdapat gen resesif yang bersifat epistasis terhadap gen lain yang tidak se alel
perhatikan pada diagram persilangan berikut:
Perbandingan fenotifnya adalah
Tikus HITAM : Tikus Krem : Tikus Albino = 9 : 3 : 4
Gen Komplementer
Gen komplementer merupakan intraksi beberapa pasang gen yang saling melengkapi intraksi tersebut juga dinamakan epistasis resesif rangkap
Pada bunga Lathyrus odoratus terdapat dua gen yang saling
berinteraksi dalam memunculkan pigmen warna pada bunga, yakni gen yang
mengontrol munculnya bahan pigmen (C) dan gen yang mengaktifkan bahan
tersebut (P). Jika keduanya tidak hadir bersamaan, tentu tidak saling
melengkapi antara sifat satu dengan yang lainnya dan menghasilkan bunga
dengan warna putih (tidak berpigmen). Apabila tidak ada bahan pigmen,
tentu tidak akan muncul warna, meskipun ada bahan pengaktif pigmennya.
lihat bagan berikut:
Berdasarkan hasil persilangan di atas, perbandingan fenotipe ungu : putih = 9:7
0 Response to "PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL"
Posting Komentar