Materi Biologi X
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati terbentuk karna adanya keragaman dan keberagaman sifat/ciri makhluk hidup. Didalam satu jenis makhluk hidup juga dijumpai adanya perbedaan/keberagaman perbedaan sifat dalam satu jenis disebut variasi.
Secara garis besar , keanekaragaman hayati terbagi menjadi tga tingkat yaitu:
A. keanekaragaman Gen
B. Keanekaragaman Jenis
C. Keanekaragaman Ekosistem
A. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman hayati tingkat gen berasal dari adanya
variasi susunan perangkat dasar gen pada setiap individu dalam satu spesies.
Susunan perangkat gen itulah yang menentukan ciri dan sifat yang dimiliki oleh
suatu individu. Setiap individu yang ada dalam satu spesies mempunyai susunan
perangkat dasar gen yang khas. Jadi, tidak ada dua individu yang mempunyai
susunan perangkat dasar gen yang sama.
Hal itu menyebabkan adanya variasi pada
individu- individu yang berada dalam satu spesies. Contoh yang paling mudah
diamati adalah keanekaragaman pada wama bunga bugenvil.
Susunan perangkat gen menentukan
ciri dan sifat pada individu yang bersangkutan. Keanekaragaman susunan
perangkat gen menentukan keanekaragaman individu. Setiap individu
mempunyai susunan gen yang berbeda dengan individu lainnya, walaupun
termasuk kedalam jenis yang sama. Variasi susunan gen pada
individu-individu yang termasuk dalam jenis sama akan mengakibatkan
adanya variasi bentuk, penampilan, dan sifat yang tampak akan berbeda.
Variasi tersebut adalah sebagai keanekaragaman gen atau individu.
Contoh : pada tumbuhan Bunga Mawar
Keanekaragaman warna bunga pada tanaman
mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman sifat, warna
bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat
pembawa sifat yang disebut dengan gen.
Semua makhluk hidup dalam satu
spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan
bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang
bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya.
Gen pada setiap individu, walaupun
perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung
pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri
atau sifat suatu individu dalam satu spesies.
Apa yang menyebabkan terjadinya
keanekaragaman gen pada makhluk hidup? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis
merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan
perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan
perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu
dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami
atau secara buatan,Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat
adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada
rambutan.
Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip)
suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip).
Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan
silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.
B. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman hayati tingkat antar spesies (Jenis) mudah diamati karna perbedaan yang mencolok, misalnya variasi antar kelapa , lontar,aren, dan pinang. Meskipun mereka satu kelompok tumbuhan palem-paleman , namun masing-masing memiliki sifat yang berbeda dan hidup ditempat yang berbeda. Misalnya kelapa tumbuh dipantai, aren tumbuh didaerah pegunungan basah. contoh lain adalah variasi antara kucingdengan harimau . Kucing dan harimau tergolong dalam satu kelompok meskipun demikian antara kucing dan harimau terdapat perbedaan fisik , tingkah laku , dan habitat.
Keanekaragaman tingkat jenis menunjukkan adanya variasi bentuk , penampakan, dan frekuensi gen.
C. Keanekaragaman Ekosistem
Suatu interaksi antara komunitas dan lingkungan abiotiknya pada suatu
tempat dan waktu tertentu. Komunitas adalah kumpulan populasi yang
berinteraksi pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa factor
biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup
lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cuaca, suhu,
air, tanah, udara, kelembaban, dan salintas. Faktor biotik dan faktor
abiotik sangat bervariasi. Oleh karena itu ekosistem yang merupakan
kesatuan dari faktor biotik dan faktor abiotik pun bervariasi.
Jadi, jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda-beda.
Macam-Macam Ekosistem
Ekosistem Darat
Terdiri atas beberapa macam bioma antara lain bioma gurun, padang rumput, hutan hujan tropis, hutan gugur, taiga, dan tundra.
1. Bioma Gurun
Gurun merupakan daerah kering yang curah hujannya hanya 20 cm per tahun. Vegetasi dominan pembentuk bioma gurun adalah kaktus. Adapun hewan yang hidup di bioma ini umumnya aktif pada malam hari atau nokturnal. Hal tersebut merupakan adaptasi terhadap suhu lingkungan yang sangat panas dan untuk mengurangi kehilangan cairan tubuh.
2. Padang Rumput
Bioma ini memiliki karakteristik beriklim
sedang, dengan curah hujan berkisar antara 25–75 per tahun dan vegetasi
dominannya adalah rumput. Adapun hewan yang hidup di bioma ini adalah kelinci, serigala, dan kuda.
3. Hutan Hujan Tropis
Bioma hutan hujan tropis terdapat di
kawasan garis khatulistiwa di seluruh dunia, seperti Asia tengah
termasuk Indonesia, Amerika tengah dan selatan, Afrika, serta Australia.
Hutan hujan tropis memiliki temperatur dengan kisaran 25°C per tahun
dan curah hujan yang tinggi sekitar 200 cm per tahun.
Tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma
ini paling beragam (memiliki keanekaragaman paling tinggi) dibandingkan
dengan tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma-bioma lainnya. Tumbuhan
yang khas yang hidup di bioma ini adalah tumbuhan liana (tumbuhan merambat) seperti rotan dan tumbuhan epifit seperti anggrek. Hewan yang khas di bioma ini adalah harimau, badak, babi hutan, dan orangutan.
4. Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah
beriklim sedang dan tersebar di Amerika Timur, Eropa Tengah, dan Asia
Timur. Bioma ini memiliki ciri-ciri suhu yang sangat rendah pada musim
dingin dan sangat panas pada musim panas (-30°C hingga 30°C). Curah
hujan tinggi dan merata, serta jenis pohon yang dapat menggugurkan
daunnya pada saat musim panas (pada hutan gugur daerah tropis) dan pada
saat musim dingin (pada hutan gugur iklim sedang). Hewan yang hidup di
bioma ini antara lain tikus, beruang, bajing dan burung. Beberapa hewan
pada bioma ini dapat melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang selama
musim dingin dengan terlebih dahulu mengkonsumsi banyak makanan.
5. Taiga
Bioma taiga dikenal sebagai hutan konifer,
merupakan bioma terluas di bumi. Bioma ini memiliki curah hujan 35 cm
sampai dengan 40 cm per tahun. Daerah ini sangat basah karena penguapan
yang rendah. Tanah di bioma taiga bersifat asam. Bioma taiga terdapat di
daerah yang beriklim sedang, dengan curah hujan sekitar 100 cm per
tahun. Terdapat di Amerika bagian utara dan selatan, Eropa bagian barat,
dan Asia bagian timur. Tumbuhan yang hidup di bioma taiga umumnya konifer dan pinus. Hewan yang hidup di bioma ini di antaranya adalah rusa, beruang hitam, salamander, dan tupai.
6. Tundra
Bioma tundra terdapat di bumi bagian
utara, yaitu di kutub utara yang memiliki curah hujan yang rendah. Oleh
karena itu, hutan tidak dapat berkembang di daerah ini. Pada musim
dingin, air dalam tanah dingin dan membeku sehingga tumbuhan tidak dapat
tumbuh besar. Produsen utama di bioma ini adalah lichenes dan lumut.
Binatang yang dapat ditemui di bioma ini, antara lain beruang kutub,
reindeer (rusa kutub), serigala, dan burung-burung yang bermigrasi
ketika musim-musim tertentu
7. Savana
Savana merupakan padang rumput yang
didominasi oleh rumput dengan semak serta pohon yang terpencar. Savana
memiliki curah hujan sekitar 90–150 cm per tahun. Hewan yang hidup di
dalamnya, antara lain gajah, kuda, dan zarafah.
Ekosistem Perairan
Meliputi ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Pada ekosistem air tawar memiliki ciri
antara lain: variasi suhu rendah dan dipengauhi keadaan iklim dan cuaca.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang diterima, habitat air tawar
dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu :
- litoral, yaitu daerah dangkal sehingga memungkinkan cahaya matahari dapat mencapai dasar perairan.
- Limnetik, yaitu daerah terbuka sampai kedalaman tertentu masih dapat ditembus cahaya.
- Profundal, yaitu daerah dasar perairan sehingga cahaya tidak mampu mencapai dasar perairan.
Berdasarkan keadaan airnya (aliran airnya), habitat air tawar dibedakan menjadi 2, yaitu :
- Lotik, yaitu ekosistem air tawar yang keadaan airnya mengalir. Contoh : sungai, mata air, dan sebagainya .
- Lentik, yaitu ekosistem air yang keadaan airnya tenang. Contoh : kolam, waduk, dan sebagainya.
Pada ekosistem air laut memiliki ciri antara lain salinitasnya tinggi, tidak dipengaruhi variasi suhu dan iklim.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari, habitat laut dibedakan :
Berdasarkan intensitas cahaya matahari, habitat laut dibedakan :
- Daerah fotik (eutrofik), yaitu daerah yang masih ditembus cahaya.
- Daerah disfotik, yaitu daerah yang sedikit cahaya (remang –remang)
- Daerah afotik, yaitu daerah yang tidak mendapat cahaya matahari.
- Daerah litoral, yaitu daerah yang dipengaruhi pasang surut (0 – 200 meter).
- Daerah batial, yaitu daerah yang kedalamannya antara 200 – 2000 meter.
- Daerah abisal, yaitu daerah yang kedalamannya antara 2000 – 4000 meter.
- Daerah hadal, yaitu daerah yang kedalamannya lebih dari 4000 meter.
Di Indonesia dikelompokkan 4 ekosistem utama, yaitu :
a. Ekosistem Bahari (laut), ekosistem ini meliputi :
a. Ekosistem Bahari (laut), ekosistem ini meliputi :
- Ekosistem laut dalam, ekosistem memiliki keanekaragaman jenis yang rendah, dan tidak terdapat organisme autotrof. Kelompok hewan yang ada berupa benthos.
- Ekosistem Pantai Pasir Dangkal (litoral),daerah ini memiliki beberpa bentuk ekosistem, yaitu :
- Ekosistem Terumbu Karang, terumbu Karang terbentuk karena kegiatan organisme laut seperti Coelenterata, Cacing, Kerang, dan Karang berkapur. Pada daerah ini perairannya jernih dan berpasir.
- Ekosistem Pantai Batu,Pantai Batu dapat berupa batu caday yang berasal dari proses konglomerasi, yaitu persatuan antara batu – batu kecil, tanah liat, kapur, dan bongkahan batu granit. Vegetasi yang mendominasi adalah jenis alga tertentu, seperti Euchema dan Sargasum.
- Ekosistem Pantai Lumpur, Pantai lumpur terdapat di daerah muara sungai dan sekitarnya yang membentuk delta, yaitu endapan lumpur yang membentang luas. Vegetasi yang mendominasi antara lain Avicenia (Api – api), Sonneratia (Bakau), Enhalus acoroide (rumput laut). Jenis hewannya berupa ikan kecil (ikan gelodok).
b. Ekosistem Darat Alami
Ekosistem ini memiliki 3 bentuk vegetasi, yaitu vegetasi Monsun, vegetasi Pegunungan, dan vegetasi Pamah (Dataran Rendah).
- Vegetasi monsun berada di daerah beriklim kering musiman dengan kelembapan udara lebih dari 33% dan curah hujan sekitar 1500 mm/th. Jenis vegetasinya meliputi padang rumput, savana, hutan monsun.
- Vegetasi pegunungan terletak di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut (dpl) dengan vegetasi yang beraeneka ragam seperti hutan pegunungan, padang rumput, vegetasi lereng terbuka berbatu, vegetasi alpin dan danau.
- Vegetasi Pamah ini memiliki kawasan yang sangat luas, yaitu antara ketinggian 0 – 1000 meter di atas permukaan laut.
Vegetasi ini meliputi
:Hutan Bakau (hutan di tepi pantai),Hutan Rawa Air Tawar (hutan yang
terletak di belakang hutan bakau), Hutan Tepi Sungai (hutan yang
terdapat di sepanjang tepi sungai). Ciri Hutan Tepi Sungai : tanahnya
subur, lapisannya dalam, dan gembur. Floranya merupakan vegetasi musiman
dan tumbuhan reofit (tumbuhan yang memiliki perakaran yang kuat).
- Hutan Sagu
- Hutan Rawa Gambut
Hutan ini memiliki ciri
antara lain jenis floranya terbatas, pH tanah asam (kurang dari 4)
kandungan haranya rendah, pohonnya tinggi, kurus, dan tidak lebat,
permukaan tanah cembung dengan genangan air.
c. Ekosistem Suksesi
Yaitu ekosistem yang mengalami perubahan
menuju kearah yang klimaks. Ekosistem ini dibedakan menjadi ekosistem
suksesi primer dan ekosistem suksesi skunder.
d. Ekosistem Buatan
Yaitu ekosistem yang
terbentuk karen aktivitas atau usaha manusia dalam pengelolaan ataupun
untuk mengadakan perubahan terhadap lahan.
Hutan buatan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :
- Danau, ekosistem ini biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, misalnya untuk PLTA, irigasi, dan sebagainya.
- Hutan Tanaman, hutan ini biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, misalnya untuk industri (HTI), bangunan, dan sebagainya. Ciri dari jenis pohon yang ditanam adalah jenis tanaman yang keras dan tanaman tahunan. Contoh : Pinus, Meranti, Puspa, Rasamala, Damar, dan sebagainya.
- Agroekosistem, agroekosistem merupakan ekosistem yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia seperti pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan sebagainya. Di dalam agroekosistem memiliki keanekaragaman yang tinggi dengan memperhatikan faktor iklim, tanah, topografi, dan budaya. Contoh agroekosistem adalah sawah tadah hujan, sawah irigasi, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, kolam, tambak, pekarangan, ladang, dan perkebunan.
0 Response to "Materi Biologi X Keanekaragaman Hayati"
Posting Komentar