HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH di SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG SELATAN
( Proposal Tesis )
I.PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Tak dapat dipungkiri bahwa sumber daya yang paling bernilai bagi peningkatan daya saing saat ini adalah sumber daya manusia. Hal tersebut bisa kita dapatkan melalui belajar dari pengalaman kebangkitan negara Jerman dan Jepang setelah perang dunia II. Kedua negara tersebut tidak banyak memiliki sumber daya alam, mereka hanya memiliki sumber daya manusia, sehingga mereka lebih memilih untuk mengembangkan dan mengorganisasikan sumber daya manusianyasebagai upaya pengembangan ekonomi mereka. Belajar dari pengalaman mereka lah negara Indonesia dengan jumlah penduduknya yang berkisar antara 230 sampai 245 juta jiwa merupakan kelebihan tersendiri dalam sumber daya manusia, angka tersebut sesungguhnya merupakan potensi yang menjanjikan tetapi kenyataannya mutu masih rendah dan memerlukan penanganan yang urgen.
Di era globalisasi yang sangat dinamis ini, terkadang kita sungguh merasa sedih dengan melihat kenyataan bahwa anak – anak bangsa yang bisa mengisi kesempatan yang terbuka luas di seluruh dunia hanya terbatas dalam bidang – bidang yang memberi nilak tambab yang relatif rendah.Salah satu sebabnya adalah karena sumber daya manusia yang kita miliki mutunya sangat rendah bila dibandingkan dari negara lain.
Di saat ini, peningkatan mutu pendidikan kiranya menjadi masalah yang urgen. Peningkatan mutu pendidikan diperlukan pengelolaan organisasi pendidikan agar bergerak menuju satu arah. Pendidikan yang baik dan bermutu menjadi dasar pengembangan dan kemajuan selanjutnya. Oleh karena itu , pengelola pendidikan harus merespon berbagai kebijakan pemerintah dan keinginan masyarakat dalam kerangka perbaikan mutu dengan kreativitas, inovasi yang tinggi, dan strategi menejemen yang baik dalam konteks sistem ( optimalisasi unsur manajemen sekolah baik proses input maupun outputnya ). Dengan demikian harapan akan terciptaya pendidikan yang lebih baik dan lebih maju untuk bersaing di tingkat regional, nasional bahkan mungkin global.
Masyarakat dan peningkatan mutu sekolah merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan, karena salah satu prinsip yang ada dalam MBS ( Manajemen Berbasis Sekolah ) yaitu adanya partisipasi / peran serta masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah / pendidikan. Namun, selama ini peran serta msyarakat khususnya orangtua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan masih sangat minim. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan dana, sementara dukungan lain, seperti pemikiran, moral dan barang / jasa kurang diperhatikan .
Mutu yang baik memiliki standar tersendiri. Oleh karena itu secara nasional diberakukanlah standar mutu pendidikan, yang disebut Standar nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No 19 tahun 2005 dinayatakan bahwa ruang lingkup SNP meliputi (1) standar isi, (2) standar proses ;(3) standar kompetensi lulusan ;(4) standar pendidik dan tenaga pendidik ;(5) standar sarana prasarana; (6) standar pengelolaan sekolah; (7) standar pembiayaan; (8) standar penilaian
Berkenaan dengan standar mutu yang di maksud dalam SNP tersebut, dapat lebih diperjelas oleh Popiasti ( 2010 ) yang menurutnya untuk menegtahui pendidikan yang dilaksanakan sebuah lembaga pendidikan bermutu, perlu dikaji mutu dari segi proses, sebagaimana produk maupun sisi internal dan kesesuaian. Dari segi proses mutu pendidikan berarti keefektifan dan efisiensi seluruh faktor yang berperan dalam proses pendidikan. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kualitas guru
b. sarana dan prasarana
c.Suasana belajar
d. kurikulum yang dilaksanakan
e. Pengelolaan sekolah
Dalam proses praresearch di temukan ada beberapa kondisi yang terjadi SMA Tri Sukses natar berkenaan dengan mutu sekolah tersebut, antara lain sekolah tidak memiliki atau meraih gelar juara I atau minimal II untuk tingat Kabupaten dan Propinsi di bidang olah raga dalam setahun terakhir, kondisi kebersihan lingkungan yang tidak bersih dan banyak penumpukan sampah di pojok – pojok sekolah yang sedikit banyak menggangu proses kegiatan sekolah , siswa yang mudah untuk keluar dari lingkungan sekolah pada saat jam belajar karena belum kondisi pagar yang belum menutup seluruh lingkungan, jumlah siswa yang mendaftar dan diterima tahun ajaran 2013/2014 menurun 10 % dibanding tahun sebelumnya, terdapat beberapa tenaga pendidik (guru) yang tidak disiplin dalam pelaksanaan tugas ( dari 45 orang guru terdapat 6 orang yang jumlah tatap muka dikelas berkisar antara 65 – 70%, 8 orang tidak / belum mengumpukan perangkat pembelajaran semeter II sudah dilakukan peneguran tetapi belum juga dilaksanakan atau dilengkapi perangkatnya, . Kondisi – kondisi tersebut bila ditabulasikan sebagai berikut :
No Kriteria mutu Kondisi ideal realita Solusi Hasil
1 Siswa berprestasi ada Tidak ada teguran
2 Kualitas guru
3 Suasana
Tabel 1. Hasil praresearch kondisi mutu SMA Tri sukses sampai April 2014
Kepemimpinan akan terjadi jika dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi prilaku orang lain baik secara perorangan ataupun kelompok.Kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dilaksanakan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas – aktivitas serta hubungan –hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas – aktivitas suatu kelompok ke satu tyjuan yang ingin dicapai bersama (Hemhill 1957:2), Dalam dunia pendidikan , kepemimpinan menurut A.S.D.C ( Sumanto, 1982:18) “...education leadership that actionor behavior among individuals and group which causes both the individuals and the group to move toward educational goals that are increasingly mutually acceptable to them (kepemimpinan pendidikan adalah tindakan atau tingkah laku di anatara individu – individu dan kelompok – kelompok yang menyebabkan mereka bergerak ke arah tercapainya tujuan – tujuan pendidikan yang menambahkan penerimaan bersama bagi mereka ).
Dalam sekolah, kepemimpinan sangat diperlukan , sebab sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bersifat komplek yang terdapat berbagai dimensi . Kaena begitu kompleks dan uniknya sekolah, sekolah memerlukan koordinasi yang sangat tinggi. Untuk itu pemimpin dituntut mampu mengadakan inovasi dan improvisasi secara terus menerus yang menjadi tuntutan bagi kepala sekolah ( Depag, 2001 ).
Melihat kondisi tersebut penulis merasa tertarik untuk melihat lebih jauh adakah hubungan antara partisipasi masyarakat melalui komite sekolah kemudian kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah.
I.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian pada latar belakang , terdapat masalah – masalah yang dapat diidentifikasikan yaitu :
1. Menurunnya prestasi siswa sekolah di tingkat kabupaten dan propinsi khususnya di bidang ekskul
2. Meningkatnya jumlah siswa yang melakukan remedial pada mata pelajaran inti dibanding tahun ajaran sebelumnya.
3. Belum optimalnya kepedulian dari masyarakat terhadap kegiatan sekolah
4. Rendahnya kedekatan hubungan pihak sekolah dengan masyarakat sekitar
5. Tingginya harapan masyarakat khususya orang tua murid agar anaknya dapat berprestasi di sekolah tersebut khususnya di bidang ekskul.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan antara partisipasi masyarakat dengan peningkatan mutu sekolah
2. Apakah ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah.
3. Apakah ada hubungan antara partisipasi masyarkat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui hubungan atara kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah
2. Untuk mengetahui hubungan peran masyarakat dengan peningkatan mutu sekolah
3. Untuk mengetahui hubungan peran masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah
1.5 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan digunakan untuk:
a. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi yang lebih dalam rangka meningkatkan kinerja peneliti sehingga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara umum dan di lingkungan sekolah pada khususnya
b. Bagi sekolah dan umum
1. Perbaikan mutu sekolah
2. Perbaikan pada hubungan pengelola sekolah, guru dan masyarakat
3. Sebagai bahan refresi penelitian sejenis.
4. Semua pihak yang terkait dengan pelayanan jasa, merasakan nyaman dalam prosesnya dan puas dalam hasilnya.
BAB II. KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Mutu Sekolah
2.1.1 Konsep Mutu
Mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri ( Peters dan Austin, 1985). Mutu memiliki pengertian yang beragam jika diterpkan pada sesuatu tergantung pada barang apa yang dihasilkan, dipakai, dan anggapan orang. Definisi konvensional mendefinisikan karakteristik langsung dari suatu produk, sedangkan definisi modern menjelaskan bahwa mutu adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Namun, konsep dasar mutu adalah segala sesuatu yang dapat diperbaiki karena pada dasarnya tidak ada proses yang sempurna.
2.1.2 Mutu Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Endidikan sagat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menururt ukuran normatif. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang harus dimiliki bagi bangsa yang ingin maju. Hal tersebut disebabkan bahwa pendidikan yang bermutu sangat memugkinkan untuk membantu atau menunjang pelaksanaan pembangunan di segala bidang dan kebutuhan bangsa..Akhir – akhir ini peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan dan diupayakan oleh berbagai pihak dengan menggunakan berbagai pendekatan.
Dalam konteks bangsa Indonesia peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan dibidang pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh ( E.Mulyasa,2005:31).
Namun sebelum kita berbicara terlalu jauh tentang mutu pendidikan itu sendiri kita fahami dulu makna atau pengertian dari mutu itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Mutu adalah baik buruk suatu benda:kadar:tarif atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya(Depdiknas, 2001:768).
Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Sedangkan mutu pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misalnya Ujian akhir, Ujian Nasional). Dapat pula di bidang lain seperti prestasi di suatu cabang olah-raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya computer, beragam jenis teknik, jasa dan sebagainya. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang seperti suasana, disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dan sebagainya
Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksudkan adalah dalam konsep relatif, terutama berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah kepala sekolah, guru dan staf kependidikan lainnya. Pelanggan eksternal ada tiga kelompok, yaitu pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder, dan pelanggan tersier. Pelangan eksternal primer adalah peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah orang tua dan para pemimpin pemerintahan. Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja dan masyarakat luas ( Kamisa, 1997, dalam Nurkolis, 2003: 70 – 71; Senduk J.E., 2006: 110).
Berdasarkan konsep relatif tentang kualitas, maka pendidikan yang berkualitas apabila:
a) Pelanggan internal berkembang baik fisik maupun psikis. Secara fisik antara mendapatkan imbalan finansial. Sedangkan secara psikis adalah bila mereka diberi
kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan, bakat dan kreatifitasnya.
b) Pelanggan eksternal :
1. Eksternal primer (para siswa) : menjadi pembelajar sepanjang hayat, komunikator yang baik dalam bahasa nasional dan internasional, punya keterampilan teknologi untuk lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari, siap secara kognitif untuk pekerjaan yang kompleks, pemecahan masalah dan penciptaan pengetahuan, dan menjadi warga Negara yang bertanggung-jawab secara sosial, politik dan budaya (Phillip Hallinger, 1998, dalam Nurkolis,2003:71). Intinya para siswa menjadi manusia dewasa yang bertanggung-jawab akan hidupnya. (Kartini Kartono, 1997:11).
2. Eksternal sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintahan dan perusahan): mendapatkan konstribusi dan sumbangan yang positif. Misalnya para lulusan dapat memenuhi harapan orang tua dan pemerintah dan pemimpin perusahan dalam hal menjalankan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan.
3. Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas) : para lulusan memiliki kompetensi dalam dunia kerja dan dalam pengembangan masyarakat sehingga mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial.
2.1.3 Sekolah bermutu
Berkenaan dengan sekolah bermutu, ada beberaa model (karateristik) sekolah bermutu yang dikemukakan oleh Jerome S.Arcaro (2007) dianataranya adalah : pertama , fokus pada kostumer. Dalam meningkatkan penyelenggaraan mutu pendidikan sekolah harus melayani kebutuhan konsumen baik internal maupun eksternal; kedua , keterlibatan total .Semua komponen yang berkepentingan harus terlibat secara langsung dalam pengembangan mutu; ketiga, pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan cara evaluasi, evaluasi ini dijadikan acua dalam meningkatkan penyelenggaraan mutu pendidikan; keempat, komitmen. Hal lain yang menyangkut pendidikan bermutu adalah adanya komitmen bersama terhadap budaya mutu; kelima, memandang pendidikan sebagai sistem. Pandangan seperti ini akan dapat mengeliminasi pemborosan dari pendidikan dan dapat memperbaiki mutu setiap proses pendidikan; keenam, perbaikan berkelanjutan. Prinsip dasar mutu adalah perbaikan secara terus menerus ( berkelanjutan ) langkah ini dilakukan secara konsisten menemukan cara menangani masalah dan membuat perbaikan yang diperlukan.
Model sekolah bermutu dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. model sekolah bermutu
Dalam rangka mengetahui mutu di suatu sekolah dengan cara mengukr kekuatan dan kelemahan.
Pilar mutu Kekuatan Kelemahan
Fokus pada konsumen Seara berkala mengadakan pertemuan dengan staf, siswa , orang tua, dan wakil-wail komunitas untuk merumuskan keinginannya Kurang menanggapi keluhan staf, siswa, orang tua atau komunitas
Keterlibatan total Para staf sama-sama bertanggung jawab untuk memecahkan masalah saat pengembangan sekolah bermutu Secara umum staf menunggu manajemen untuk memecahkan masalah
Pengukuran Mengumpulkan data untuk mengukur perbakan dan untuk mengembangkan solusi Tidak mencatat kemajuan hanya berjalan menuju lasalah berikutnya
Komitmen Menejemen memberikan pelatihan sistem dan pross yang dibutuhkan untuk mengubah cara kerja guna memperbaiki mutu dan menigkatkan produktivitas Dukungn untuk mutu terisolasi dan tida diakui oleh staf, siswa dan komunitas
Perbaikan berkelanjutan Secara konstan mencari cara untuk memperbaiki setiap pross pendidikan Mengisi dengan hal – hal sebagaimana adanya sekalipun ada masalah tidak menganggapnya sebagai masalah
Tabel 2. Contoh analisis mutu sekolah
Keberhasilan penerapan menejemen mutu di sekolah diukur dari tingkat kepuasan pelanggan, seperti yang dikemukakan oleh Tim Depdiknas (1999) bahwa keberhasilan sekolah mencakup hal – hal sebagai berikut :
1. siswa puas dengan layanan sekolah, ysitu dengan pelajaran yang diterima, perlakuan guru, pimpinan, puas dengan fasilitas yang disediakan sekolah, atau dengan kata lain siswa menikmati situasi sekolah dengan baik.
2. Orang tua siswa merasa puas dengan layanan terhadap anaknya, layanan yang diterimanya dengan laporan tentang perkembangan kemajuan belajar anaknya, dan program yang dijalankan sekolah.
3. Pihak pemakai atau penerima lulusan puas karena menerima luusan dengan kualitas baik
4. Guru dan karyawan puas dengan layanan sekolah, dalam bentuk pembagian kerja, hubungan dan komunikasi antar guru/ pimpinan , karyawan, gaji yang diterima , atau layanan yang lainnya.
Popisupiatin ( 2010 ) menjelaskan bahwa rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ditandai dengan banyaknya lulusan yang tida dapat diserap oleh pendidikan di atasnya. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat kemampuan, keterampilan dan pengetahuan mereka, artinya output lulusan tidak mempunyai kualitas yang sesuai tuntutan persyaratan pengguna lulusan. Menurut Beeby dalam Noesan (2003 ) dapat dilihat dari perspektif ekonomi, sosiologi dan pendidikan. Dari perspektif ekonomi, pendidikan yang bermutu dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Menurut Nur Zazin ( 2011, 65) ditinjau dari sisi Sosiologis mutu pendidikan berarti pendidikan yang bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan lingkungannya dalam hubungan dengan kelompok, perkembangn budaya, serta mempersiapkan masyarakat untuk menerima perubahan dan perkembangan teknologi.
Sedangkan mutu pendidikan di suatu sekolah dapat dilihat dari 5 (lima) macam penilaian sebagai berikut,
a. Prestasi siswa yang dihubungkan dengan norma nasional dan agama dengan menggunakan skala nilai ( bidang akademik )
b. prestasi siswa yang berhubungan dengan kemampuan ( non akademik )
c. kualitas belajar mengajar
d. kualitas mengajar ( kurikulum yang dilaksanakan )
e. kinerja sekolah ( pengelolaan sekolah )
2.2 Kepemimpinan
Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya kelak. Manusia sebagai pemimpin minimal mampu memimpion dirinya sendiri.
Kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur,memfasilitasi aktivitas dan hubungan didalam kelompok atau organisasi. Menurut Stogdill (1974) definisi kepemimpinan adalah (1) focus dari proses kelompok, (2) penerimaan kepribadian seseorang, (3) seni mempengaruhi perilaku, (4) alat untuk mempengaruhi perilaku , (5) suatu tindakan perilaku, (6) bentuk dari ajakan (persuasi) , (7) bentuk dari relasi yang kuat, (8) alat untuk mencapai tujuan, (9) akibat dari interaski, (10) peranan yang differensial, dan, (11) pembuat struktur.
Kepemimpinan melibatkan proses yang berpengaruh yang berkaitan dengan memudahkan kerja kolektif dan memberikan pengaruh,cara memberi pengaruh,dan hasil dari pengaruh.
Karakteristik pemimpin terdiri dari :
1. Cirri(motivasi,kepribadian, dan nilai)
2. Keyakinan dan optimism,
3. Keterampilan dan keahlian.
4.Perilaku.
5. Integritas dan etika,
6. Taktik pengaruh.
7. Sifat pengikut. (Yukl.G. 2005)
Kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill dalam Mihdar.F. 2012 adalah:
1. Suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham
2. Suatu bentuk persuasi dan inisiasi
3. Suatu kepribadianyang memiliki pengaruh
4. Suatu tindakan dan perilaku
5. Titik sentral proses kegiatan kelompok
6. Hubungan kekuatan/kekuasaan
7. Suatu hasil dari interaksi
8. Peran yang diperoleh
9. Inisiasi (permulaan)struktur
Kepemimpinan Menurut Blanchard dalam Mihdar.F. 2012 adalah:
Kepemimpinan proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan didalam situasi tertentu. Berdasarkan difinisi itu kepemimpinan akan terjadi jika dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi prilaku orang lain baik secara perorangan ataupun kelompok.
Sebagian besar definisi kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dilaksanakan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas – aktivitas serta hubungan –hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Nilai – nilai etika dan budaya
Peristiwa misi pengarahan, kegiatan - hasil
tujuan,sasaran, kegiatan
keterbatasan (memimpin
bertindak kerja )
situasi-situasi lingkungan dan
harapan
Gbr.2 model umum komsep kepemimpinan (Immegart, 1990)
2.2.1 Integritas Kepala Sekolah
Pada bidang pendidikan, orang yang mempunyai kewenangan structural yang terletak pada garis otoritas, dimulai dari Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, dan seterusnya. (Kepemimpinan, Tiong :1997 dalam Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah) mengungkapkan karakteristik kepala sekolah yang efektif
1) Kepala sekolah yang adil dan tegas dalam mengambil keputusan
2) Kepala sekolah yang membagi tugas secara adil kepada guru
3) Kepala sekolah yang menghargai partisipasi staf
4) Kepala sekolah yang memahami [perasaan guru
5) Kepala sekolah yang memiliki visi dan berupaya melakukan perubahan
6) Kepala sekolah yang terampil dan tertib
7) Kepala sekolah yang berkemampuan dan efisien
8) Kepala sekolah yang memiliki dedikasi dan rajin
9) Kepala sekolah yang tulus
10) Kepala sekolah yang percaya diri.
Cirri – cirri kepemimpinan efektif kepala sekolah di abad ke-21
1) Kepemimpinan yang jujur, membela kebenaran, dan memiliki nilai – nilai utama
2) Kepemimpinan yang mampu dan mau mendengarkan suara guru, siswa, orang tuadan anggota komite sekolah
3) Kepemimpinan yang menciptakan gvisi yang realistis sebagai miliki bersama
4) Kepemimpinan yang percaya berdasarkan data yang ada
5) Kepemimpinan yang dimulai dengan interopeksi dan refleksi terhadap diri sendiri dulu.
6) Kepemimpinan yang melibarkan semua sumber daya manusia di sekolah, mengatasi hambatan-hambatan untuk berubah baik secara personal maupun organisasional
Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran di suatu sekolah.bKepala sekolah bukanhanya sekedar kedudukan atau jabatan tetapi merupakan suatu pekerjaan yang penuh dengan tanggung jawab , komitmen, jujur, adil dan memiliki visi yang teguh serta konsekuen terhadap hal-hal yang telah ditetapkannya untuk menyelenggarakan proses pembelajaran. Kepala sekolah dituntut mampu menerjemahkan kepada guru, karyawan dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran tentang visi, misi, nilai-nilai, strategi, transformasidan keterampilan dalam menghadapi dinamika yang timbul, tumbuh dan berkembang di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah harus memiliki integritas yang tinggi sehinga kekuatan kepemimpinannya membawa pengaruh ke arah positif bagi pertumbuhan dan pengajaran di sekolah.
Menurut Harefa (2000;147) integritas adalah maintaining social, ethical, and organizational norm,firmly adhering to code of conductand ethical principle. Dengan pengertian tersebut integritas diterjemahkan menjadi tiga kunci yang dapat di mati (observable). Pertama menunjukkan kejujuran, yaitu bekerja dengan orang lain secara jujur dan benar, menyajikan data dan informasi secara lengkap dan akurat. Kedua, memenuhi komitmen yaitu melakukan apa yang telah dijanjikan dan tidak membocorkan rahasia. Ketiga, berprilaku secara konsisten yaitu menunjukkan tidak adanya kesenjangan antara kata dan perbuatan.
2.3 Partisipasi masyarakat
Apabila kita melihat fenomena di masyarakat, seakan-akan ada
jurang pemisah antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat. Ada pula anggapan bahwa sekolah hanya sekadar tempat penitipan anak karena orang tua tidak mempunyai waktu dan kemampuan untuk mendidik anaknya. Penghargaan orang tua dan masyarakat terhadap sekolah menjadi rendah, mungkin karena mereka merasa telah memberikan imbalan yang cukup kepada sekolah. Padahal jika dibandingkan dengan hasil yang dicapai anak berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa tidak seimbang dengan imbalan yang dibayarkan orang tua kepada sekolah. Komunikasi antara orang tua dan masyarakat dengan sekolah jarang terjadi.
Hubungan antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat perlu dipererat sehingga tanggung jawab pendidikan bukan hanya dibebankan kepada sekolah. Dengan terbentuknya komite sekolah, diharapkan menjadi penghubung antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat, sehingga mereka dapat diberdayakan secara optimal dalam pendidikan. Orang tua dan masyarakat harus diajak aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Mereka harus ikut menentukan dan membuat program bersama sekolah dan pemerintah. Mereka harus ikut aktif dalam kegiatan- kegiatan pembelajaran maupun non instruksional. Orang tua harus menyediakan waktu untuk berkunjung ke sekolah dan kelas untuk mengontrol pendidikan anaknya, berdiskusi dengan guru untuk mengetahui hambatan dan kemajuan yang dihadapi anaknya.
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XV pasal 54 dinyatakan bahwa :
(1) Peran masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggraan mutu layanan pendidikan.
(2) masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan.
Kata partisipasi ditinjau dari segi etimologis menurut Suwanto (1983) merupakan : Meminjam dari bahasa Belanda “participation” yang sebenarnya dari bahsa latin “participatio”. Perkataan “participatio” sendiri terdiri dari dua suku kata yakni pars dan copere yang berarti mengambi bagian. Perkataan “participatio” sendiri berasal dari kata kerja “participare” yang berarti ikut serta. Dengan demikian partisipasi mengandung pengertian aktif, yakni adanya kegiatan atau aktifitas.
Davis (1962) mengatakan “participation is define as mental and emotional envolepment of a person in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share responsibility in them”. Maksudnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental dan emosional seorang individu dalam situasi kelonpok tertentu yang mendorongnya untuk mendukung atau menunjang tercapainya tujuan-tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab terhadapnya.
Menurut Siagian (1985) bahwa partisipasi itu ada yang bersifat aktif dan pasif. Partisipasi pasif dapat berarti bahwa dalam sikap perilaku dan tindakannya tidak melakukan hl – hal yang mengakibatkan terhambatnya suatu kegiatan, dan partisipasi aktif berwujud :
Turut memikirkan nasib sendiri dengan memanfaatkan lembaga sosial dan politik yang ada di masyarakatsebagai saluran aspirasinya. Menunjukkan adanya kesadaran bermasyarakat dan bernegara yang tinggi dengan tidak menyerahkan penentuan nasib kepada orang lain, seperti kepada pimpinan baik yang sifatnya formal maupun informal. Kerelaan melakukan pengorbanan yang dituntut oleh pembangunan demi kepentingan bersama yang luas dan penting.
Mengacu pada pendapat tersebut, membuka kemungkinan bagi setiap anggota masyarakat untuk memberikan kontribusi / sumbangan demi terbina dan terwujudnya masa depan yang lebih baik.
Partisipasi adalah pross aktif dan inisiatif yang mncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi tiga faktor pendukungnya, yaitu : adanya kemauan, adanya kemampuan dan adanya kesempatan untuk berpartisipasi. Lebih lanjut Soetrisno dalam Finna Rizqina (2010) menyatakan bahwa ada definisi yang beredar di masyarakat salah satunya adalah partisipasi rakyat dalam pembangunan merupakan kerjasama yang erat antara perencana dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangka hasil pembangunan yang telah dicapai.
Menurut definisi ini ukuran tinggi rendahnya partisipasi masyarakat tidak hanya diukur denga kemauan saja, tetapi juga dengan ada tidaknya hak untuk ikut menentukan arah dan tujuan program yang ada di wilayah mereka. Dengan demikian dari deinisi tersebut dapt dirangkum indikator partidipasi masyarakat sebagai berikut :
a) ikut serta mengajukan usul atau pendapat mengenai usaha-usaha yang akan dilakukan secara langsung ataupin melalui lembaganya
b)ikut serta bermusyawarah dalam pengablan keputusan
c) ikut serta melaksnakan apa yang telah diputuskan dalam musyawarah termasuk dalm hal ini adala memberikan sumbangan, baik berupa uang ,tenaga atau material lainnya.
d) ikut serta mengawasi pelaksanaan keputusan bersana
e) ikut serta bertanggung jawab terhadap berhasilnya program yang telah ditentukan bersama
f) ikut serta menikmati dan memlihara hasil hasil dari kegiatan tersebut.
Menurut Purwanto dala Supriono dan Ahmad (2001) ada tiga jenis hubungan masyarakat yang dapat dikembangkan, yaitu a) hubungan edukatif, maksudnya adalah hubungan kerjasama dala hal mendidik siswa, antara di lingkungan sekolah dan keluarga b) hububgan kultural, adalah usaha kerjasama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat dimana sekolah itu berada c) hubungan institusional, yaitu hubungan kerjasama antara sekoah-sekolah dan instansi resmi lainnya.
2.3.1 Pemberdayaan Komite Sekolah
Desentralisasi pendidikan di tingkat sekolah merupakan satu bentuk desentraliasasi yang langsung sampai ke ujung tombak pendidikan di lapangan. Jika kantor cabang dinas pendidikan kecamatan, dan dinas pendidikan kabupaten/kota lebih memiliki peran sebagai fasilitator dalam proses pembinaan, pengarahan, pemantauan dan penilaian, maka sekolah seharusnya diberikan peran nyata dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Hal ini disebabkan karena proses interaksi edukatif di sekolah merupakan inti dari proses pendidikan yang sebenarnya. Oleh karena itu, bentuk desentralisasi pendidikan yang paling mendasar adalah yang dilaksanakan oleh sekolah dengan menggunakan Komite Sekolah sebagai wadah pemberdayaan peran serta masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004, dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat perlu dibentuk Dewan Pendidikan di tingkat kabupaten/kota, dan Komite Sekolah di tingkat satuan pendidikan. Amanat rakyat dalam undang-undang tersebut telah ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tanggal 2 April 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dalam Kepmendiknas tersebut disebutkan bahwa peran yang harus diemban Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah adalah: (1) sebagai advisory agency (pemberi pertimbangan); (2) supporting agency (pendukung kegiatan layanan pendidikan); (3) controlling agency (pengontrol kegiatan layanan pendidikan); dan (4) mediator atau penghubung atau pengait tali komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah.
Untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat, sekolah harus dapat membina kerja sama dengan orangtua dan masyarakat, menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan warga sekolah. Itulah sebabnya, sangat diperlukan manajemen partisipatif yang melibatkan peran serta masyarakat sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama, untuk mencapai keberhasilan bersama. Dengan demikian, prinsip kemandirian dalam otonomi sekolah adalah kemandirian dalam nuansa kebersamaan. Hal ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip yang disebut sebagai total quality management, melalui suatu mekanisme yang menekankan pada mobilisasi kekuatan secara sinergis yang mengarah pada satu tujuan, yaitu peningkatan dan pengendalian mutu, serta kesesuaian pendidikan dengan pengembangan masyarakat.
Partisipasi masyarajat melalui komite sekolah adalah bentuk –bentuk partisipasi , keterlibatan atau dukungannya sebagai anggota masyarakat bersama sama pihak sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Hubungan antara sekolah dan masyarakat telah menjadi tuntutan yang harus dilakukan semua sekolah. Pada buku panduan penyelenggaraan pendidikan berbasis luas dan berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup telah dinyatakan secara tegas bahwa sekolah harus meiliki kerjasama dengan masyarakat yang diwadahi dalam bentuk komite sekolah.
Komite sekolah memiliki kedudukan yang kuat, karena telah termaktup dalam UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, khususnya pasal 56 ayat (1),(2),(3) dan (4). Pasal 56 (3) menyebutkan bahwa komite sekolah, sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga , sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
2.4 Kerangka Pikir dan Paradigma Teori
2.4.1 Hubungan partisipasi masyarakat dengan mutu sekolah
Pengertian hubungan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat berbeda pngertiannya dengan hubungan sekolah dengan wali murid. Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat ( wali murid dan bukan wali murid). Peningkatan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah merupakan realisasi konkrit atas dasar konsep pendidikan yang menyebutkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana komunikasi yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan peserta didik di sekolah.Dalam hal ini sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.
2.4.2 Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan mutu sekolah
Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang berat, mengingat perannya yang sangat besar, membutuhkan kewibawaan dan kepandaian dalam membuat langkah – langkah baru sebagai jawaban kebutuhan masyarakat. Hal ini sebagaimana ditulis oleh Bernard Kutner dalam Bagaimana menjadi pemimpin yang baik (1989, 152) “ dalam kepemimpinan tidak ada asas yang universal , yang nampak ialah proses kepemimpinan dan pola hubungan antar pemimpinnya. Fungsi utama kepemimpinan terletak dalam jenis khusus dari perwakilan (group representation). Seorang pemimpinharus mewakili kelompoknya sendiri. Mewakili kelompoknya mengandung arti bahwa sipemimpin mewakili fungsi administrasisecara eksekutif. Ini eliputi koordinasi dan integrasi berbagai aktivitas,kristalisasi kebijaksanaan kelompok dan peniaian terhadap macam peristiwa yang baru terjadi dan membawakan fungsi kelompok. Selain itu seorang pemimpin juga merupakan perantara dari orang dalam kelompoknya diluar kelompoknya.
Pemimpin pendidikan dalam hal ini adalah Kepala sekolah, sebagai seorang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di lembaga pendidikan harus memliki kesiapan dan kemampuan untuk membangkitkan semangat kerja personal.Kepala sekolah berperan sentral terhadap kemajuan dan kemunduran sebuah organisasi yang bernama sekolah.
2.4.3 Hubungan partisipasi masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu sekolah
Masyarakat adalah pihak yang bisa merasakan langsung dampak dari keberadaan suatu sekolah.
Kepemimpinan dapat dipahami bahwa kepemimpinan merupakan proses yang berisi rangkaian kegiatan yang melibatkan sekelompok orang yang dalam proses tersebut terjadi aktivitas mempengaruhi, memotivasi menggerakkan dan mengarahkan pikiran dan perasaan pihak lain ke arah yang telah disepakati bersama. Kepala skolah adalah seorang yang berperan besar , sangat sentral dalam pengelolaan sebuah sekolah.
2.5 Kerangka pikir
Kerangka pikir merupakan konsep yang memuat ketekaitan antara variable-variabel dalam penelitian sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang timbul.Pokok permasalahan dalam penelitian ini ada tiga factor, yaitu peran masyarakat, kepemimpinan kepala sekolah dan peningkatan mutu sekolah. Yang menjadi indikator peran masyarakatl menurut Menurut yaitu:
1. Ikut serta mengajukan usul atau pendapat.
2. Ikut serta bermusyawarah mengambil keputusan.
3. Ikut serta melaksanakan apa yang telah diputuskan
4. Ikutg serta mengawasi pelaksnaan keputusan
5. Ikut bertanggung jawab terhadap hasil.
Ikut serta menikmatgi dan memelihara hasil kegiatan (Soetrisno, 1995)
Yang menjadi Indikator dalam Kepemimpinan yaitu:
1. Membimbing
2. Membuat struktur
3. Memfasilitasi aktivitas
4. Memfasilitasi hubungan dalam kelompok atau organisasi. (Yukl.G.2005)
Yang menjadi indikator mutu sekolah yaitu
a. Prestasi siswa
b. Suasana belajar
c. Kurikulum yang dilaksanakan
d. Kualitas guru
e. Pengelolaan sekolah
(Popiastin, 2010)
Dari beberapa faktor diatas diperoleh hubungan antara partisipasi masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah, maka dapat dikemukakan dalam bentuk bagan kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 3 Kerangka Pikir Hubungan Antar Variabel
2.6. Rumusan Hipotesis
Gambar 3. Kerangka pikir hubungan antar variabel
Berdasarkan Tinjauan pustaka dan kerangka pikir tersebut maka dapat
dirumuskan dengan Hipotesis sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan antara partisipasi masyarakat dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses.
b. Terdapat Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan
mutu sekolah di SMA Tri Sukses
c. Terdapat Hubungan Antara partisipasi masyarakat dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses.
Hipotesis tersebut akan diuji kebenarannya pada akhir analisis data apakah pernyataan hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Bila Ha diterima berarti :
a. Terdapat hubungan yang positif antara partisipasi masyarakat dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses.
b. Terdapat Hubungan yang positif antara Kepemimpinan Kepala Sekolah
dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses
c. Terdapat Hubungan yang positif Antara partisipasi masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses
Sebaliknya bila Ha ditolak berarti :
a. Tidak terdapat hubungan antara partisipasi masyarakat dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses
b. Tidak terdapat Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses
c. Tidak terdapat Hubungan Antara peran masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif korelasi , yaitu penelitian dengan tujuan untuk melihat hubungan gejala dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain ( Notoatmojo, 2002). Dalam hal ini peneliti bermaksud melihat hubungan partisipasi masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah di SMA Tri Sukses.
3.2 Variabel Penelitian
a. Variabel bebas adalah: sejumlah gejala atau faktor-faktor atau unsur-unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variable lain. Yang menjadi variable bebas (X1) adalah partisipasi masyarakat dan Variabel bebas (X2) adalah Kepemimpinan Kepala Sekolah .
b. Variabel terikat adalah: factor-faktor atau unsur-unsur yang dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variable bebas tertentu. Yang menjadi variable terikat adalah mutu sekolah
3.3 Difinisi Operasional
1. Yang dimaksud dengan partisipasi masyarakat dalam penelitian ini adalah keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan suka rela baik karena alasana dalam dirinya atau dari luar drinya. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan disalurkan melalui sebuah lembaga yang disebut Komite Sekolah.
2. Yang dimaksud dengan Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah Proses dalam mempengaruhi kegiatan seseorang dalam usahanya mencapai tujuan tertentu didalam situasi tertentu.Terdiri dari 1. Membimbing 2. Membuat stuktur 3. Memfasilitasi aktivitas . 4. Memfasilitasi hubungan dalam kelompok atau organisasi.
3. Yang dimaksud dengan mutu sekolah adalah .
3.4 Pengukuran Variabel
1. Variabel Mutu Sekolah Diukur dengan Indikator
1) Prestasi siswa
2) Suasana belajar
3) Kurikulum yang dilaksanakan
4) Kualitas guru
5) Pengelolaan sekolah
2. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah diukur dengan indikator.
1) Membimbing
2) Membuat struktur
3) Memfasilitasi aktivitas
4) Memfasilitasi hubungan dalam kelompok atau organisasi
3. Variabel partisipasi masyarakat diukur dengan Indikator
1) mengajukan usul atau pendapat
2) ikut bermusyawarah
3) melaksnakan hasil keputusan
(4) mengawasi pelaksnaan keputusan
(5) bertanggung jawab terhadap hasil kegatan.
(6) menikmati dan memihara
3.5 Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian bertempat di SMA TRI SUKSES Natar Lampung selatan
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini memerlukan waktu selama 4 bulan terhitung dari bulan
Meii 2014 sampai bulan agustus 2014.
Tabel.1 Jadwal Rencana Persiapan Penelitian
No Kegiatan Bulan Minggu ke
Mei Juni Juli Agustus
Persiapan X x x X
Pelaksanaan x X X X x x X
Penyusunan Laporan x X X x x
3.5.1. Pengumpulan Data
Alat yang dipakai dalam penelitian ini berupa kuisioner dan pengamatan.Kuisioner merupakan alat pengumpul data yang berupa pertanyaan yang diisi oleh responden kegunaannya adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian
2. Memperoleh informasi yang validitas dan reliabilitas.
3.5.2. Metode Penelitian
Penulisan ini bertujuan untuk mengambarkan hubungan yang terdapat pada partisipasi masyarakat dan kepemimpinan Kepala Sekolah dengan peingkatan mutu sekolah di SMA Tri Sukses , karena bertujuan untuk menggambarkan kondisi yang ada, maka penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat kualitatif.
Menururt Hadari Nawawi (1993:63) penelitian deskirptif yaiotu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang,lembaga,masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana mestinya. Lebih lanjut Hadari Nawawi menyimpulkan ciri metode deskriptif yaitu
1. Memusatkan perhatian pada masalah – masalah yang ada saat penelitian dilakukan atau masalah – masalah yang bersifat actual.
2. Menggambarkan fakta-fakta tentag masalah yang diselidiki sebagaimana mestinya, diiringi dengan interpretasi yang rasional dan kuat.
3.6. Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja, tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek tersebut ( Alimul, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh tenaga pendidik (guru) dan tenaga non kependidikan beserta komite sekolah yang bukan guru di SMA Tri Sukses berjumlah 55 orang.
3.6.2 Sampel
Sample adalah bagian dari populasi yang akan ditelit ( Alimuk, 2007 ). Sample dalam penelitian ini adalah guru, staf dan komite sekolah. Teknik pengambilan sample dalam penelitian in i adlah aksidental sampling yaitu suatu teknik penetapan sample yang dilaukan dengan kebetulan bertemu diambil dan langsung dijadikan sample utama ( Alimul, 2007 ). Besar sample yang akan digunakan dalam penelitian menggunakan rumus :
n = N
1 + N (d2)
n= Besar Sample
N = Besar populasi
d = Tingkat ketepatan ( 5 % )
Jadi , bila mengacu pada rumus tersebut dengan menggunakan teknik aksidental sampling maka di dapat jumlah sample yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
diketahui
n = 55 orang
d = 5 % ( 0,05 )
n = 55
jadi n = 55
1 + 55 (0,052)
= 55
1 + 0,14
= 48,25 48
Jadi jumlah sample yang digunakan dalam peneltian ini adalah 48 orang.
3.6.3 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
(a) Kuisioner yaitu memberikan lembaran pertanyaan yang seterusnya akan diisi oleh responden,
(b) observasi yaitu dengan melakukan pengamatan di lapangan tentang kondisi yang terjadi dan
(c) tinjauan pustaka yaitu dengan menggunakan buku – buku bacaan juga melalui penggunaan internet sebagai referensi dan informasi tambahan .
3.7. Instrumen Penelitian
3.7.1 Prosedur penyusunan Instrumen
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara pembuatan angket atau kuisioner Tahap awal yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Pengadministrasikan instrument, yang meliputi:
1. Menetapkan jenis instrument pengumpulan data yang akan digunakan(sesuai desain penelitiannya)
2. Menyusun instrument pengumpulan data
3. Mencobakan instrument
4. Menetapkan format dan isi instrument yang telah diuji kebakuannnya
3.7.2 Kisi-Kisi Instumen
Pengertian kisi-kisi instrument adalah sebuah table yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyususunan instrument menunjukkan, kaitan antara variable yang diteliti dengan sumber data dari mana akan diambil , metode yang digunakan dan instrument yang disusun(Arikunto,2010:205)
Adapun indikator dari masing-masing variable Nampak dalam table 2 tentang kisi-kisi kuisioner berikut ini.
Tabel. 2 Kisi-kisi Kuisioner untuk variable parisipasi masyarakat
No Indikator Prediktor Jml soal No
Soal
1. Mengajukan usul 1.Memahami visi dan misi sekolah
2..Memiliki ide – ide yang disampaikan
3. Berani mengemukakan pendpat 1
1
1 1,2
3
4,5
2. Ikut bermusyawarah 1. Mengikuti rapat komite atau rapat ttg pengembangan sekolah
2. Tingkat kehadiran pada rapat > 75%
3. Terlibat dalam kepengurursan komite sekolah 1
1
1 6
7
8,9
3. Ikut melaksanakan hasil keputusan 1. Mendukung dan menyetujui besaran dana komite
2. Bertanya tentang pelajaran dan fasilitas sekolah
3. Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan anak tentang perkembangan dan suasana sekolah 2
1
2
10,11
12
13,14
4. Ikut mengawasi 1. berkunjung ke sekolah/BK
2. melakukan komunikasi dengan pihak seolah berkait kegiatan dan perkembanan anak 1
1 15
16
5. Ikut bertaggung jawab 1. komite memiliki program kerja
2.Orang tua terlibat dalam berbagai kegiatan kelas / sekolah 2
1
17,18
19
6 Menikmati dan memlihara 1. Memiliki keluarga berstatus warga sekolah
2. megikutkan kegiatan ekskul
1
2 20
21,22
Tabel. 3 Kisi-kisi Kusioner untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah
No Indikator Prediktor Jml soal No
Soal
1. Membimbing
1. kepala sekolah mampu mengkomunikasikan visi dan misi sekolah kepada warga sekolah
2. kepala sekolah menjalankan sekolah menuju pada pencapaian visi dan misi
3.kepala sekolah mampu mendemonstrasikan pengetahuan tentang sekolah dan siswanya
4.kepala sekolah mampu memberikan supervisi yang mengarah pada peningkatan pembelajaran
5. kepala sekolah menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan guru / staf berkait kendala ataupun program kerja.
6. Kepala sekolah berani untuk menegur bawahan 6 23,24,
25,26,
27,28
2. Membuat struktur
1. Kepala sekolah Munyusun struktur organisasi.
2. Kepala sekolah dihargai oleh warga sekolah termasuk masyarakat
3. kepala sekolah mempunyai rencana pengembangan sekolah yang dilaksanakan, ditinjau ulang dan dimonitor secara teratur. 3 29,30
31
3. Memfasilitasi aktivitas
1. Kepala sekolah menerima orangtua dan maysrakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah
3. Mengadakan rapat dan pertemuan dengan orangtua dan komite secara berkala
5.Menganggarkan dana untuk kegiatan sekolah
6.Kepala sekolah meminta dan menerima masukan dari orang tua dan masyarakat tentang kepuasan kinerja sekolah 6
32,33
34,35
36,37
4. Memfasilitasi hubungan dalam kelompok atau organisasi. 1.memiliki tenaga humas
2. sekolah mempunyai hubungan dengan sekolah lain,organisasi pemerintah,pusat pelayanan masyarakat
3. Kepala sekolah menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan orantua.
4. Kepala sekolah selalu berusaha mencarikan jalan
Keluar setiap permaslahan melibatkan masyarakat 4 38,39
40,41
Tabel. 4 Kisi-kisi Kuisioner untuk mutu sekolah
No Indikator Prediktor Jml soal No Soal
1. Prestasi siswa
1. memiliki siswa berprestasi akademik
2. memiliki siswa / team berprestasi nonakademik
3.orang tua memahami dan puas dengan tingkat informasi yang diberian tentang anak mereka
4. orang tua diberikan informasi tentang perkembangan akademik dan nonakademik siswa
5. Informasi yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuan mereka bersifat membimbing 5 41,42
43,44
45
2. Suasana
1.gedung,halaman dan peralatan sekolah bersih dan terawat
2. mekanisme partisipasi siswa dalam organisasi sekolah jelas
3.Maysrakat dapat melihat hubungan yang positif antara sekolah dan lingkungannya
4. guru dan orangtua serta siswa mengetahui dan memahami aturan sekolah
5. isu-isu seperti gangguan terhadap siswa dan disiplin siswa didiskusikan dengan warga sekolah dan komite sekolah.
6. sekolah melakukan kerjasama anatar unit pendukung dan pusat layanan masyarakat yang lebih luas
7. sekolah menyediakan unit pendukung
8. siswa memiliki akses yang mudah terhadap semua unit pendukung tersebut.
9. sekolah didukung dengan teknologi yang memadai 5 46,47
48,49
50
3. Kurikulum yang dilaksanakan
1. kurikulum yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
2. sekolah menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler
3. guru dapat menjelaskan kepada orangtua bagaimana kurikulum dijabarkan dan diberikan kepada siswa
4. sekolah menyediakan program khusus bagi siswa yang mempunyai kebutuhan khusus termasuk siswa yang memiliki kemampuan melebihi rata-rata. 4 51,52
53,54
55
4. Kualitas guru
1. guru telah tersertifikasi
2.rinciankualifikasi guru terpajang
3. guru mampu menggunakan berbagai pendekatan mengajar
4.guru merasa nyaman bekerja di sekolah
5. guru mengikuti berbagai program pengembangan profesi
6. guru mengundang orantua dan masyarakat membantu kegitan kelas
7.guru dan orang tua mampu berdiskusi masalah pembelajaran dan nonpembelajaran yang timbul
8. > 75% guru memahami dan mampu mengoperasionalkan IT dengan baik 7 56,57
58,59
60,61
62
5 Pengelolaan sekolah 1. Orangtua dan komite sekolah puas dengan alokasi dana dan kepuusnnya
2. sekolah menyedikan staf administrasi yang memadai untuk mendukung operasionalsekolah
3. staf administrasi sekolah mengenal siswa dan orang tuanya
4.sekolah mempunyai fasilitas fisik lain
5. sekolah menyediakan waktu untuk guru merencanakan dan elakukan pengembangan diri
6. jumlah siswa sesuai dengan petunjuk operasional sekolah dan pengaturan kelas
7.sekolah memajang RAPBS
8. Sekolah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja
9. sekolah melaporkan kegiatan dan pendanaan terhadap stakeholders
10.sekolah reonsif terhdap kebutuhn dan aspirasi masyarakat 10 63,64
65,66
67,68
69,70
71,72
3.7.3 Skoring (Pemberian Nilai)
Sebelum menetapkan skor perlu terlebih dahulu dijelaskan alternative jawaban yang digunakan. Dalam pengukuran ini variable bebas diukur dengan menggunakan skala likert yaitu suatu cara sistematik untuk member skor dalam kuisioner yang dibagikan. Ada 5 alternatif jawaban untuk partisipasi masyarkat yaitu:
Tabel. 5 Alternatif Jawaban partisipasi masyarakat
Jawaban Nilai
- Selalu
- terkadang
- pernah sekali atau dua
- tidak
- Tidak sama sekali 5
4
3
2
1
Alternativ dari masing-masing Manajemen sekolah adalah:
1. Jawaban selalu diberi Nilai 5 skornya 100. Memiliki ide – ide pengembangan sekolah. Jika jawabannya Ya maka diberi Skor 100
2. Jawaban Sering diberi nilai 4 skornya 75. Memiliki ide – ide pengembangan sekolah . Jika jawabannya sering maka diberi nilai 75.
3. Jawaban Cukup terkadang diberi nilai 3 skornya 50. Memiliki ide – ide pengembangan sekolah Jika jawabannya Cukup Setuju maka diberi nilai 50.
4. Jawaban Tidak diberi nilai 2 skornya 25. Memiliki ide – ide pengembangan sekolah .Jika jawabannya Tidak maka diberi nilai 25.
5. Jawaban tidak sama sekali diberi nilai 1 skornya 0. Memiliki ide – ide pengembangan sekolah ..Jika jawabannya Tidak Sama sekali maka diberi nilai 0.
Ada 5 alternatif jawaban untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah yaitu:
Tabel. 6 Alternatif Jawaban Kepemimpinan Kepala Sekolah
Jawaban Nilai
- Selalu (SL)
- Sering(SR)
- Kadang-Kadang(KK)
- Jarang(JR)
- Tidak Pernah(TP) 5
4
3
2
1
Alternatif dari masing-masing Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah:
1. Jawaban Selalu(SL) diberi Nilai 5 skornya 100. Pemimpin saya menegur kepada saya jika saya salah dalam melaksanakan tugas. Jika jawabannya Selalu maka diberi Skor 100
2. Jawaban Sering(SR)diberi nilai 4 skornya 75. Pemimpin saya menegur kepada saya jika saya salah dalam melaksanakan tugas.. Jika jawabannya Sering(SR) maka diberi nilai 75.
3. Jawaban Kadang-Kadang (KK) diberi nilai 3 skornya 50. Pemimpin saya menegur kepada saya jika saya salah dalam melaksanakan tugas.. Jika jawabannya Kadang-Kadang(KK)) maka diberi nilai 50.
4. Jawaban Jarang(JR) diberi nilai 2 skornya 25. Pemimpin saya menegur kepada saya jika saya salah dalam melaksanakan tugas. Jika jawabannya Jarang(JR) maka diberi nilai 25.
5. Jawaban Tidak Pernah(TP) diberi nilai 1 skornya 0. Pemimpin saya menegur kepada saya jika saya salah dalam melaksanakan tugas.. Jika jawabannya Tidak Pernah maka diberi nilai 0.
Ada 5 alternatif jawaban untuk Kecerdasan Sosial yaitu:
Tabel. 7 Alternatif Jawaban mutu sekolah
Jawaban Nilai
- Selalu (SL)
- Sering(SR)
- Kadang-Kadang(KK)
- Pernah (P)
- Tidak Pernah(TP) 5
4
3
2
1
Alternatif dari masing-masing Kecerdasan sosial adalah:
1. Jawaban Selalu(SL) diberi Nilai 5 skornya 100. Orangtua diberikan informasi perkembangan akademik ,sosial,personal dan fisik siswa. Jika jawabannya Selalu maka diberi Skor 100
2. Jawaban Sering(SR)diberi nilai 4 skornya 75. Orangtua diberikan informasi perkembangan akademik ,sosial,personal dan fisik siswa. Jika jawabannya Sering(SR) maka diberi nilai 75.
3. Jawaban Kadang-Kadang (KK) diberi nilai 3 skornya 50. Orangtua diberikan informasi perkembangan akademik ,sosial,personal dan fisik siswa. Jika jawabannya Kadang-Kadang(KK)) maka diberi nilai 50.
4. Jawaban Jarang(JR) diberi nilai 2 skornya 25. Orangtua diberikan informasi perkembangan akademik ,sosial,personal dan fisik siswa.. Jika jawabannya Jarang(JR) maka diberi nilai 25.
5. Jawaban Tidak Pernah(TP) diberi nilai 1 skornya 0. Orangtua diberikan informasi perkembangan akademik ,sosial,personal dan fisik siswa.. Jika jawabannya Tidak Pernah maka diberi nilai 0.
3.8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.8.1. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan. untuk mendapatkan data mengukur valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan(suharsimi Arikunto, 1998:160)
Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas(r xy ). Untuk menguji kesahihan tiap butir soal kuisioner, dalam penelitian ini digunakan teknik korelasi produk moment.
Dalam menentukan validitas suatu instrumen semisal tes hasil belajar matematika bentuk uraian digunakan rumus Product Moment yaitu:
Keterangan rumus
r xy = korelasi skor item dengan skor total
N = Jumlah Subyek
X = Skor item
Y = Skor total
Selanjutnya hasil rxy dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan r table (rkritis). Bila rhitung lebih besar dengan rtabelmaka item tersebut valid dan jika r hit lebih kecil dari r table maka item tersebut tidak valid
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten, bila dilakukan pengukuran dua kali atu lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama(Noto atmodjo, 2010).
Uji Reliabilitas dilakukan setelah menguji validitas. Jika pertanyaan sudah valid semua analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas.
Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrument dalam penelitian ini adalah koefisien alpha.Kriterian suatu instrument penelitian dikatakan reliable bila koefisien reliabilitas alfha> r table maka pernyataan tersebut reliable.
3.9. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis terhadap data penelitian ,data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan kondisi setiap variable. peneliti menggunakan beberapa teknik menurut Ridwan,(2010) antara lain:
3.9.1 Analisis Data Secara Deskriptif/Kualitatif
3.9.2. Analisis Kualitatif
Analisis dilaukan dengan cara tabulasi data dari hasil penyebaran kuisioner penelitian . Kemudian dianalisis dan dideskripsikan pada table data per item pernyataan dan per indicator variable, dengan cara menghitung presentase perolehan skor kuisioner dibandingkan dengan skor maksimal yang mungkin dicapai oleh masing-masing item kuisioner.
Untuk mengetahui tingkat kekuatan pada uji kualitatif, maka hasil presentase tersebut dibandingkan dengan Kriteria sebagai berikut:
Tabel. 8 Kriteria Standar Katagori Analisis Kualitatif
Interval dalam Persen Standar Katagori
0-20 Sangat Jelek
21-40 Jelek
41-60 Cukup
61-80 Baik
81-100 Sangat Baik
3.9.2.1 Korelasi Parsial
Yaitu untuk mengetahui berapa besar hubungan antara
Partisipasi masyarakat (X1) dengan mutu sekolah (Y) Hubungan antara (X2) Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap mutu sekolah(Y).
Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan rumus
r xy = korelasi skor item dengan skor total
N = Jumlah Subyek
X = Skor item
Y = Skor total
Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan r tidak lebih dari harga(-1≤r≤+1) Apabila nilai r= -1 artinya korelasi relative sempurna r=0 artinya tidak ada korelasi : dan r =+1 berarti korelasinya sangat kuat. Artinya harga r akan dikonsultasikan dengan table interpretasi Nilai r sebagai berikut:Interpretasi Koefiosien Korelasi r
Tabel. 9 Kriteria Korelasi Parsial
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80-1,000 Sangat Tinggi
0,60-0,799 Tinggi
0,40-0,599 Cukup Tinggi
0,20-0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat Rendah
3.9.2.2 Korelasi Berganda
Yaitu untuk mengetahui berapa besar hubungan antara
Partisipasi masyarakat (X1) , Kepemimpinan Kepala Sekolah(X2) terhadap Mutu sekolah (Y) di SMA TRI SUKSES Natar Lampung Selatan.
Rumus yang digunakan adalah:
Ryx1x2=√r²yx1 + r²yx2-2 ryx1 ryx2 rx1x2
1-r²x1x2
Keterangan rumus
Ryx1x2 = Koefisien korelasi ganda antara variable X1 dan x2
ryx1= Koefisien korelasi X1 terhadap Y
ryx2 = Koefisien korelasi x2 terhadap Y
rx1x2 = Koefisien korelasi x1 terhadap X2
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi korelasi ganda di cari F hitung kemudian dikonsultasikan dengan F tabel . Lalu membandingkan F hitung dengan F tabel jika F hitung ≥ F tabel maka tolak H0 artinya Signifikan
F hitung ≤ F tabel terima H0 artinya tidak signifikan.
IV HASIL DAN INTERPRETASI
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah singkat SMA Tri Sukses
SMA Tri Sukses yang berada di bawah naungan Yayasan Nurul Huda lampung didirikan pada tahun 1997.Pada awalnya pendirian sekolah ini hanya untuk menampung santriwan dan santriwati yang mondok di Pondok Pesantren Nurul Huda, namun pada akhirnya seiring perkembangan waktu siswa – siswi nya tidak hanya dari pesantren tetapi masyarakat umum.
4.1.2 Kondisi geografis
Secara geografis SMA Tri Sukses terletak di Dusun II Desa Pemanggilan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. SMA Tri Sukses merupakan bagian dari unit pendidikan dan Yayasan Nurul Huda Lampung yang terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA Tri Sukses dan Pondok Pesantren Nurul Huda.
Masyarakat disekitar lingkungan sekolah sangat heterogen. Lokasi sekolah berjarak ± 10 km dari pusat kota Provinsi Lampung karena meskipun beradadi wilayah Kabupaten Lampung Selatan, namun letak SMA Tri Sukses berbatasan dengan Kota Bandar Lampung.
4.1.3 Visi dan Misi SMA TRI SUKSES
4.1.3.1 Visi
Mandiri Yang Cerdas, dan Berakhlakul karimah
4.1.3.2 Misi
• Melaksanakan pelayanan KBM sesuai potensi secara efektif dan efisien
• Melaksanakan KBM dengan menggunakan cara yang beragam, dengan didukung sarana yang memadai
• Melaksanakan peningkatan kualitas SDM yang mengikuti perkembangan
• Menunjukan kemampuan berpikir logis, keritis, kreatif dan inofatif dalam pengambilan ke putusan
• Menunjukan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri
• Menunjukan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
• Menunjukan kemampuan menganalisis dan memecahkan maslah kompleks
• Menunjukan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial
• Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
• Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Mengapresiasi karya seni dan budaya
• Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani serta kebersihan lingkungan
• Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun
• Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
• Menghargai perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain
• Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi
4.1.3.3. Tujuan Sekolah
• Terwujudnya sekolah bertaraf nasional
• Prosentase siswa yang diterima di perguruan tinggi ternama mencapai 10%
• Penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Arab dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
• Pencapaian tertinggi dalam lomba-lomba pada tingkat kabupaten dan provinsi
• Pelaksanaan kegiatan aplikasi akademik, non akademik, sosial dan agama
• Pemanfaatan IT dan Multimedia
• Tidak terdapat siswa yang gagal belajar
• Terbentuknya budaya mutu pada setiap unsur sekolah dlam mencapai visi dan misi
• Terbentuknya pribadi yang disiplin, kreatif, inovatif, dan taqwa
• Terciptanya lingkungan yang sesuai dengan 7K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kenyamanan, dan kerindangan)
.1.3.5. Kondisi warga sekolah SMA Tri Sukses
4.1.3.6. Tenaga Pengajar dan Karyawan
Tabel . 10 Data Tenaga Pengajar
No Nama Guru Jenis Status Tugas
Kelamin Kepegawaian Th Masa
L P GTY GTT/PNS Mulai Kerja
1 Eko Dedi Gunawan, S. Sos √ √ 2000 14 Th
2 Marta Heti M, S. Pd √ √ 1997 16 Th
3 Yoni Hisbullah, A. Md √ √ 2005 9 Th
4 Drs. Hartono √ √ 1997 16 Th
5 Drs. Madiyo √ √ 1997 16 Th
6 Rani Februarini, S. Pd √ √ 1997 16 Th
7 Ari Widiastuti, S. Pd √ √ 1997 16 Th
8 Megaria, M. PdI √ √ 1997 16 Th
9 Riduan Agus, S. Pd √ √ 2004 10 Th
10 Meiyensi, S. Pd, MM √ √ 2000 14 Th
11 Dra.Hj. Nani Widowati √ √ 2001 13 Th
12 Ahmad Muslih,M.PdI √ √ 2004 10 Th
13 Suswanto, M. PdI √ √ 2001 13 Th
14 Silvya Farantika, S.Pd √ √ 2012 Bl
15 Betty Anggraini, S.Pd √ √ 2012 6 Bl
16 Sutarmo, S. Pd √ √ 2002 12 Th
17 Slamet Raharjo, S. Pd √ √ 2002 12 Th
18 Triyanti Andalasmi, S. Pd √ √ 2003 11 Th
19 Baranur Wahyu P, STP √ √ 2008 6 Th
20 Yusmaniar, S. E. √ √ 2006 8 Th
21 Muchlisin Soleh, S. Pd. I √ √ 2006 8 Th
22 Syamsul Heriy, S. Pd √ √ √ 2006 8 Th
23 Mery Oktavia, S. Si √ √ 2008 6 Th
24 Sri Ratna Suminar, S. Pd √ √ 2007 7 Th
25 M. Fahmi Hafidz, S. Si √ √ 2008 6 Th
No Nama Guru Jenis Status Tugas
Kelamin Kepegawaian Th Masa
L P GTY GTT/PNS Mulai Kerja
26 Wira Susanto, S.S √ √ 2008 6 Th
27 Evi Yuliana, S.Pd √ √ 2006 8 Th
28 Miswati, S. Pd √ √ 2009 6 Th
29 Abdul Aziz Masthuri, S. Pd √ √ 2009 6 Th
30 Novianti, S. E √ √ 2007 7 Th
31 Antoni Prawira N, S. Pd √ √ 2008 6 Th
32 Ani Nurdiana,S.Pd √ √ 2012 2 Th
33 Estiya Hayati, S. Pd √ √ 2010 4 Th
34 Edi Siswanto, S. Pd √ √ 2010 2 Th
35 Dani Mahendra √ √ 2010 4 Th
36 Rika Putri Andini, S. Pd √ √ 2011 3 Th
37 Septiani,S.Pd √ 2012 2 Th
38 Jumiyati, S.Pd √ √ 2002 9 Th
39 Evilya Ervina Desy F, S. Ikom √ √ 2006 8 Th
40 M. Rofiqo Rifki √ √ 2011 3 Th
41 Muhammad Syafril √ √ 2011 3 Th
Tabel. 11 Formasi karyawan
No Nama Pegawai Jenis
Kelamin Staff Masa
Pendidikan
L P Terakhir kerja
1 Jumiyati, S. Pd V S-1 Bendahara 9 th
2 Evilya Ervina F, S. IKom V S-1 TU 5th
3 Umi Mahtum V SMA TU 1th
4 M. Sanusi Aji, A. Md v D 3 TU 6bln
5 Syaiful Anwar v SMA Pesuruh 8 th
Supangat v SMA Satpam 12 th
7 Heni S V D-1 Perpus 6 th
8 Dewi V SMEA Perpus 4 th
9 Hasrullah v SMP Tk.Kbun 2 th
Tabel 12 Jumlah Tenaga Pengajar Berdasarkan Mata Pelajaran
NO GURU MATA PELAJARAN JML JAM GURU YG ADA
PNS GTY GTT
1 Pendidikan Agama Islam (PAI) 36 1 1
2 Pendidikan Kewarganegaraan 36 2
3 Bahasa Indonesia 72 3 1
4 Bahasa Inggris 78 2 1
5 Matematika 81 3 3
6 Fisika 41 1 1
7 Biologi 41 2 2
8 Kimia 41 2 1
9 Sejarah 28 1 1
10 Geografi 32 1 1
11 Ekonomi 37 2 1
12 Sosiologi 34 1 1
13 Seni Budaya 24 3
14 Penjaskes 36 1 1
15 BP/BK 62 1
16 TIK 36 2
17 Ketrampilan 24 1
18 B.Jepang 10 1
19 B.Arab 12 1
20 Mulok 14 2
Gambar 3 Struktur Organisasi SMA Tri Sukses
4.1.3.7 Jumlah siswa
Tabel 13 Jumlah siswa SMA Tri Sukses pada tahun ajaran 2012 / 2013
KELAS JENIS KELAMIN JUMLAH TOTAL Jumlah
Rombel
XII IPA PUTRI 54 95 3
PUTRA 41
XII IPS PUTRI 52 95 3
PUTRA 43
XI IPA PUTRI 70 109 3
PUTRA 39
XI IPS PUTRI 36 72 2
PUTRA 36
X PUTRI 146 232 7
PUTRA 86
JUMLAH 603 18
4.2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Sebelum dilakukan pengumpulan data alat ukur yang dipergunakan, perlu diuji erlebih dahulu (Uji coba alat ukur ) untuk mengetahui apakah alat ukur itu valid atau tidak. Pelaksanaan uji validitas dilaksanakan pada tanggal 7 agustus 2014 terhadap 5 orang guru. Setelah diakukan try out sebagaimana data terlampir terhadap 3 ( tga ) variabel dan dianalisis dengan software SPSS 16.0 diperoleh data sebagaimana terlampir dalam tabel
.
4.2.1 Uji Validitas Variabel Partisipasi Masyarakat
Jika hasil r hit koefisien lebih besar dari r tab maka item tersebut dinayatakan valid, jika hasilnya lebih rebdah dari r tab maka dinyatakan tidak valid.
Tabel 14. Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi masyarakat
No No butir instrumen r hitung R tabel keterangan
1 Butir 1 .988 0,632 Valid
2 Butir 2 .810 0,632 Valid
3 Butir 3 .335 0,632 Tidak valid
4 Butir 4 .986 0,632 Valid
5 Butir 5 .986 0,632 Valid
6 Butir 6 .986 0,632 Valid
7 Butir 7 .269 0,632 Tidak valid
8 Butir 8 .331 0,632 Tidak valid
9 Butir 9 .000 0,632 Tidak valid
10 Butir 10 .458 0,632 Tidak valid
11 Butir 11 .765 0,632 Valid
12 Butir 12 .845 0,632 Valid
13 Butir 13 .842 0,632 Valid
14 Butir 14 .988 0,632 Valid
15 Butir 15 .988 0,632 Valid
16 Butir 16 -.628 0,632 Tidak valid
17 Butir 17 .988 0,632 Valid
18 Butir 18 -.359 0,632 Tidak valid
19 Butir 19 .988 0,632 Valid
20 Butir 20 .145 0,632 Tidak valid
21 Butir 21 .941 0,632 Valid
Sumber data : Hasil Uji coba 7 agustus 2014
Dari hasil analisis validitas Partisipasi Masyarakat terdapat pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan butir 3,7,8,9,10,16,18,20
4.2.1.2 Uji Vaiditas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah
Jika hasil r hit koefisien korelasi lebih besar dari r tab dinyatakan valid, jika hasilnya lebih rendah dari r tab maka dinayatakan tidak valid.
Tabel 15. Hasil Uji validitas variabel kepemimponan kepala sekolah
No No butir instrumen r hitung R tabel keterangan
1 Butir 1 .995 0,632 Valid
2 Butir 2 .994 0,632 Valid
3 Butir 3 .000 0,632 Tidak valid
4 Butir 4 .995 0,632 Valid
5 Butir 5 .995 0,632 Valid
6 Butir 6 .995 0,632 Valid
7 Butir 7 .064 0,632 Tidak valid
8 Butir 8 .465 0,632 Tidak valid
9 Butir 9 .000 0,632 Tidak valid
10 Butir 10 .995 0,632 Valid
11 Butir 11 .995 0,632 Valid
12 Butir 12 .995 0,632 Valid
13 Butir 13 .995 0,632 Valid
14 Butir 14 .995 0,632 Valid
15 Butir 15 .995 0,632 Valid
16 Butir 16 -.996 0,632 Tidak valid
17 Butir 17 .995 0,632 Vald
18 Butir 18 -.644 0,632 Tidak valid
19 Butir 19 .995 0,632 Valid
20 Butir 20 .995 0,632 Valid
21 Butir 21 .995 0,632 Valid
22 Butir 22 .995 0,632 Valid
23 Butir 23 .995 0,632 Valid
24 Butir 24 -.996 0,632 Valid
25 Butir 25 .995 0,632 Valid
26 Butir 26 -.644 0,632 Tidak valid
27 Butir 27 .995 0,632 Valid
28 Butir 28 .000 0,632 Tidak valid
29 Butir 29 .995 0,632 Valid
Sumebr data : hasil uji coba tanggal 7 agustus 2014
Dari hasil analisis validitas kepemimpinan kepala sekolah terdapat pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan butir ke 3,7,8,9,16,18,26,28
4.2.1.3 Uji Validitas Variabel Mutu Sekolah
Jika hasil r hir koefisien korelasi lebih besar dri r tab maka item tersebut dinyatakan valid, jika hasilnya lebih rendah dari r tab maka dinyatakan tidak valid.
Tabel 16. Hasil Uji Validitas Variabel Mutu Sekolah
No No butir instrumen r hitung R tabel keterangan
1 Butir 1 .712 0,632 valid
2 Butir 2 .815 0,632 valid
3 Butir 3 .943 0,632 valid
4 Butir 4 .710 0,632 Valid
5 Butir 5 .854 0,632 Valid
6 Butir 6 .706 0,632 Valid
7 Butir 7 .712 0,632 valid
8 Butir 8 .893 0,632 valid
9 Butir 9 .241 0,632 Tidak valid
10 Butir 10 .670 0,632 Valid
11 Butir 11 .860 0,632 Valid
12 Butir 12 .943 0,632 Valid
13 Butir 13 .562 0,632 Tidak valid
14 Butir 14 .712 0,632 valid
15 Butir 15 .954 0,632 valid
16 Butir 16 -.757 0,632 valid
17 Butir 17 .626 0,632 Tidak valid
18 Butir 18 -.238 0,632 Tidak valid
19 Butir 19 .535 0,632 Tidak valid
20 Butir 20 .786 0,632 valid
21 Butir 21 .893 0,632 Valid
22 Butir 22 .670 0,632 valid
23 Butir 23 .789 0,632 valid
24 Butir 24 -.576 0,632 Tidak valid
25 Butir 25 .943 0,632 valid
26 Butir 26 .031 0,632 Tidak valid
27 Butir 27 .943 0,632 valid
28 Butir 28 .450 0,632 Tidak valid
29 Butir 29 .949 0,632 Valid
30 Butir 30 .710 0,632 valid
31 Butir 31 .854 0,632 valid
32 Butir 32 .943 0,632 valid
33 Butir 33 .450 0,632 Tidak valid
34 Butir 34 .949 0,632 valid
Sumebr data : hasil uji coba tanggal 7 agustus 2014
Dari hasil analsis validitas Mutu Sekolah terdapat pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan butir ke
4.2.2 Uji Reliabilitas
4.2.2.1 Uji Reliabilitas Partisipasi masyarakat
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.915 21
Untuk menguji reliabilitas membandingkan nilai Alpha Nilai r Alpha ≥ Nilai r table, Nilai Alpha 0.915 ≥Nilai r table 0,632 sehingga ke 21 ( dua puluh satu ) pernyataan partisipasi masyarakat dinayatakan reliable.
Tabel 17. Uji Reliabilitas Variabel Partisipasi Maysrakat
No No butir instrumen r hitung Cronbach's Alpha Keterangan
1 Butir 1 .907 915 Reliabel
2 Butir 2 .905 915 Reliabel
3 Butir 3 .916 915 Tidak reliabel
4 Butir 4 .900 915 Reliabel
5 Butir 5 .900 915 Reliabel
6 Butir 6 .900 915 Reliabel
7 Butir 7 .922 915 Tidak reliabel
8 Butir 8 .916 915 Tidak reliabel
9 Butir 9 .918 915 Tidak reliabel
10 Butir 10 .914 915 Reliabel
11 Butir 11 .906 915 Reliabel
12 Butir 12 .905 915 Reliabel
13 Butir 13 .906 915 Reliabel
14 Butir 14 .907 915 Reliabel
15 Butir 15 .907 915 Reliabel
16 Butir 16 .930 915 Tidak Reliabel
17 Butir 17 .907 915 Reliabel
18 Butir 18 .934 915 Tidak Reliabel
19 Butir 19 .907 915 Reliabel
20 Butir 20 .922 915 Tidak Reliabel
21 Butir 21 .900 915 Reliabel
Sumber data: Hasil uji coba tanggal 7 Agustus 2014
4.2.2.2 Uji Reliabilitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.931 29
Nilai r Alpha ≥ Nilai r table
Nilai Alpha 0.915 ≥ Nilai r table 0,632 sehingga ke 29 ( dua pulluh sembilan ) pernyataan kepemimpinan Kepala Sekolah dinayatakan reliable.
Tabel 18. Hasl Uji Coba Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah setiap Pernyataan
No No butir instrumen r hitung Cronbach's Alpha Keterangan
1 Butir 1 .927 931 Reliabel
2 Butir 2 .924 931 Reliabel
3 Butir 3 .924 931 Reliabel
4 Butir 4 .926 931 Reliabel
5 Butir 5 .923 931 Reliabel
6 Butir 6 .926 931 Reliabel
7 Butir 7 .927 931 Reliabel
8 Butir 8 .923 931 Reliabel
9 Butir 9 .931 931 Reliabel
10 Butir 10 .927 931 Reliabel
11 Butir 11 .923 931 Reliabel
12 Butir 12 .924 931 Reliabel
13 Butir 13 .929 931 Reliabel
14 Butir 14 .927 931 Reliabel
15 Butir 15 .926 931 Reliabel
16 Butir 16 .940 931 Tidak Reliabel
17 Butir 17 .928 931 Reliabel
18 Butir 18 .940 931 Tidak Reliabel
19 Butir 19 .929 931 Reliabel
20 Butir 20 .927 931 Reliabel
21 Butir 21 .923 931 Reliabel
22 Butir 22 .927 931 Reliabel
23 Butir 23 .926 931 Reliabel
24 Butir 24 .937 931 Tidak Reliabel
25 Butir 25 .924 931 Reliabel
26 Butir 26 .942 931 Reliabel
27 Butir 27 .924 931 Reliabel
28 Butir 28 .929 931 Reliabel
29 Butir 29 .922 931 Reliabel
Sumber data : Hasil uji coba tanggal 7 Agustus 2014
4.2.2.3 Uji Reliabilitas Mutu Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.950 34
Nilai r Alpha ≥ Nilai r table
Nlai Alpha ≥ dari nilai table 0.632 sehingga ke 34 ( tiga puluh empat ) pernyataan mutu sekolah dinyatakan valid.
No No butir instrumen r hitung Cronbach's Alpha Keterangan
1 Butir 1 .948 950 Reliabel
2 Butir 2 .946 950 Reliabel
3 Butir 3 .947 950 Reliabel
4 Butir 4 .948 950 Reliabel
5 Butir 5 .946 950 Reliabel
6 Butir 6 .948 950 Reliabel
7 Butir 7 .948 950 Reliabel
8 Butir 8 .946 950 Reliabel
9 Butir 9 .951 950 Tidak Reliabel
10 Butir 10 .948 950 Reliabel
11 Butir 11 .946 950 Reliabel
12 Butir 12 .947 950 Reliabel
13 Butir 13 .950 950 Reliabel
14 Butir 14 .948 950 Reliabel
15 Butir 15 .947 950 Reliabel
16 Butir 16 .956 950 Tidak Reliabel
17 Butir 17 .949 950 Reliabel
18 Butir 18 .956 950 Tidak Reliabel
19 Butir 19 .949 950 Reliabel
20 Butir 20 .948 950 Reliabel
21 Butir 21 .946 950 Reliabel
22 Butir 22 .948 950 Reliabel
23 Butir 23 .948 950 Reliabel
24 Butir 24 .954 950 Tidak Reliabel
25 Butir 25 .947 950 Reliabel
26 Butir 26 .958 950 Tidak Reliabel
27 Butir 27 .947 950 Reliabel
28 Butir 28 .950 950 Reliabel
29 Butir 29 .945 950 Reliabel
30 Butir 30 .948 950 Reliabel
31 Butir 31 .946 950 Reliabel
32 Butir 32 .947 950 Reliabel
33 Butir 33 .950 950 Reliabel
34 Butir 34 .945 950 Reliabel
Sumber data : hasil uji coba tanggal 7 agustus 2014
4.4 Analisis Hasil Penelitian
4.4 .1 Analisis Korelasi Parsial
Untuk mengetahui hubungan Partisipasi masyarakat dengan Muutu Pendidikan serta untuk mengetahui hubungan Kepemimpinan kepala Sekolah dengan Mutu Pendidikan dapat di lihat dari tabel korelasi dibawah ini.
Correlations
Partisipasi Kepemimpinan Mutu
Partisipasi Pearson Correlation 1 .462** .681**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 45 45 45
Kepemimpinan Pearson Correlation .462** 1 .730**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 45 45 45
Mutu Pearson Correlation .681** .730** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 45 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Data tersebut dibaca sebagai berikut:
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi masyarakat dengan mutu pendidikan sebesar 0,681. Tingkat hubungan tinggi,karena beradapada interval 0,600-0,799. Dikatakan hubungan signifikan karena terlihat bahwa koefisien signifikan(2-tailed)yaitu 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05.
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Mutu Pendidikan sebesar 0,730. Tingkat hubungan tinggi karena berada pada interval 0,600- 0,799. Dikatakan hubungan signifikan, karena terlihat bahwa koefisien signifikan (2-tailed)yaitu 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Jika dibaca sebagai Koefisien Determinasi(KD) atau pengaru, maka 0,6812 = 0,4637 Artinya besaran pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Mutu Pendidikan 46,37 persen. Jika dibaca sebagai koefisien determinasi (KD) atau pengaruh, maka 0,7302 =0,5329 Artinya besaran pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Mutu pendidikan sebesar 53,29 persen.
4.4.2 Korelasi Berganda
Untuk mengetahui hubungan Partisipasi Masyarakat dan kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Mutu Pendidikan dapat dilihat dari tabel korelasi berganda dibawah ini.
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Kepemimpinan, Partisipasia . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Mutu
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1464.173 2 732.086 45.149 .000a
Residual 681.027 42 16.215
Total 2145.200 44
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Partisipasi
b. Dependent Variable: Mutu
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .826a .683 .667 4.02678
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Partisipasi
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Partisipasi Masyarakat dan Kepemimpinan Kepala Sekolah secara bersama-sama terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan sebesar 0,826. Tingkat hubungan tinggi, karena berada pada interval 0.600-0,799. Dikatakan hubungan signifikan karena terlihat bahwa koefisien signifikan (2-tailed) yaitu 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Jika dibaca sebagai koefisien determinasi (KD) atau pengaruh, maka 0,8262=0,6822 Artinya, besaran pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Mutu Pendidikan sebesar 68,22persen.
4.4.3 Frekuensi Data Partisipasi Masyarakat
Partisipasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 45 1 2.2 2.2 2.2
46 2 4.4 4.4 6.7
49 2 4.4 4.4 11.1
50 1 2.2 2.2 13.3
51 1 2.2 2.2 15.6
52 1 2.2 2.2 17.8
53 1 2.2 2.2 20.0
54 1 2.2 2.2 22.2
55 3 6.7 6.7 28.9
56 5 11.1 11.1 40.0
57 1 2.2 2.2 42.2
60 1 2.2 2.2 44.4
64 2 4.4 4.4 48.9
66 3 6.7 6.7 55.6
67 3 6.7 6.7 62.2
68 1 2.2 2.2 64.4
69 3 6.7 6.7 71.1
70 1 2.2 2.2 73.3
72 3 6.7 6.7 80.0
73 3 6.7 6.7 86.7
75 2 4.4 4.4 91.1
76 2 4.4 4.4 95.6
78 2 4.4 4.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
4.4.4 Frekuensi Data Kepemimpina Kepala Sekolah
Kepemimpinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 55 3 6.7 6.7 6.7
56 1 2.2 2.2 8.9
61 1 2.2 2.2 11.1
62 1 2.2 2.2 13.3
63 1 2.2 2.2 15.6
64 1 2.2 2.2 17.8
65 5 11.1 11.1 28.9
66 4 8.9 8.9 37.8
67 1 2.2 2.2 40.0
68 5 11.1 11.1 51.1
69 1 2.2 2.2 53.3
71 1 2.2 2.2 55.6
73 4 8.9 8.9 64.4
74 5 11.1 11.1 75.6
75 3 6.7 6.7 82.2
77 2 4.4 4.4 86.7
78 5 11.1 11.1 97.8
79 1 2.2 2.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
4.4.5 Frekuensi Data Mutu Pendidikan
Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 52 1 2.2 2.2 2.2
53 1 2.2 2.2 4.4
56 4 8.9 8.9 13.3
57 1 2.2 2.2 15.6
63 1 2.2 2.2 17.8
64 3 6.7 6.7 24.4
65 3 6.7 6.7 31.1
66 4 8.9 8.9 40.0
67 3 6.7 6.7 46.7
68 2 4.4 4.4 51.1
69 4 8.9 8.9 60.0
70 2 4.4 4.4 64.4
72 4 8.9 8.9 73.3
73 2 4.4 4.4 77.8
74 1 2.2 2.2 80.0
75 2 4.4 4.4 84.4
76 2 4.4 4.4 88.9
77 2 4.4 4.4 93.3
78 3 6.7 6.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
4.4.5. Ringkasan Data Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Partisipasi 45 45.00 78.00 62.7111 9.84568
Kepemimpinan 45 55.00 79.00 69.2667 6.71971
Mutu 45 52.00 78.00 67.8000 6.98245
Valid N (listwise) 45
Statistics
Partisipasi Kepemimpinan Mutu
N Valid 45 45 45
Missing 0 0 0
Mean 62.7111 69.2667 67.8000
Std. Error of Mean 1.46771 1.00172 1.04088
Median 66.0000 68.0000 68.0000
Mode 56.00 65.00a 56.00a
Std. Deviation 9.84568 6.71971 6.98245
Variance 96.937 45.155 48.755
Range 33.00 24.00 26.00
Minimum 45.00 55.00 52.00
Maximum 78.00 79.00 78.00
Sum 2822.00 3117.00 3051.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
LAMPIRAN 1
ANGKET UJI COBA
HUBUNGAN MENEJEMEN SEKOLAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KECERDASAN SOSIAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL X2 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH)
1. PETUNJUK PENGISIAN
a. Kepada Bpl/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
b. Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
c. Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Umur : ……………..Tahun
b. Jenis Kelamin :……………………..
c. Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Kepemimpinan(X2) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
30 Indicator Membimbing
Pemimpin mensosialisasikan kepada saya agar saya memahami visi dan misi sekolah dengan baik
Pemimpin mengajak dan mengharapkan kerja sama saya dalam mensosialisasian visi misi sekolah kepada siswa
Pemimpin dapat menjadi contoh tauladan bagi gjuru dan siswa
Pemimpin mengajak saya dan rekan untuk dapat menjadi contoh dan inspirator yang baik bagi siswa.
Pemimpin memberitahu kepada saya agar saya selalu bekerja dengan program
Pemimpin saya mengingatkan kami pentingnya menghormati dan menghargai tamu atau wali murid sebagai mitra
Pemimpin saya tidak sungkan memberikan contoh membimbing siswa
Indikator Membuat struktur
Pemimpin saya membentuk susunan bawahan untuk membantunya mewujudkan tujuan sekolah
Pemimpin Saya berusaha mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang muncul
Pemimpin saya memberitahu kepada saya agar saya tidak menghukum siswa dengan kekerasan berupa bentakan,cubitan tamparan/pukulan,berjemur di siang hari.
Pemimpin saya mmerintahkan kepada saya dan rekan lain utk ikut berperan dalam membimbing dan membina kegiatan siswa
Pemimpin saya memehami konflik yang terjadi dan menyamakan persepsi untuk menjalankan visi dan misi organisasi.
Pemimpin saya menegur dan menghukum saya bila saya salah dalam pelaksanaan tugas
Pemimpin saya menegur kami diruang khusus dan tidak di sembarang tampat
Indikator Memfasilitasi Aktivitas
Pemimpin saya menciptakan hubungan kerjasama yang menyenangkan.
Pemimpin saya selalu member contoh yang baik kepada bawahannya.
Pemimpin saya mengingatkan agar kami mau melaksanakan tugas yang diberikan baik secara individu maupun dalam hal kerja sama
Pemimpin saya mengadakan rapat /pertemuan untuk membahas masalah yang terjadi ditempat kerja.
Pemimpin saya dapat menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, wali murid dan masyarakat
Pemimpin saya mengajak dan mengingatkan warga sekolah untuk menjaga kebersihan dan memelihara fasilitas
Pemimpin saya mengajak masyarakat untuk mengetahui kegiatan – kegiatan sekolah
Pemimpin saya menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam membina kegiatan siswa
Indikator memfasilitasi hubungan dalam kelompok
Pemimpin saya tidak sungkan bercengkrama di saat istirahat
Pemimpin Saya menyediakan waktunya bila ada diantara kami yang sedang ada masalah atau ingin berkonsultasi
Pemimpin saya mengajak kami untuk peduli dengan kondisi sekitar kami
Pemimpin saya berusaha mencarikan jalan keluar atas permasalahan yang muncul.
Pemimpin saya mengenakan seragam yang sama sesuai di harinya
Pemimpin saya mengikuti upacara bendera dan peringatan hari-hari besar di Sekolah
Pemimpin saya peduli dengan kebersihan
HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL Y MUTU SEKOLAH)
1.PETUNJUK PENGISIAN
a) Kepada Bpk/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
b) Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
c) Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a) Umur : ……………..Tahun
b) Jenis Kelamin :……………………..
c) Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Kecerdasan Sosial (Y) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
Indicator Prestasi siswa
SMA kami memiliki siswa yang berprestasi akademik dan non akademik dalam 3 tahun terakhir .
Siswa diberikan kebebasan memilih cabang atau kegiatan dalam pengembangan bakat dan minatnya.
Saya mengingatkan dan mengajak rekan dan siswa untuk aktif dalam kegiatan sekolah
Orang tua diinformasikan mengenai kondisi putra/i nya terutama mengenai perubahan kemampuan.
Saya selalu memberikan bimbingan kepada siswa bahkan sampai di luar jam pelajaran
Indikator Suasana
Saya berusaha untuk tidak marah terhadap siswa
Saya berusaha mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang muncul
Dalam memberikan sanksi terhadap siswa saya tidak pernah memberikannya dengan kekerasan berupa bentakan,cubitan tamparan/pukulan,berjemur di siang hari.
Saya mengingatkan dan mengajak rekan kerja dan siswa untuk selalu menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan
Saya mengingatkan dan mengajak rekan kerja dan siswa untuk mengembalikan barang sesuai dengan tempat asalnya
Saya menegur apabila ada kelas yang tanaman di pekarangan kelas tidak tertata atau tidak disiram
Indikator kurikulum yang dilaksanakan
Sekolah kami menerapkan kurikulum yang terbaru
Kegiata ekstra kurikuler di SMA kami dilaksanakan dan dievaluasi
Saya menerangkan kepada siswa tentang kurikulum yang sedang dilaksanakan kepada siswa dan orang tua
SMA kami melayani program khusus bagi siswa yang memiliki kebutuhan khusus atau siswa yang memiliki keunggulan di bidang tertentu
Sekolah kami memiliki unit pendukung yang bermanfaat bagi guru dan siswa dalam pengembangan pengathuan
Saya dan siswa tidak memiliki kesulitan dalam memanfaatkan berbagai unit pendudkung di sekolah kami
Indikator Kualitas guru
saya adalah guru mata pelajaran yang telah tersertifikasi.
Saya dan rekan kerja berusaha memamahami dan menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran terhadap siswa
Saya telah mengikuti program pelatihan atau peningkatan kualitas mengajar selain PLPG
Sekolah mengalokasikan dan untuk mengadakan pelatihan personality guru dan karyawan
Saya menyampaikan informasi perkembangan siswa kepada wali kelas dan orang tua
Saya menyediakan waktu saya bila ada rekan atau siswa yang ingin berkonsultasi
Indikator Pengelolaan Sekolah
Atasan saya memonitor dan mengevaluasi kerja saya
Saya dan rekan kerja mendapatkan informasi tentang hasil supervisi berikut kelemahan kami
Jumlah murid di setiap kelas kami dibagi secara berimbang sesuai dengan luas ruang belajar
Saya dapat melihat besaran dana setiap kegiatan sekolah di ruang tata usaha
Sekolah mensosialisasikan rencana kerja
Saya di undang dalam kegiatan rapat koordinasi kegiatan sekolah
Saya dan rekan kerja diberi kebebasan berkreasi dalam upaya pengembangan kemampuan diri dan siswa
Kami diperbolehkan mengusulkan dan mengajukan permintaan dana untuk kegiatan kami.
Kami melaporkan dana kegiatan yang kami gunakan secara tertulis kepada pimpinan
Saya pernah mendapat penghargaan dari sekolah karena telah memberikan prestasi untuk sekolah
Staf ke tata usaha kami mengenal hampir seluruh warga sekolah
HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL X1 PARTISIPASI MASYARAKAT)
1.PETUNJUK PENGISIAN
a) Kepada Bpk/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
b) Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
c) Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a) Umur : ……………..Tahun
b) Jenis Kelamin :……………………..
c) Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Manajemen Sekolah (X1) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
1.
2.
3
4
0
21 Indikator mengajukan usul
Saya memahami visi dan misi sekolah
Saya selalu mencari terobosan terobosan baru yang bermanfaat dalam pengembangan pendidikan di SMA kami
Saya berusaha menjelaskan tentang ide – ide saya atau pandangan saya dalam setiap rapat sekola
Indikator bermusyawarah
Saya mengikuti rapat komite atau rapat tentang pengembangan sekolah
Saya berusaha hadir tepat waktu dan paham materi rapat
Saya memberikan kesempatan kepada rekan untuk ikut berpartisipasi menyumbangkan saran atau ide
Saya menegur rekan kerja yang diundang tetapi tidak hadir dalam rapat sekolah beserta komite
Indikator melaksanakan hasil keputusan
Saya menghormati hasil keputusan rapat
Saya menyetujui dan menjalani besaran dana komite sekolah yang diterapkan di SMA kami
Saya bertanya kepada siswa tentang pelajaran dan sarana yang disediakan sekolah
Saya menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa tentang perubahan – perubahan dan suasana sekolah
Indikator mengawasi
Hasil rapat kerja komite dan sekolah di sosialisasikan
Saya menyediakan waktu untuk berkunjung ke ruang BK dan menemui guru BK
Sekolah mengalokasikan dan untuk mengadakan rapat /pertemuan untuk membahas masalah yang terjadi dilingkungan sekolah
Indikator: Ikut bertanggung jawab
Komite sekolah memiliki program kerja yang jelas
Sekolah membagi tugas bagi warga sekolahnya dalam upaya mencapai target dari hasil rapat
Sekolah dan Komite mengadakan rapat evaluasi kerja sesuai target pencapaian
Orang tua dilibatkan dalam berbagai kegiatan di sekolah
Indikator menikmati dan memelihara
Saya merekomendasikan sekolah ini kepada keluarga dan lingkungan saya
Saya mengajak siswa dan rekan kerja untuk selalau menggunakan dan menjaga fasilitas yang ada di SMA kami
saya merasa perkembangan sekolah membaik dari tahun ke tahun
LAMPIRAN 2
ANGKET SETELAH UJI COBA
HUBUNGAN MENEJEMEN SEKOLAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KECERDASAN SOSIAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL X2 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH)
2. PETUNJUK PENGISIAN
d. Kepada Bpl/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
e. Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
f. Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
3. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Umur : ……………..Tahun
b. Jenis Kelamin :……………………..
c. Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Kepemimpinan(X2) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30 Indicator Membimbing
Pemimpin mensosialisasikan kepada saya agar saya memahami visi dan misi sekolah dengan baik
Pemimpin mengajak dan mengharapkan kerja sama saya dalam mensosialisasian visi misi sekolah kepada siswa
Pemimpin dapat menjadi contoh tauladan bagi gjuru dan siswa
Pemimpin mengajak saya dan rekan untuk dapat menjadi contoh dan inspirator yang baik bagi siswa.
Pemimpin memberitahu kepada saya agar saya selalu bekerja dengan program
Pemimpin saya mengingatkan kami pentingnya menghormati dan menghargai tamu atau wali murid sebagai mitra
Pemimpin saya tidak sungkan memberikan contoh membimbing siswa
Indikator Membuat struktur
Pemimpin saya membentuk susunan bawahan untuk membantunya mewujudkan tujuan sekolah
Pemimpin Saya berusaha mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang muncul
Pemimpin saya memberitahu kepada saya agar saya tidak menghukum siswa dengan kekerasan berupa bentakan,cubitan tamparan/pukulan,berjemur di siang hari.
Pemimpin saya mmerintahkan kepada saya dan rekan lain utk ikut berperan dalam membimbing dan membina kegiatan siswa
Pemimpin saya memehami konflik yang terjadi dan menyamakan persepsi untuk menjalankan visi dan misi organisasi.
Pemimpin saya menegur dan menghukum saya bila saya salah dalam pelaksanaan tugas
Pemimpin saya menegur kami diruang khusus dan tidak di sembarang tampat
Indikator Memfasilitasi Aktivitas
Pemimpin saya menciptakan hubungan kerjasama yang menyenangkan.
Pemimpin saya selalu member contoh yang baik kepada bawahannya.
Pemimpin saya mengingatkan agar kami mau melaksanakan tugas yang diberikan baik secara individu maupun dalam hal kerja sama
Pemimpin saya mengadakan rapat /pertemuan untuk membahas masalah yang terjadi ditempat kerja.
Pemimpin saya dapat menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, wali murid dan masyarakat
Pemimpin saya mengajak dan mengingatkan warga sekolah untuk menjaga kebersihan dan memelihara fasilitas
Pemimpin saya mengajak masyarakat untuk mengetahui kegiatan – kegiatan sekolah
Pemimpin saya menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam membina kegiatan siswa
Indikator memfasilitasi hubungan dalam kelompok
Pemimpin saya tidak sungkan bercengkrama di saat istirahat
Pemimpin Saya menyediakan waktunya bila ada diantara kami yang sedang ada masalah atau ingin berkonsultasi
Pemimpin saya mengajak kami untuk peduli dengan kondisi sekitar kami
Pemimpin saya berusaha mencarikan jalan keluar atas permasalahan yang muncul.
Pemimpin saya mengenakan seragam yang sama sesuai di harinya
Pemimpin saya mengikuti upacara bendera dan peringatan hari-hari besar di Sekolah
Pemimpin saya peduli dengan kebersihan
HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL Y MUTU SEKOLAH)
1.PETUNJUK PENGISIAN
d) Kepada Bpk/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
e) Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
f) Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
3. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a) Umur : ……………..Tahun
b) Jenis Kelamin :……………………..
c) Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Kecerdasan Sosial (Y) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Indicator Prestasi siswa
SMA kami memiliki siswa yang berprestasi akademik dan non akademik dalam 3 tahun terakhir .
Siswa diberikan kebebasan memilih cabang atau kegiatan dalam pengembangan bakat dan minatnya.
Saya mengingatkan dan mengajak rekan dan siswa untuk aktif dalam kegiatan sekolah
Orang tua diinformasikan mengenai kondisi putra/i nya terutama mengenai perubahan kemampuan.
Saya selalu memberikan bimbingan kepada siswa bahkan sampai di luar jam pelajaran
Indikator Suasana
Saya berusaha untuk tidak marah terhadap siswa
Saya berusaha mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang muncul
Dalam memberikan sanksi terhadap siswa saya tidak pernah memberikannya dengan kekerasan berupa bentakan,cubitan tamparan/pukulan,berjemur di siang hari.
Saya mengingatkan dan mengajak rekan kerja dan siswa untuk selalu menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan
Saya mengingatkan dan mengajak rekan kerja dan siswa untuk mengembalikan barang sesuai dengan tempat asalnya
Saya menegur apabila ada kelas yang tanaman di pekarangan kelas tidak tertata atau tidak disiram
Indikator kurikulum yang dilaksanakan
Sekolah kami menerapkan kurikulum yang terbaru
Kegiata ekstra kurikuler di SMA kami dilaksanakan dan dievaluasi
Saya menerangkan kepada siswa tentang kurikulum yang sedang dilaksanakan kepada siswa dan orang tua
SMA kami melayani program khusus bagi siswa yang memiliki kebutuhan khusus atau siswa yang memiliki keunggulan di bidang tertentu
Sekolah kami memiliki unit pendukung yang bermanfaat bagi guru dan siswa dalam pengembangan pengathuan
Saya dan siswa tidak memiliki kesulitan dalam memanfaatkan berbagai unit pendudkung di sekolah kami
Indikator Kualitas guru
saya adalah guru mata pelajaran yang telah tersertifikasi.
Saya dan rekan kerja berusaha memamahami dan menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran terhadap siswa
Saya telah mengikuti program pelatihan atau peningkatan kualitas mengajar selain PLPG
Sekolah mengalokasikan dan untuk mengadakan pelatihan personality guru dan karyawan
Saya menyampaikan informasi perkembangan siswa kepada wali kelas dan orang tua
Saya menyediakan waktu saya bila ada rekan atau siswa yang ingin berkonsultasi
Indikator Pengelolaan Sekolah
Atasan saya memonitor dan mengevaluasi kerja saya
Saya dan rekan kerja mendapatkan informasi tentang hasil supervisi berikut kelemahan kami
Jumlah murid di setiap kelas kami dibagi secara berimbang sesuai dengan luas ruang belajar
Saya dapat melihat besaran dana setiap kegiatan sekolah di ruang tata usaha
Sekolah mensosialisasikan rencana kerja
Saya di undang dalam kegiatan rapat koordinasi kegiatan sekolah
Saya dan rekan kerja diberi kebebasan berkreasi dalam upaya pengembangan kemampuan diri dan siswa
Kami diperbolehkan mengusulkan dan mengajukan permintaan dana untuk kegiatan kami.
Kami melaporkan dana kegiatan yang kami gunakan secara tertulis kepada pimpinan
Saya pernah mendapat penghargaan dari sekolah karena telah memberikan prestasi untuk sekolah
Staf ke tata usaha kami mengenal hampir seluruh warga sekolah
HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL X1 PARTISIPASI MASYARAKAT)
1.PETUNJUK PENGISIAN
d) Kepada Bpk/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
e) Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
f) Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
3. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a) Umur : ……………..Tahun
b) Jenis Kelamin :……………………..
c) Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Manajemen Sekolah (X1) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21 Indikator mengajukan usul
Saya memahami visi dan misi sekolah
Saya selalu mencari terobosan terobosan baru yang bermanfaat dalam pengembangan pendidikan di SMA kami
Saya berusaha menjelaskan tentang ide – ide saya atau pandangan saya dalam setiap rapat sekola
Indikator bermusyawarah
Saya mengikuti rapat komite atau rapat tentang pengembangan sekolah
Saya berusaha hadir tepat waktu dan paham materi rapat
Saya memberikan kesempatan kepada rekan untuk ikut berpartisipasi menyumbangkan saran atau ide
Saya menegur rekan kerja yang diundang tetapi tidak hadir dalam rapat sekolah beserta komite
Indikator melaksanakan hasil keputusan
Saya menghormati hasil keputusan rapat
Saya menyetujui dan menjalani besaran dana komite sekolah yang diterapkan di SMA kami
Saya bertanya kepada siswa tentang pelajaran dan sarana yang disediakan sekolah
Saya menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa tentang perubahan – perubahan dan suasana sekolah
Indikator mengawasi
Hasil rapat kerja komite dan sekolah di sosialisasikan
Saya menyediakan waktu untuk berkunjung ke ruang BK dan menemui guru BK
Sekolah mengalokasikan dan untuk mengadakan rapat /pertemuan untuk membahas masalah yang terjadi dilingkungan sekolah
Indikator: Ikut bertanggung jawab
Komite sekolah memiliki program kerja yang jelas
Sekolah membagi tugas bagi warga sekolahnya dalam upaya mencapai target dari hasil rapat
Sekolah dan Komite mengadakan rapat evaluasi kerja sesuai target pencapaian
Orang tua dilibatkan dalam berbagai kegiatan di sekolah
Indikator menikmati dan memelihara
Saya merekomendasikan sekolah ini kepada keluarga dan lingkungan saya
Saya mengajak siswa dan rekan kerja untuk selalau menggunakan dan menjaga fasilitas yang ada di SMA kami
saya merasa perkembangan sekolah membaik dari tahun ke tahun
LAMPIRAN 3
DATA PENELITIAN
DATA JUMLAH SKOR JAWABAN RESPONDEN
NO RESP. PARTISIPASI (X1) KEPEMIMPINAN(X2) MUTU PENDIDIKAN
1 49 66 52
2 56 75 77
3 51 68 67
4 49 64 56
5 57 74 72
6 55 68 65
7 54 62 63
8 60 78 78
9 56 68 64
10 55 69 68
11 76 74 76
12 67 65 67
13 73 73 73
14 69 78 69
15 66 65 66
16 56 55 56
17 64 66 64
18 72 73 72
19 75 74 75
20 73 73 73
21 69 78 69
22 46 71 53
23 52 63 69
24 50 67 65
25 53 79 74
26 55 68 66
27 45 61 57
28 66 65 66
29 56 55 56
30 67 78 77
31 68 68 68
32 70 56 70
33 75 74 75
34 73 75 70
35 69 78 69
36 78 77 78
37 76 74 76
38 67 65 67
39 72 75 72
40 78 77 78
41 66 65 66
42 56 55 56
43 64 66 64
44 72 73 72
45 46 66 65
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah .............................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................. 5
1.5 Kegunaan Penelitian .............................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI dan HIPOTESIS
2.1 Mutu Sekolah .......................................................................... 7
2.1.1 Konsep Mutu .......................................................................... 7
2.1.2 Mutu Pendidikan ...................................................................... 7
2.1.3 Sekolah Bermutu ................................................................. 7
2.2 Kepemimpinan .......................................................................... 13
2.2.1 Integritas Kepala Sekolah ........................................................ 15
2.3 Partisipasi Masyarakat .................................................................. 16
2.3.1 Pemberdayaan Komite Sekolah ...................................... 19
2.4 Kerangka Pikir Paradigma Teori .................................................. 21
2.4.1Hubungan Partisipasi Masyarakat dengan Mutu Sekolah .......... 21
2.4.2 Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Mutu sekolah. 21
2.4.3 Hubungan partisipasi masyarakat dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah dengan Mutu Sekolah ..................................... 22
2.5. Kerangka Pikir ........................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 26
3.2 Variabel Penelitian ........................................................... 26
3.3 Definisi Operasional .......................................................... 26
3.4 Pengukuran Variabel .......................................................... 27
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 28
3.5.1 Pengumpulan Data ............................................... 29
3.5.2 Metode Penelitian .......................................................... 29
3.6 Populasi dan Sampel .......................................................... 30
3.6.1 Populasi ...................................................................... 30
3.6.2 Sampel ....................................................................... 30
3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 31
3.7 Instrumen Penelitian ........................................................... 32
3.7.1
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Kondisi mutu sekolah hasil praresearch ................................... 3
2. Tabel 2. Contoh analisis mutu ........................................................... 11
3. Tabel 3.
4. Tabel 4.
DAFTAR GAMBAR
( Proposal Tesis )
I.PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Tak dapat dipungkiri bahwa sumber daya yang paling bernilai bagi peningkatan daya saing saat ini adalah sumber daya manusia. Hal tersebut bisa kita dapatkan melalui belajar dari pengalaman kebangkitan negara Jerman dan Jepang setelah perang dunia II. Kedua negara tersebut tidak banyak memiliki sumber daya alam, mereka hanya memiliki sumber daya manusia, sehingga mereka lebih memilih untuk mengembangkan dan mengorganisasikan sumber daya manusianyasebagai upaya pengembangan ekonomi mereka. Belajar dari pengalaman mereka lah negara Indonesia dengan jumlah penduduknya yang berkisar antara 230 sampai 245 juta jiwa merupakan kelebihan tersendiri dalam sumber daya manusia, angka tersebut sesungguhnya merupakan potensi yang menjanjikan tetapi kenyataannya mutu masih rendah dan memerlukan penanganan yang urgen.
Di era globalisasi yang sangat dinamis ini, terkadang kita sungguh merasa sedih dengan melihat kenyataan bahwa anak – anak bangsa yang bisa mengisi kesempatan yang terbuka luas di seluruh dunia hanya terbatas dalam bidang – bidang yang memberi nilak tambab yang relatif rendah.Salah satu sebabnya adalah karena sumber daya manusia yang kita miliki mutunya sangat rendah bila dibandingkan dari negara lain.
Di saat ini, peningkatan mutu pendidikan kiranya menjadi masalah yang urgen. Peningkatan mutu pendidikan diperlukan pengelolaan organisasi pendidikan agar bergerak menuju satu arah. Pendidikan yang baik dan bermutu menjadi dasar pengembangan dan kemajuan selanjutnya. Oleh karena itu , pengelola pendidikan harus merespon berbagai kebijakan pemerintah dan keinginan masyarakat dalam kerangka perbaikan mutu dengan kreativitas, inovasi yang tinggi, dan strategi menejemen yang baik dalam konteks sistem ( optimalisasi unsur manajemen sekolah baik proses input maupun outputnya ). Dengan demikian harapan akan terciptaya pendidikan yang lebih baik dan lebih maju untuk bersaing di tingkat regional, nasional bahkan mungkin global.
Masyarakat dan peningkatan mutu sekolah merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan, karena salah satu prinsip yang ada dalam MBS ( Manajemen Berbasis Sekolah ) yaitu adanya partisipasi / peran serta masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah / pendidikan. Namun, selama ini peran serta msyarakat khususnya orangtua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan masih sangat minim. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan dana, sementara dukungan lain, seperti pemikiran, moral dan barang / jasa kurang diperhatikan .
Mutu yang baik memiliki standar tersendiri. Oleh karena itu secara nasional diberakukanlah standar mutu pendidikan, yang disebut Standar nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 2 ayat 1 PP No 19 tahun 2005 dinayatakan bahwa ruang lingkup SNP meliputi (1) standar isi, (2) standar proses ;(3) standar kompetensi lulusan ;(4) standar pendidik dan tenaga pendidik ;(5) standar sarana prasarana; (6) standar pengelolaan sekolah; (7) standar pembiayaan; (8) standar penilaian
Berkenaan dengan standar mutu yang di maksud dalam SNP tersebut, dapat lebih diperjelas oleh Popiasti ( 2010 ) yang menurutnya untuk menegtahui pendidikan yang dilaksanakan sebuah lembaga pendidikan bermutu, perlu dikaji mutu dari segi proses, sebagaimana produk maupun sisi internal dan kesesuaian. Dari segi proses mutu pendidikan berarti keefektifan dan efisiensi seluruh faktor yang berperan dalam proses pendidikan. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kualitas guru
b. sarana dan prasarana
c.Suasana belajar
d. kurikulum yang dilaksanakan
e. Pengelolaan sekolah
Dalam proses praresearch di temukan ada beberapa kondisi yang terjadi SMA Tri Sukses natar berkenaan dengan mutu sekolah tersebut, antara lain sekolah tidak memiliki atau meraih gelar juara I atau minimal II untuk tingat Kabupaten dan Propinsi di bidang olah raga dalam setahun terakhir, kondisi kebersihan lingkungan yang tidak bersih dan banyak penumpukan sampah di pojok – pojok sekolah yang sedikit banyak menggangu proses kegiatan sekolah , siswa yang mudah untuk keluar dari lingkungan sekolah pada saat jam belajar karena belum kondisi pagar yang belum menutup seluruh lingkungan, jumlah siswa yang mendaftar dan diterima tahun ajaran 2013/2014 menurun 10 % dibanding tahun sebelumnya, terdapat beberapa tenaga pendidik (guru) yang tidak disiplin dalam pelaksanaan tugas ( dari 45 orang guru terdapat 6 orang yang jumlah tatap muka dikelas berkisar antara 65 – 70%, 8 orang tidak / belum mengumpukan perangkat pembelajaran semeter II sudah dilakukan peneguran tetapi belum juga dilaksanakan atau dilengkapi perangkatnya, . Kondisi – kondisi tersebut bila ditabulasikan sebagai berikut :
No Kriteria mutu Kondisi ideal realita Solusi Hasil
1 Siswa berprestasi ada Tidak ada teguran
2 Kualitas guru
3 Suasana
Tabel 1. Hasil praresearch kondisi mutu SMA Tri sukses sampai April 2014
Kepemimpinan akan terjadi jika dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi prilaku orang lain baik secara perorangan ataupun kelompok.Kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dilaksanakan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas – aktivitas serta hubungan –hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas – aktivitas suatu kelompok ke satu tyjuan yang ingin dicapai bersama (Hemhill 1957:2), Dalam dunia pendidikan , kepemimpinan menurut A.S.D.C ( Sumanto, 1982:18) “...education leadership that actionor behavior among individuals and group which causes both the individuals and the group to move toward educational goals that are increasingly mutually acceptable to them (kepemimpinan pendidikan adalah tindakan atau tingkah laku di anatara individu – individu dan kelompok – kelompok yang menyebabkan mereka bergerak ke arah tercapainya tujuan – tujuan pendidikan yang menambahkan penerimaan bersama bagi mereka ).
Dalam sekolah, kepemimpinan sangat diperlukan , sebab sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bersifat komplek yang terdapat berbagai dimensi . Kaena begitu kompleks dan uniknya sekolah, sekolah memerlukan koordinasi yang sangat tinggi. Untuk itu pemimpin dituntut mampu mengadakan inovasi dan improvisasi secara terus menerus yang menjadi tuntutan bagi kepala sekolah ( Depag, 2001 ).
Melihat kondisi tersebut penulis merasa tertarik untuk melihat lebih jauh adakah hubungan antara partisipasi masyarakat melalui komite sekolah kemudian kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah.
I.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian pada latar belakang , terdapat masalah – masalah yang dapat diidentifikasikan yaitu :
1. Menurunnya prestasi siswa sekolah di tingkat kabupaten dan propinsi khususnya di bidang ekskul
2. Meningkatnya jumlah siswa yang melakukan remedial pada mata pelajaran inti dibanding tahun ajaran sebelumnya.
3. Belum optimalnya kepedulian dari masyarakat terhadap kegiatan sekolah
4. Rendahnya kedekatan hubungan pihak sekolah dengan masyarakat sekitar
5. Tingginya harapan masyarakat khususya orang tua murid agar anaknya dapat berprestasi di sekolah tersebut khususnya di bidang ekskul.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan antara partisipasi masyarakat dengan peningkatan mutu sekolah
2. Apakah ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah.
3. Apakah ada hubungan antara partisipasi masyarkat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui hubungan atara kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah
2. Untuk mengetahui hubungan peran masyarakat dengan peningkatan mutu sekolah
3. Untuk mengetahui hubungan peran masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah
1.5 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan digunakan untuk:
a. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi yang lebih dalam rangka meningkatkan kinerja peneliti sehingga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara umum dan di lingkungan sekolah pada khususnya
b. Bagi sekolah dan umum
1. Perbaikan mutu sekolah
2. Perbaikan pada hubungan pengelola sekolah, guru dan masyarakat
3. Sebagai bahan refresi penelitian sejenis.
4. Semua pihak yang terkait dengan pelayanan jasa, merasakan nyaman dalam prosesnya dan puas dalam hasilnya.
BAB II. KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Mutu Sekolah
2.1.1 Konsep Mutu
Mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri ( Peters dan Austin, 1985). Mutu memiliki pengertian yang beragam jika diterpkan pada sesuatu tergantung pada barang apa yang dihasilkan, dipakai, dan anggapan orang. Definisi konvensional mendefinisikan karakteristik langsung dari suatu produk, sedangkan definisi modern menjelaskan bahwa mutu adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Namun, konsep dasar mutu adalah segala sesuatu yang dapat diperbaiki karena pada dasarnya tidak ada proses yang sempurna.
2.1.2 Mutu Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Endidikan sagat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menururt ukuran normatif. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang harus dimiliki bagi bangsa yang ingin maju. Hal tersebut disebabkan bahwa pendidikan yang bermutu sangat memugkinkan untuk membantu atau menunjang pelaksanaan pembangunan di segala bidang dan kebutuhan bangsa..Akhir – akhir ini peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan dan diupayakan oleh berbagai pihak dengan menggunakan berbagai pendekatan.
Dalam konteks bangsa Indonesia peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan dibidang pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh ( E.Mulyasa,2005:31).
Namun sebelum kita berbicara terlalu jauh tentang mutu pendidikan itu sendiri kita fahami dulu makna atau pengertian dari mutu itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Mutu adalah baik buruk suatu benda:kadar:tarif atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya(Depdiknas, 2001:768).
Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Sedangkan mutu pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misalnya Ujian akhir, Ujian Nasional). Dapat pula di bidang lain seperti prestasi di suatu cabang olah-raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya computer, beragam jenis teknik, jasa dan sebagainya. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang seperti suasana, disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dan sebagainya
Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksudkan adalah dalam konsep relatif, terutama berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah kepala sekolah, guru dan staf kependidikan lainnya. Pelanggan eksternal ada tiga kelompok, yaitu pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder, dan pelanggan tersier. Pelangan eksternal primer adalah peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah orang tua dan para pemimpin pemerintahan. Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja dan masyarakat luas ( Kamisa, 1997, dalam Nurkolis, 2003: 70 – 71; Senduk J.E., 2006: 110).
Berdasarkan konsep relatif tentang kualitas, maka pendidikan yang berkualitas apabila:
a) Pelanggan internal berkembang baik fisik maupun psikis. Secara fisik antara mendapatkan imbalan finansial. Sedangkan secara psikis adalah bila mereka diberi
kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan, bakat dan kreatifitasnya.
b) Pelanggan eksternal :
1. Eksternal primer (para siswa) : menjadi pembelajar sepanjang hayat, komunikator yang baik dalam bahasa nasional dan internasional, punya keterampilan teknologi untuk lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari, siap secara kognitif untuk pekerjaan yang kompleks, pemecahan masalah dan penciptaan pengetahuan, dan menjadi warga Negara yang bertanggung-jawab secara sosial, politik dan budaya (Phillip Hallinger, 1998, dalam Nurkolis,2003:71). Intinya para siswa menjadi manusia dewasa yang bertanggung-jawab akan hidupnya. (Kartini Kartono, 1997:11).
2. Eksternal sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintahan dan perusahan): mendapatkan konstribusi dan sumbangan yang positif. Misalnya para lulusan dapat memenuhi harapan orang tua dan pemerintah dan pemimpin perusahan dalam hal menjalankan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan.
3. Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas) : para lulusan memiliki kompetensi dalam dunia kerja dan dalam pengembangan masyarakat sehingga mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial.
2.1.3 Sekolah bermutu
Berkenaan dengan sekolah bermutu, ada beberaa model (karateristik) sekolah bermutu yang dikemukakan oleh Jerome S.Arcaro (2007) dianataranya adalah : pertama , fokus pada kostumer. Dalam meningkatkan penyelenggaraan mutu pendidikan sekolah harus melayani kebutuhan konsumen baik internal maupun eksternal; kedua , keterlibatan total .Semua komponen yang berkepentingan harus terlibat secara langsung dalam pengembangan mutu; ketiga, pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan cara evaluasi, evaluasi ini dijadikan acua dalam meningkatkan penyelenggaraan mutu pendidikan; keempat, komitmen. Hal lain yang menyangkut pendidikan bermutu adalah adanya komitmen bersama terhadap budaya mutu; kelima, memandang pendidikan sebagai sistem. Pandangan seperti ini akan dapat mengeliminasi pemborosan dari pendidikan dan dapat memperbaiki mutu setiap proses pendidikan; keenam, perbaikan berkelanjutan. Prinsip dasar mutu adalah perbaikan secara terus menerus ( berkelanjutan ) langkah ini dilakukan secara konsisten menemukan cara menangani masalah dan membuat perbaikan yang diperlukan.
Model sekolah bermutu dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. model sekolah bermutu
Dalam rangka mengetahui mutu di suatu sekolah dengan cara mengukr kekuatan dan kelemahan.
Pilar mutu Kekuatan Kelemahan
Fokus pada konsumen Seara berkala mengadakan pertemuan dengan staf, siswa , orang tua, dan wakil-wail komunitas untuk merumuskan keinginannya Kurang menanggapi keluhan staf, siswa, orang tua atau komunitas
Keterlibatan total Para staf sama-sama bertanggung jawab untuk memecahkan masalah saat pengembangan sekolah bermutu Secara umum staf menunggu manajemen untuk memecahkan masalah
Pengukuran Mengumpulkan data untuk mengukur perbakan dan untuk mengembangkan solusi Tidak mencatat kemajuan hanya berjalan menuju lasalah berikutnya
Komitmen Menejemen memberikan pelatihan sistem dan pross yang dibutuhkan untuk mengubah cara kerja guna memperbaiki mutu dan menigkatkan produktivitas Dukungn untuk mutu terisolasi dan tida diakui oleh staf, siswa dan komunitas
Perbaikan berkelanjutan Secara konstan mencari cara untuk memperbaiki setiap pross pendidikan Mengisi dengan hal – hal sebagaimana adanya sekalipun ada masalah tidak menganggapnya sebagai masalah
Tabel 2. Contoh analisis mutu sekolah
Keberhasilan penerapan menejemen mutu di sekolah diukur dari tingkat kepuasan pelanggan, seperti yang dikemukakan oleh Tim Depdiknas (1999) bahwa keberhasilan sekolah mencakup hal – hal sebagai berikut :
1. siswa puas dengan layanan sekolah, ysitu dengan pelajaran yang diterima, perlakuan guru, pimpinan, puas dengan fasilitas yang disediakan sekolah, atau dengan kata lain siswa menikmati situasi sekolah dengan baik.
2. Orang tua siswa merasa puas dengan layanan terhadap anaknya, layanan yang diterimanya dengan laporan tentang perkembangan kemajuan belajar anaknya, dan program yang dijalankan sekolah.
3. Pihak pemakai atau penerima lulusan puas karena menerima luusan dengan kualitas baik
4. Guru dan karyawan puas dengan layanan sekolah, dalam bentuk pembagian kerja, hubungan dan komunikasi antar guru/ pimpinan , karyawan, gaji yang diterima , atau layanan yang lainnya.
Popisupiatin ( 2010 ) menjelaskan bahwa rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ditandai dengan banyaknya lulusan yang tida dapat diserap oleh pendidikan di atasnya. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat kemampuan, keterampilan dan pengetahuan mereka, artinya output lulusan tidak mempunyai kualitas yang sesuai tuntutan persyaratan pengguna lulusan. Menurut Beeby dalam Noesan (2003 ) dapat dilihat dari perspektif ekonomi, sosiologi dan pendidikan. Dari perspektif ekonomi, pendidikan yang bermutu dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Menurut Nur Zazin ( 2011, 65) ditinjau dari sisi Sosiologis mutu pendidikan berarti pendidikan yang bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan lingkungannya dalam hubungan dengan kelompok, perkembangn budaya, serta mempersiapkan masyarakat untuk menerima perubahan dan perkembangan teknologi.
Sedangkan mutu pendidikan di suatu sekolah dapat dilihat dari 5 (lima) macam penilaian sebagai berikut,
a. Prestasi siswa yang dihubungkan dengan norma nasional dan agama dengan menggunakan skala nilai ( bidang akademik )
b. prestasi siswa yang berhubungan dengan kemampuan ( non akademik )
c. kualitas belajar mengajar
d. kualitas mengajar ( kurikulum yang dilaksanakan )
e. kinerja sekolah ( pengelolaan sekolah )
2.2 Kepemimpinan
Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya kelak. Manusia sebagai pemimpin minimal mampu memimpion dirinya sendiri.
Kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur,memfasilitasi aktivitas dan hubungan didalam kelompok atau organisasi. Menurut Stogdill (1974) definisi kepemimpinan adalah (1) focus dari proses kelompok, (2) penerimaan kepribadian seseorang, (3) seni mempengaruhi perilaku, (4) alat untuk mempengaruhi perilaku , (5) suatu tindakan perilaku, (6) bentuk dari ajakan (persuasi) , (7) bentuk dari relasi yang kuat, (8) alat untuk mencapai tujuan, (9) akibat dari interaski, (10) peranan yang differensial, dan, (11) pembuat struktur.
Kepemimpinan melibatkan proses yang berpengaruh yang berkaitan dengan memudahkan kerja kolektif dan memberikan pengaruh,cara memberi pengaruh,dan hasil dari pengaruh.
Karakteristik pemimpin terdiri dari :
1. Cirri(motivasi,kepribadian, dan nilai)
2. Keyakinan dan optimism,
3. Keterampilan dan keahlian.
4.Perilaku.
5. Integritas dan etika,
6. Taktik pengaruh.
7. Sifat pengikut. (Yukl.G. 2005)
Kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill dalam Mihdar.F. 2012 adalah:
1. Suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham
2. Suatu bentuk persuasi dan inisiasi
3. Suatu kepribadianyang memiliki pengaruh
4. Suatu tindakan dan perilaku
5. Titik sentral proses kegiatan kelompok
6. Hubungan kekuatan/kekuasaan
7. Suatu hasil dari interaksi
8. Peran yang diperoleh
9. Inisiasi (permulaan)struktur
Kepemimpinan Menurut Blanchard dalam Mihdar.F. 2012 adalah:
Kepemimpinan proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan didalam situasi tertentu. Berdasarkan difinisi itu kepemimpinan akan terjadi jika dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi prilaku orang lain baik secara perorangan ataupun kelompok.
Sebagian besar definisi kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dilaksanakan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas – aktivitas serta hubungan –hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Nilai – nilai etika dan budaya
Peristiwa misi pengarahan, kegiatan - hasil
tujuan,sasaran, kegiatan
keterbatasan (memimpin
bertindak kerja )
situasi-situasi lingkungan dan
harapan
Gbr.2 model umum komsep kepemimpinan (Immegart, 1990)
2.2.1 Integritas Kepala Sekolah
Pada bidang pendidikan, orang yang mempunyai kewenangan structural yang terletak pada garis otoritas, dimulai dari Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, dan seterusnya. (Kepemimpinan, Tiong :1997 dalam Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah) mengungkapkan karakteristik kepala sekolah yang efektif
1) Kepala sekolah yang adil dan tegas dalam mengambil keputusan
2) Kepala sekolah yang membagi tugas secara adil kepada guru
3) Kepala sekolah yang menghargai partisipasi staf
4) Kepala sekolah yang memahami [perasaan guru
5) Kepala sekolah yang memiliki visi dan berupaya melakukan perubahan
6) Kepala sekolah yang terampil dan tertib
7) Kepala sekolah yang berkemampuan dan efisien
8) Kepala sekolah yang memiliki dedikasi dan rajin
9) Kepala sekolah yang tulus
10) Kepala sekolah yang percaya diri.
Cirri – cirri kepemimpinan efektif kepala sekolah di abad ke-21
1) Kepemimpinan yang jujur, membela kebenaran, dan memiliki nilai – nilai utama
2) Kepemimpinan yang mampu dan mau mendengarkan suara guru, siswa, orang tuadan anggota komite sekolah
3) Kepemimpinan yang menciptakan gvisi yang realistis sebagai miliki bersama
4) Kepemimpinan yang percaya berdasarkan data yang ada
5) Kepemimpinan yang dimulai dengan interopeksi dan refleksi terhadap diri sendiri dulu.
6) Kepemimpinan yang melibarkan semua sumber daya manusia di sekolah, mengatasi hambatan-hambatan untuk berubah baik secara personal maupun organisasional
Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran di suatu sekolah.bKepala sekolah bukanhanya sekedar kedudukan atau jabatan tetapi merupakan suatu pekerjaan yang penuh dengan tanggung jawab , komitmen, jujur, adil dan memiliki visi yang teguh serta konsekuen terhadap hal-hal yang telah ditetapkannya untuk menyelenggarakan proses pembelajaran. Kepala sekolah dituntut mampu menerjemahkan kepada guru, karyawan dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran tentang visi, misi, nilai-nilai, strategi, transformasidan keterampilan dalam menghadapi dinamika yang timbul, tumbuh dan berkembang di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah harus memiliki integritas yang tinggi sehinga kekuatan kepemimpinannya membawa pengaruh ke arah positif bagi pertumbuhan dan pengajaran di sekolah.
Menurut Harefa (2000;147) integritas adalah maintaining social, ethical, and organizational norm,firmly adhering to code of conductand ethical principle. Dengan pengertian tersebut integritas diterjemahkan menjadi tiga kunci yang dapat di mati (observable). Pertama menunjukkan kejujuran, yaitu bekerja dengan orang lain secara jujur dan benar, menyajikan data dan informasi secara lengkap dan akurat. Kedua, memenuhi komitmen yaitu melakukan apa yang telah dijanjikan dan tidak membocorkan rahasia. Ketiga, berprilaku secara konsisten yaitu menunjukkan tidak adanya kesenjangan antara kata dan perbuatan.
2.3 Partisipasi masyarakat
Apabila kita melihat fenomena di masyarakat, seakan-akan ada
jurang pemisah antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat. Ada pula anggapan bahwa sekolah hanya sekadar tempat penitipan anak karena orang tua tidak mempunyai waktu dan kemampuan untuk mendidik anaknya. Penghargaan orang tua dan masyarakat terhadap sekolah menjadi rendah, mungkin karena mereka merasa telah memberikan imbalan yang cukup kepada sekolah. Padahal jika dibandingkan dengan hasil yang dicapai anak berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa tidak seimbang dengan imbalan yang dibayarkan orang tua kepada sekolah. Komunikasi antara orang tua dan masyarakat dengan sekolah jarang terjadi.
Hubungan antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat perlu dipererat sehingga tanggung jawab pendidikan bukan hanya dibebankan kepada sekolah. Dengan terbentuknya komite sekolah, diharapkan menjadi penghubung antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat, sehingga mereka dapat diberdayakan secara optimal dalam pendidikan. Orang tua dan masyarakat harus diajak aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Mereka harus ikut menentukan dan membuat program bersama sekolah dan pemerintah. Mereka harus ikut aktif dalam kegiatan- kegiatan pembelajaran maupun non instruksional. Orang tua harus menyediakan waktu untuk berkunjung ke sekolah dan kelas untuk mengontrol pendidikan anaknya, berdiskusi dengan guru untuk mengetahui hambatan dan kemajuan yang dihadapi anaknya.
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XV pasal 54 dinyatakan bahwa :
(1) Peran masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggraan mutu layanan pendidikan.
(2) masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan.
Kata partisipasi ditinjau dari segi etimologis menurut Suwanto (1983) merupakan : Meminjam dari bahasa Belanda “participation” yang sebenarnya dari bahsa latin “participatio”. Perkataan “participatio” sendiri terdiri dari dua suku kata yakni pars dan copere yang berarti mengambi bagian. Perkataan “participatio” sendiri berasal dari kata kerja “participare” yang berarti ikut serta. Dengan demikian partisipasi mengandung pengertian aktif, yakni adanya kegiatan atau aktifitas.
Davis (1962) mengatakan “participation is define as mental and emotional envolepment of a person in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share responsibility in them”. Maksudnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental dan emosional seorang individu dalam situasi kelonpok tertentu yang mendorongnya untuk mendukung atau menunjang tercapainya tujuan-tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab terhadapnya.
Menurut Siagian (1985) bahwa partisipasi itu ada yang bersifat aktif dan pasif. Partisipasi pasif dapat berarti bahwa dalam sikap perilaku dan tindakannya tidak melakukan hl – hal yang mengakibatkan terhambatnya suatu kegiatan, dan partisipasi aktif berwujud :
Turut memikirkan nasib sendiri dengan memanfaatkan lembaga sosial dan politik yang ada di masyarakatsebagai saluran aspirasinya. Menunjukkan adanya kesadaran bermasyarakat dan bernegara yang tinggi dengan tidak menyerahkan penentuan nasib kepada orang lain, seperti kepada pimpinan baik yang sifatnya formal maupun informal. Kerelaan melakukan pengorbanan yang dituntut oleh pembangunan demi kepentingan bersama yang luas dan penting.
Mengacu pada pendapat tersebut, membuka kemungkinan bagi setiap anggota masyarakat untuk memberikan kontribusi / sumbangan demi terbina dan terwujudnya masa depan yang lebih baik.
Partisipasi adalah pross aktif dan inisiatif yang mncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi tiga faktor pendukungnya, yaitu : adanya kemauan, adanya kemampuan dan adanya kesempatan untuk berpartisipasi. Lebih lanjut Soetrisno dalam Finna Rizqina (2010) menyatakan bahwa ada definisi yang beredar di masyarakat salah satunya adalah partisipasi rakyat dalam pembangunan merupakan kerjasama yang erat antara perencana dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangka hasil pembangunan yang telah dicapai.
Menurut definisi ini ukuran tinggi rendahnya partisipasi masyarakat tidak hanya diukur denga kemauan saja, tetapi juga dengan ada tidaknya hak untuk ikut menentukan arah dan tujuan program yang ada di wilayah mereka. Dengan demikian dari deinisi tersebut dapt dirangkum indikator partidipasi masyarakat sebagai berikut :
a) ikut serta mengajukan usul atau pendapat mengenai usaha-usaha yang akan dilakukan secara langsung ataupin melalui lembaganya
b)ikut serta bermusyawarah dalam pengablan keputusan
c) ikut serta melaksnakan apa yang telah diputuskan dalam musyawarah termasuk dalm hal ini adala memberikan sumbangan, baik berupa uang ,tenaga atau material lainnya.
d) ikut serta mengawasi pelaksanaan keputusan bersana
e) ikut serta bertanggung jawab terhadap berhasilnya program yang telah ditentukan bersama
f) ikut serta menikmati dan memlihara hasil hasil dari kegiatan tersebut.
Menurut Purwanto dala Supriono dan Ahmad (2001) ada tiga jenis hubungan masyarakat yang dapat dikembangkan, yaitu a) hubungan edukatif, maksudnya adalah hubungan kerjasama dala hal mendidik siswa, antara di lingkungan sekolah dan keluarga b) hububgan kultural, adalah usaha kerjasama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat dimana sekolah itu berada c) hubungan institusional, yaitu hubungan kerjasama antara sekoah-sekolah dan instansi resmi lainnya.
2.3.1 Pemberdayaan Komite Sekolah
Desentralisasi pendidikan di tingkat sekolah merupakan satu bentuk desentraliasasi yang langsung sampai ke ujung tombak pendidikan di lapangan. Jika kantor cabang dinas pendidikan kecamatan, dan dinas pendidikan kabupaten/kota lebih memiliki peran sebagai fasilitator dalam proses pembinaan, pengarahan, pemantauan dan penilaian, maka sekolah seharusnya diberikan peran nyata dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Hal ini disebabkan karena proses interaksi edukatif di sekolah merupakan inti dari proses pendidikan yang sebenarnya. Oleh karena itu, bentuk desentralisasi pendidikan yang paling mendasar adalah yang dilaksanakan oleh sekolah dengan menggunakan Komite Sekolah sebagai wadah pemberdayaan peran serta masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004, dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat perlu dibentuk Dewan Pendidikan di tingkat kabupaten/kota, dan Komite Sekolah di tingkat satuan pendidikan. Amanat rakyat dalam undang-undang tersebut telah ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tanggal 2 April 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dalam Kepmendiknas tersebut disebutkan bahwa peran yang harus diemban Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah adalah: (1) sebagai advisory agency (pemberi pertimbangan); (2) supporting agency (pendukung kegiatan layanan pendidikan); (3) controlling agency (pengontrol kegiatan layanan pendidikan); dan (4) mediator atau penghubung atau pengait tali komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah.
Untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat, sekolah harus dapat membina kerja sama dengan orangtua dan masyarakat, menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan warga sekolah. Itulah sebabnya, sangat diperlukan manajemen partisipatif yang melibatkan peran serta masyarakat sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama, untuk mencapai keberhasilan bersama. Dengan demikian, prinsip kemandirian dalam otonomi sekolah adalah kemandirian dalam nuansa kebersamaan. Hal ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip yang disebut sebagai total quality management, melalui suatu mekanisme yang menekankan pada mobilisasi kekuatan secara sinergis yang mengarah pada satu tujuan, yaitu peningkatan dan pengendalian mutu, serta kesesuaian pendidikan dengan pengembangan masyarakat.
Partisipasi masyarajat melalui komite sekolah adalah bentuk –bentuk partisipasi , keterlibatan atau dukungannya sebagai anggota masyarakat bersama sama pihak sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Hubungan antara sekolah dan masyarakat telah menjadi tuntutan yang harus dilakukan semua sekolah. Pada buku panduan penyelenggaraan pendidikan berbasis luas dan berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup telah dinyatakan secara tegas bahwa sekolah harus meiliki kerjasama dengan masyarakat yang diwadahi dalam bentuk komite sekolah.
Komite sekolah memiliki kedudukan yang kuat, karena telah termaktup dalam UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, khususnya pasal 56 ayat (1),(2),(3) dan (4). Pasal 56 (3) menyebutkan bahwa komite sekolah, sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga , sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
2.4 Kerangka Pikir dan Paradigma Teori
2.4.1 Hubungan partisipasi masyarakat dengan mutu sekolah
Pengertian hubungan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat berbeda pngertiannya dengan hubungan sekolah dengan wali murid. Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat ( wali murid dan bukan wali murid). Peningkatan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah merupakan realisasi konkrit atas dasar konsep pendidikan yang menyebutkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana komunikasi yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan peserta didik di sekolah.Dalam hal ini sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.
2.4.2 Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan mutu sekolah
Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang berat, mengingat perannya yang sangat besar, membutuhkan kewibawaan dan kepandaian dalam membuat langkah – langkah baru sebagai jawaban kebutuhan masyarakat. Hal ini sebagaimana ditulis oleh Bernard Kutner dalam Bagaimana menjadi pemimpin yang baik (1989, 152) “ dalam kepemimpinan tidak ada asas yang universal , yang nampak ialah proses kepemimpinan dan pola hubungan antar pemimpinnya. Fungsi utama kepemimpinan terletak dalam jenis khusus dari perwakilan (group representation). Seorang pemimpinharus mewakili kelompoknya sendiri. Mewakili kelompoknya mengandung arti bahwa sipemimpin mewakili fungsi administrasisecara eksekutif. Ini eliputi koordinasi dan integrasi berbagai aktivitas,kristalisasi kebijaksanaan kelompok dan peniaian terhadap macam peristiwa yang baru terjadi dan membawakan fungsi kelompok. Selain itu seorang pemimpin juga merupakan perantara dari orang dalam kelompoknya diluar kelompoknya.
Pemimpin pendidikan dalam hal ini adalah Kepala sekolah, sebagai seorang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di lembaga pendidikan harus memliki kesiapan dan kemampuan untuk membangkitkan semangat kerja personal.Kepala sekolah berperan sentral terhadap kemajuan dan kemunduran sebuah organisasi yang bernama sekolah.
2.4.3 Hubungan partisipasi masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu sekolah
Masyarakat adalah pihak yang bisa merasakan langsung dampak dari keberadaan suatu sekolah.
Kepemimpinan dapat dipahami bahwa kepemimpinan merupakan proses yang berisi rangkaian kegiatan yang melibatkan sekelompok orang yang dalam proses tersebut terjadi aktivitas mempengaruhi, memotivasi menggerakkan dan mengarahkan pikiran dan perasaan pihak lain ke arah yang telah disepakati bersama. Kepala skolah adalah seorang yang berperan besar , sangat sentral dalam pengelolaan sebuah sekolah.
2.5 Kerangka pikir
Kerangka pikir merupakan konsep yang memuat ketekaitan antara variable-variabel dalam penelitian sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang timbul.Pokok permasalahan dalam penelitian ini ada tiga factor, yaitu peran masyarakat, kepemimpinan kepala sekolah dan peningkatan mutu sekolah. Yang menjadi indikator peran masyarakatl menurut Menurut yaitu:
1. Ikut serta mengajukan usul atau pendapat.
2. Ikut serta bermusyawarah mengambil keputusan.
3. Ikut serta melaksanakan apa yang telah diputuskan
4. Ikutg serta mengawasi pelaksnaan keputusan
5. Ikut bertanggung jawab terhadap hasil.
Ikut serta menikmatgi dan memelihara hasil kegiatan (Soetrisno, 1995)
Yang menjadi Indikator dalam Kepemimpinan yaitu:
1. Membimbing
2. Membuat struktur
3. Memfasilitasi aktivitas
4. Memfasilitasi hubungan dalam kelompok atau organisasi. (Yukl.G.2005)
Yang menjadi indikator mutu sekolah yaitu
a. Prestasi siswa
b. Suasana belajar
c. Kurikulum yang dilaksanakan
d. Kualitas guru
e. Pengelolaan sekolah
(Popiastin, 2010)
Dari beberapa faktor diatas diperoleh hubungan antara partisipasi masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah, maka dapat dikemukakan dalam bentuk bagan kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 3 Kerangka Pikir Hubungan Antar Variabel
2.6. Rumusan Hipotesis
Gambar 3. Kerangka pikir hubungan antar variabel
Berdasarkan Tinjauan pustaka dan kerangka pikir tersebut maka dapat
dirumuskan dengan Hipotesis sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan antara partisipasi masyarakat dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses.
b. Terdapat Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan
mutu sekolah di SMA Tri Sukses
c. Terdapat Hubungan Antara partisipasi masyarakat dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses.
Hipotesis tersebut akan diuji kebenarannya pada akhir analisis data apakah pernyataan hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Bila Ha diterima berarti :
a. Terdapat hubungan yang positif antara partisipasi masyarakat dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses.
b. Terdapat Hubungan yang positif antara Kepemimpinan Kepala Sekolah
dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses
c. Terdapat Hubungan yang positif Antara partisipasi masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses
Sebaliknya bila Ha ditolak berarti :
a. Tidak terdapat hubungan antara partisipasi masyarakat dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses
b. Tidak terdapat Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses
c. Tidak terdapat Hubungan Antara peran masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu sekolah di SMA Tri Sukses.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif korelasi , yaitu penelitian dengan tujuan untuk melihat hubungan gejala dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain ( Notoatmojo, 2002). Dalam hal ini peneliti bermaksud melihat hubungan partisipasi masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu sekolah di SMA Tri Sukses.
3.2 Variabel Penelitian
a. Variabel bebas adalah: sejumlah gejala atau faktor-faktor atau unsur-unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variable lain. Yang menjadi variable bebas (X1) adalah partisipasi masyarakat dan Variabel bebas (X2) adalah Kepemimpinan Kepala Sekolah .
b. Variabel terikat adalah: factor-faktor atau unsur-unsur yang dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variable bebas tertentu. Yang menjadi variable terikat adalah mutu sekolah
3.3 Difinisi Operasional
1. Yang dimaksud dengan partisipasi masyarakat dalam penelitian ini adalah keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan suka rela baik karena alasana dalam dirinya atau dari luar drinya. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan disalurkan melalui sebuah lembaga yang disebut Komite Sekolah.
2. Yang dimaksud dengan Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah Proses dalam mempengaruhi kegiatan seseorang dalam usahanya mencapai tujuan tertentu didalam situasi tertentu.Terdiri dari 1. Membimbing 2. Membuat stuktur 3. Memfasilitasi aktivitas . 4. Memfasilitasi hubungan dalam kelompok atau organisasi.
3. Yang dimaksud dengan mutu sekolah adalah .
3.4 Pengukuran Variabel
1. Variabel Mutu Sekolah Diukur dengan Indikator
1) Prestasi siswa
2) Suasana belajar
3) Kurikulum yang dilaksanakan
4) Kualitas guru
5) Pengelolaan sekolah
2. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah diukur dengan indikator.
1) Membimbing
2) Membuat struktur
3) Memfasilitasi aktivitas
4) Memfasilitasi hubungan dalam kelompok atau organisasi
3. Variabel partisipasi masyarakat diukur dengan Indikator
1) mengajukan usul atau pendapat
2) ikut bermusyawarah
3) melaksnakan hasil keputusan
(4) mengawasi pelaksnaan keputusan
(5) bertanggung jawab terhadap hasil kegatan.
(6) menikmati dan memihara
3.5 Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian bertempat di SMA TRI SUKSES Natar Lampung selatan
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini memerlukan waktu selama 4 bulan terhitung dari bulan
Meii 2014 sampai bulan agustus 2014.
Tabel.1 Jadwal Rencana Persiapan Penelitian
No Kegiatan Bulan Minggu ke
Mei Juni Juli Agustus
Persiapan X x x X
Pelaksanaan x X X X x x X
Penyusunan Laporan x X X x x
3.5.1. Pengumpulan Data
Alat yang dipakai dalam penelitian ini berupa kuisioner dan pengamatan.Kuisioner merupakan alat pengumpul data yang berupa pertanyaan yang diisi oleh responden kegunaannya adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian
2. Memperoleh informasi yang validitas dan reliabilitas.
3.5.2. Metode Penelitian
Penulisan ini bertujuan untuk mengambarkan hubungan yang terdapat pada partisipasi masyarakat dan kepemimpinan Kepala Sekolah dengan peingkatan mutu sekolah di SMA Tri Sukses , karena bertujuan untuk menggambarkan kondisi yang ada, maka penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat kualitatif.
Menururt Hadari Nawawi (1993:63) penelitian deskirptif yaiotu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang,lembaga,masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana mestinya. Lebih lanjut Hadari Nawawi menyimpulkan ciri metode deskriptif yaitu
1. Memusatkan perhatian pada masalah – masalah yang ada saat penelitian dilakukan atau masalah – masalah yang bersifat actual.
2. Menggambarkan fakta-fakta tentag masalah yang diselidiki sebagaimana mestinya, diiringi dengan interpretasi yang rasional dan kuat.
3.6. Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja, tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek tersebut ( Alimul, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh tenaga pendidik (guru) dan tenaga non kependidikan beserta komite sekolah yang bukan guru di SMA Tri Sukses berjumlah 55 orang.
3.6.2 Sampel
Sample adalah bagian dari populasi yang akan ditelit ( Alimuk, 2007 ). Sample dalam penelitian ini adalah guru, staf dan komite sekolah. Teknik pengambilan sample dalam penelitian in i adlah aksidental sampling yaitu suatu teknik penetapan sample yang dilaukan dengan kebetulan bertemu diambil dan langsung dijadikan sample utama ( Alimul, 2007 ). Besar sample yang akan digunakan dalam penelitian menggunakan rumus :
n = N
1 + N (d2)
n= Besar Sample
N = Besar populasi
d = Tingkat ketepatan ( 5 % )
Jadi , bila mengacu pada rumus tersebut dengan menggunakan teknik aksidental sampling maka di dapat jumlah sample yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
diketahui
n = 55 orang
d = 5 % ( 0,05 )
n = 55
jadi n = 55
1 + 55 (0,052)
= 55
1 + 0,14
= 48,25 48
Jadi jumlah sample yang digunakan dalam peneltian ini adalah 48 orang.
3.6.3 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
(a) Kuisioner yaitu memberikan lembaran pertanyaan yang seterusnya akan diisi oleh responden,
(b) observasi yaitu dengan melakukan pengamatan di lapangan tentang kondisi yang terjadi dan
(c) tinjauan pustaka yaitu dengan menggunakan buku – buku bacaan juga melalui penggunaan internet sebagai referensi dan informasi tambahan .
3.7. Instrumen Penelitian
3.7.1 Prosedur penyusunan Instrumen
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara pembuatan angket atau kuisioner Tahap awal yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Pengadministrasikan instrument, yang meliputi:
1. Menetapkan jenis instrument pengumpulan data yang akan digunakan(sesuai desain penelitiannya)
2. Menyusun instrument pengumpulan data
3. Mencobakan instrument
4. Menetapkan format dan isi instrument yang telah diuji kebakuannnya
3.7.2 Kisi-Kisi Instumen
Pengertian kisi-kisi instrument adalah sebuah table yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyususunan instrument menunjukkan, kaitan antara variable yang diteliti dengan sumber data dari mana akan diambil , metode yang digunakan dan instrument yang disusun(Arikunto,2010:205)
Adapun indikator dari masing-masing variable Nampak dalam table 2 tentang kisi-kisi kuisioner berikut ini.
Tabel. 2 Kisi-kisi Kuisioner untuk variable parisipasi masyarakat
No Indikator Prediktor Jml soal No
Soal
1. Mengajukan usul 1.Memahami visi dan misi sekolah
2..Memiliki ide – ide yang disampaikan
3. Berani mengemukakan pendpat 1
1
1 1,2
3
4,5
2. Ikut bermusyawarah 1. Mengikuti rapat komite atau rapat ttg pengembangan sekolah
2. Tingkat kehadiran pada rapat > 75%
3. Terlibat dalam kepengurursan komite sekolah 1
1
1 6
7
8,9
3. Ikut melaksanakan hasil keputusan 1. Mendukung dan menyetujui besaran dana komite
2. Bertanya tentang pelajaran dan fasilitas sekolah
3. Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan anak tentang perkembangan dan suasana sekolah 2
1
2
10,11
12
13,14
4. Ikut mengawasi 1. berkunjung ke sekolah/BK
2. melakukan komunikasi dengan pihak seolah berkait kegiatan dan perkembanan anak 1
1 15
16
5. Ikut bertaggung jawab 1. komite memiliki program kerja
2.Orang tua terlibat dalam berbagai kegiatan kelas / sekolah 2
1
17,18
19
6 Menikmati dan memlihara 1. Memiliki keluarga berstatus warga sekolah
2. megikutkan kegiatan ekskul
1
2 20
21,22
Tabel. 3 Kisi-kisi Kusioner untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah
No Indikator Prediktor Jml soal No
Soal
1. Membimbing
1. kepala sekolah mampu mengkomunikasikan visi dan misi sekolah kepada warga sekolah
2. kepala sekolah menjalankan sekolah menuju pada pencapaian visi dan misi
3.kepala sekolah mampu mendemonstrasikan pengetahuan tentang sekolah dan siswanya
4.kepala sekolah mampu memberikan supervisi yang mengarah pada peningkatan pembelajaran
5. kepala sekolah menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan guru / staf berkait kendala ataupun program kerja.
6. Kepala sekolah berani untuk menegur bawahan 6 23,24,
25,26,
27,28
2. Membuat struktur
1. Kepala sekolah Munyusun struktur organisasi.
2. Kepala sekolah dihargai oleh warga sekolah termasuk masyarakat
3. kepala sekolah mempunyai rencana pengembangan sekolah yang dilaksanakan, ditinjau ulang dan dimonitor secara teratur. 3 29,30
31
3. Memfasilitasi aktivitas
1. Kepala sekolah menerima orangtua dan maysrakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah
3. Mengadakan rapat dan pertemuan dengan orangtua dan komite secara berkala
5.Menganggarkan dana untuk kegiatan sekolah
6.Kepala sekolah meminta dan menerima masukan dari orang tua dan masyarakat tentang kepuasan kinerja sekolah 6
32,33
34,35
36,37
4. Memfasilitasi hubungan dalam kelompok atau organisasi. 1.memiliki tenaga humas
2. sekolah mempunyai hubungan dengan sekolah lain,organisasi pemerintah,pusat pelayanan masyarakat
3. Kepala sekolah menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan orantua.
4. Kepala sekolah selalu berusaha mencarikan jalan
Keluar setiap permaslahan melibatkan masyarakat 4 38,39
40,41
Tabel. 4 Kisi-kisi Kuisioner untuk mutu sekolah
No Indikator Prediktor Jml soal No Soal
1. Prestasi siswa
1. memiliki siswa berprestasi akademik
2. memiliki siswa / team berprestasi nonakademik
3.orang tua memahami dan puas dengan tingkat informasi yang diberian tentang anak mereka
4. orang tua diberikan informasi tentang perkembangan akademik dan nonakademik siswa
5. Informasi yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuan mereka bersifat membimbing 5 41,42
43,44
45
2. Suasana
1.gedung,halaman dan peralatan sekolah bersih dan terawat
2. mekanisme partisipasi siswa dalam organisasi sekolah jelas
3.Maysrakat dapat melihat hubungan yang positif antara sekolah dan lingkungannya
4. guru dan orangtua serta siswa mengetahui dan memahami aturan sekolah
5. isu-isu seperti gangguan terhadap siswa dan disiplin siswa didiskusikan dengan warga sekolah dan komite sekolah.
6. sekolah melakukan kerjasama anatar unit pendukung dan pusat layanan masyarakat yang lebih luas
7. sekolah menyediakan unit pendukung
8. siswa memiliki akses yang mudah terhadap semua unit pendukung tersebut.
9. sekolah didukung dengan teknologi yang memadai 5 46,47
48,49
50
3. Kurikulum yang dilaksanakan
1. kurikulum yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
2. sekolah menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler
3. guru dapat menjelaskan kepada orangtua bagaimana kurikulum dijabarkan dan diberikan kepada siswa
4. sekolah menyediakan program khusus bagi siswa yang mempunyai kebutuhan khusus termasuk siswa yang memiliki kemampuan melebihi rata-rata. 4 51,52
53,54
55
4. Kualitas guru
1. guru telah tersertifikasi
2.rinciankualifikasi guru terpajang
3. guru mampu menggunakan berbagai pendekatan mengajar
4.guru merasa nyaman bekerja di sekolah
5. guru mengikuti berbagai program pengembangan profesi
6. guru mengundang orantua dan masyarakat membantu kegitan kelas
7.guru dan orang tua mampu berdiskusi masalah pembelajaran dan nonpembelajaran yang timbul
8. > 75% guru memahami dan mampu mengoperasionalkan IT dengan baik 7 56,57
58,59
60,61
62
5 Pengelolaan sekolah 1. Orangtua dan komite sekolah puas dengan alokasi dana dan kepuusnnya
2. sekolah menyedikan staf administrasi yang memadai untuk mendukung operasionalsekolah
3. staf administrasi sekolah mengenal siswa dan orang tuanya
4.sekolah mempunyai fasilitas fisik lain
5. sekolah menyediakan waktu untuk guru merencanakan dan elakukan pengembangan diri
6. jumlah siswa sesuai dengan petunjuk operasional sekolah dan pengaturan kelas
7.sekolah memajang RAPBS
8. Sekolah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja
9. sekolah melaporkan kegiatan dan pendanaan terhadap stakeholders
10.sekolah reonsif terhdap kebutuhn dan aspirasi masyarakat 10 63,64
65,66
67,68
69,70
71,72
3.7.3 Skoring (Pemberian Nilai)
Sebelum menetapkan skor perlu terlebih dahulu dijelaskan alternative jawaban yang digunakan. Dalam pengukuran ini variable bebas diukur dengan menggunakan skala likert yaitu suatu cara sistematik untuk member skor dalam kuisioner yang dibagikan. Ada 5 alternatif jawaban untuk partisipasi masyarkat yaitu:
Tabel. 5 Alternatif Jawaban partisipasi masyarakat
Jawaban Nilai
- Selalu
- terkadang
- pernah sekali atau dua
- tidak
- Tidak sama sekali 5
4
3
2
1
Alternativ dari masing-masing Manajemen sekolah adalah:
1. Jawaban selalu diberi Nilai 5 skornya 100. Memiliki ide – ide pengembangan sekolah. Jika jawabannya Ya maka diberi Skor 100
2. Jawaban Sering diberi nilai 4 skornya 75. Memiliki ide – ide pengembangan sekolah . Jika jawabannya sering maka diberi nilai 75.
3. Jawaban Cukup terkadang diberi nilai 3 skornya 50. Memiliki ide – ide pengembangan sekolah Jika jawabannya Cukup Setuju maka diberi nilai 50.
4. Jawaban Tidak diberi nilai 2 skornya 25. Memiliki ide – ide pengembangan sekolah .Jika jawabannya Tidak maka diberi nilai 25.
5. Jawaban tidak sama sekali diberi nilai 1 skornya 0. Memiliki ide – ide pengembangan sekolah ..Jika jawabannya Tidak Sama sekali maka diberi nilai 0.
Ada 5 alternatif jawaban untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah yaitu:
Tabel. 6 Alternatif Jawaban Kepemimpinan Kepala Sekolah
Jawaban Nilai
- Selalu (SL)
- Sering(SR)
- Kadang-Kadang(KK)
- Jarang(JR)
- Tidak Pernah(TP) 5
4
3
2
1
Alternatif dari masing-masing Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah:
1. Jawaban Selalu(SL) diberi Nilai 5 skornya 100. Pemimpin saya menegur kepada saya jika saya salah dalam melaksanakan tugas. Jika jawabannya Selalu maka diberi Skor 100
2. Jawaban Sering(SR)diberi nilai 4 skornya 75. Pemimpin saya menegur kepada saya jika saya salah dalam melaksanakan tugas.. Jika jawabannya Sering(SR) maka diberi nilai 75.
3. Jawaban Kadang-Kadang (KK) diberi nilai 3 skornya 50. Pemimpin saya menegur kepada saya jika saya salah dalam melaksanakan tugas.. Jika jawabannya Kadang-Kadang(KK)) maka diberi nilai 50.
4. Jawaban Jarang(JR) diberi nilai 2 skornya 25. Pemimpin saya menegur kepada saya jika saya salah dalam melaksanakan tugas. Jika jawabannya Jarang(JR) maka diberi nilai 25.
5. Jawaban Tidak Pernah(TP) diberi nilai 1 skornya 0. Pemimpin saya menegur kepada saya jika saya salah dalam melaksanakan tugas.. Jika jawabannya Tidak Pernah maka diberi nilai 0.
Ada 5 alternatif jawaban untuk Kecerdasan Sosial yaitu:
Tabel. 7 Alternatif Jawaban mutu sekolah
Jawaban Nilai
- Selalu (SL)
- Sering(SR)
- Kadang-Kadang(KK)
- Pernah (P)
- Tidak Pernah(TP) 5
4
3
2
1
Alternatif dari masing-masing Kecerdasan sosial adalah:
1. Jawaban Selalu(SL) diberi Nilai 5 skornya 100. Orangtua diberikan informasi perkembangan akademik ,sosial,personal dan fisik siswa. Jika jawabannya Selalu maka diberi Skor 100
2. Jawaban Sering(SR)diberi nilai 4 skornya 75. Orangtua diberikan informasi perkembangan akademik ,sosial,personal dan fisik siswa. Jika jawabannya Sering(SR) maka diberi nilai 75.
3. Jawaban Kadang-Kadang (KK) diberi nilai 3 skornya 50. Orangtua diberikan informasi perkembangan akademik ,sosial,personal dan fisik siswa. Jika jawabannya Kadang-Kadang(KK)) maka diberi nilai 50.
4. Jawaban Jarang(JR) diberi nilai 2 skornya 25. Orangtua diberikan informasi perkembangan akademik ,sosial,personal dan fisik siswa.. Jika jawabannya Jarang(JR) maka diberi nilai 25.
5. Jawaban Tidak Pernah(TP) diberi nilai 1 skornya 0. Orangtua diberikan informasi perkembangan akademik ,sosial,personal dan fisik siswa.. Jika jawabannya Tidak Pernah maka diberi nilai 0.
3.8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.8.1. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan. untuk mendapatkan data mengukur valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan(suharsimi Arikunto, 1998:160)
Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas(r xy ). Untuk menguji kesahihan tiap butir soal kuisioner, dalam penelitian ini digunakan teknik korelasi produk moment.
Dalam menentukan validitas suatu instrumen semisal tes hasil belajar matematika bentuk uraian digunakan rumus Product Moment yaitu:
Keterangan rumus
r xy = korelasi skor item dengan skor total
N = Jumlah Subyek
X = Skor item
Y = Skor total
Selanjutnya hasil rxy dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan r table (rkritis). Bila rhitung lebih besar dengan rtabelmaka item tersebut valid dan jika r hit lebih kecil dari r table maka item tersebut tidak valid
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten, bila dilakukan pengukuran dua kali atu lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama(Noto atmodjo, 2010).
Uji Reliabilitas dilakukan setelah menguji validitas. Jika pertanyaan sudah valid semua analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas.
Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrument dalam penelitian ini adalah koefisien alpha.Kriterian suatu instrument penelitian dikatakan reliable bila koefisien reliabilitas alfha> r table maka pernyataan tersebut reliable.
3.9. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis terhadap data penelitian ,data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan kondisi setiap variable. peneliti menggunakan beberapa teknik menurut Ridwan,(2010) antara lain:
3.9.1 Analisis Data Secara Deskriptif/Kualitatif
3.9.2. Analisis Kualitatif
Analisis dilaukan dengan cara tabulasi data dari hasil penyebaran kuisioner penelitian . Kemudian dianalisis dan dideskripsikan pada table data per item pernyataan dan per indicator variable, dengan cara menghitung presentase perolehan skor kuisioner dibandingkan dengan skor maksimal yang mungkin dicapai oleh masing-masing item kuisioner.
Untuk mengetahui tingkat kekuatan pada uji kualitatif, maka hasil presentase tersebut dibandingkan dengan Kriteria sebagai berikut:
Tabel. 8 Kriteria Standar Katagori Analisis Kualitatif
Interval dalam Persen Standar Katagori
0-20 Sangat Jelek
21-40 Jelek
41-60 Cukup
61-80 Baik
81-100 Sangat Baik
3.9.2.1 Korelasi Parsial
Yaitu untuk mengetahui berapa besar hubungan antara
Partisipasi masyarakat (X1) dengan mutu sekolah (Y) Hubungan antara (X2) Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap mutu sekolah(Y).
Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan rumus
r xy = korelasi skor item dengan skor total
N = Jumlah Subyek
X = Skor item
Y = Skor total
Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan r tidak lebih dari harga(-1≤r≤+1) Apabila nilai r= -1 artinya korelasi relative sempurna r=0 artinya tidak ada korelasi : dan r =+1 berarti korelasinya sangat kuat. Artinya harga r akan dikonsultasikan dengan table interpretasi Nilai r sebagai berikut:Interpretasi Koefiosien Korelasi r
Tabel. 9 Kriteria Korelasi Parsial
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80-1,000 Sangat Tinggi
0,60-0,799 Tinggi
0,40-0,599 Cukup Tinggi
0,20-0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat Rendah
3.9.2.2 Korelasi Berganda
Yaitu untuk mengetahui berapa besar hubungan antara
Partisipasi masyarakat (X1) , Kepemimpinan Kepala Sekolah(X2) terhadap Mutu sekolah (Y) di SMA TRI SUKSES Natar Lampung Selatan.
Rumus yang digunakan adalah:
Ryx1x2=√r²yx1 + r²yx2-2 ryx1 ryx2 rx1x2
1-r²x1x2
Keterangan rumus
Ryx1x2 = Koefisien korelasi ganda antara variable X1 dan x2
ryx1= Koefisien korelasi X1 terhadap Y
ryx2 = Koefisien korelasi x2 terhadap Y
rx1x2 = Koefisien korelasi x1 terhadap X2
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi korelasi ganda di cari F hitung kemudian dikonsultasikan dengan F tabel . Lalu membandingkan F hitung dengan F tabel jika F hitung ≥ F tabel maka tolak H0 artinya Signifikan
F hitung ≤ F tabel terima H0 artinya tidak signifikan.
IV HASIL DAN INTERPRETASI
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah singkat SMA Tri Sukses
SMA Tri Sukses yang berada di bawah naungan Yayasan Nurul Huda lampung didirikan pada tahun 1997.Pada awalnya pendirian sekolah ini hanya untuk menampung santriwan dan santriwati yang mondok di Pondok Pesantren Nurul Huda, namun pada akhirnya seiring perkembangan waktu siswa – siswi nya tidak hanya dari pesantren tetapi masyarakat umum.
4.1.2 Kondisi geografis
Secara geografis SMA Tri Sukses terletak di Dusun II Desa Pemanggilan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. SMA Tri Sukses merupakan bagian dari unit pendidikan dan Yayasan Nurul Huda Lampung yang terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA Tri Sukses dan Pondok Pesantren Nurul Huda.
Masyarakat disekitar lingkungan sekolah sangat heterogen. Lokasi sekolah berjarak ± 10 km dari pusat kota Provinsi Lampung karena meskipun beradadi wilayah Kabupaten Lampung Selatan, namun letak SMA Tri Sukses berbatasan dengan Kota Bandar Lampung.
4.1.3 Visi dan Misi SMA TRI SUKSES
4.1.3.1 Visi
Mandiri Yang Cerdas, dan Berakhlakul karimah
4.1.3.2 Misi
• Melaksanakan pelayanan KBM sesuai potensi secara efektif dan efisien
• Melaksanakan KBM dengan menggunakan cara yang beragam, dengan didukung sarana yang memadai
• Melaksanakan peningkatan kualitas SDM yang mengikuti perkembangan
• Menunjukan kemampuan berpikir logis, keritis, kreatif dan inofatif dalam pengambilan ke putusan
• Menunjukan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri
• Menunjukan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
• Menunjukan kemampuan menganalisis dan memecahkan maslah kompleks
• Menunjukan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial
• Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
• Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Mengapresiasi karya seni dan budaya
• Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani serta kebersihan lingkungan
• Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun
• Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
• Menghargai perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain
• Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi
4.1.3.3. Tujuan Sekolah
• Terwujudnya sekolah bertaraf nasional
• Prosentase siswa yang diterima di perguruan tinggi ternama mencapai 10%
• Penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Arab dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
• Pencapaian tertinggi dalam lomba-lomba pada tingkat kabupaten dan provinsi
• Pelaksanaan kegiatan aplikasi akademik, non akademik, sosial dan agama
• Pemanfaatan IT dan Multimedia
• Tidak terdapat siswa yang gagal belajar
• Terbentuknya budaya mutu pada setiap unsur sekolah dlam mencapai visi dan misi
• Terbentuknya pribadi yang disiplin, kreatif, inovatif, dan taqwa
• Terciptanya lingkungan yang sesuai dengan 7K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kenyamanan, dan kerindangan)
.1.3.5. Kondisi warga sekolah SMA Tri Sukses
4.1.3.6. Tenaga Pengajar dan Karyawan
Tabel . 10 Data Tenaga Pengajar
No Nama Guru Jenis Status Tugas
Kelamin Kepegawaian Th Masa
L P GTY GTT/PNS Mulai Kerja
1 Eko Dedi Gunawan, S. Sos √ √ 2000 14 Th
2 Marta Heti M, S. Pd √ √ 1997 16 Th
3 Yoni Hisbullah, A. Md √ √ 2005 9 Th
4 Drs. Hartono √ √ 1997 16 Th
5 Drs. Madiyo √ √ 1997 16 Th
6 Rani Februarini, S. Pd √ √ 1997 16 Th
7 Ari Widiastuti, S. Pd √ √ 1997 16 Th
8 Megaria, M. PdI √ √ 1997 16 Th
9 Riduan Agus, S. Pd √ √ 2004 10 Th
10 Meiyensi, S. Pd, MM √ √ 2000 14 Th
11 Dra.Hj. Nani Widowati √ √ 2001 13 Th
12 Ahmad Muslih,M.PdI √ √ 2004 10 Th
13 Suswanto, M. PdI √ √ 2001 13 Th
14 Silvya Farantika, S.Pd √ √ 2012 Bl
15 Betty Anggraini, S.Pd √ √ 2012 6 Bl
16 Sutarmo, S. Pd √ √ 2002 12 Th
17 Slamet Raharjo, S. Pd √ √ 2002 12 Th
18 Triyanti Andalasmi, S. Pd √ √ 2003 11 Th
19 Baranur Wahyu P, STP √ √ 2008 6 Th
20 Yusmaniar, S. E. √ √ 2006 8 Th
21 Muchlisin Soleh, S. Pd. I √ √ 2006 8 Th
22 Syamsul Heriy, S. Pd √ √ √ 2006 8 Th
23 Mery Oktavia, S. Si √ √ 2008 6 Th
24 Sri Ratna Suminar, S. Pd √ √ 2007 7 Th
25 M. Fahmi Hafidz, S. Si √ √ 2008 6 Th
No Nama Guru Jenis Status Tugas
Kelamin Kepegawaian Th Masa
L P GTY GTT/PNS Mulai Kerja
26 Wira Susanto, S.S √ √ 2008 6 Th
27 Evi Yuliana, S.Pd √ √ 2006 8 Th
28 Miswati, S. Pd √ √ 2009 6 Th
29 Abdul Aziz Masthuri, S. Pd √ √ 2009 6 Th
30 Novianti, S. E √ √ 2007 7 Th
31 Antoni Prawira N, S. Pd √ √ 2008 6 Th
32 Ani Nurdiana,S.Pd √ √ 2012 2 Th
33 Estiya Hayati, S. Pd √ √ 2010 4 Th
34 Edi Siswanto, S. Pd √ √ 2010 2 Th
35 Dani Mahendra √ √ 2010 4 Th
36 Rika Putri Andini, S. Pd √ √ 2011 3 Th
37 Septiani,S.Pd √ 2012 2 Th
38 Jumiyati, S.Pd √ √ 2002 9 Th
39 Evilya Ervina Desy F, S. Ikom √ √ 2006 8 Th
40 M. Rofiqo Rifki √ √ 2011 3 Th
41 Muhammad Syafril √ √ 2011 3 Th
Tabel. 11 Formasi karyawan
No Nama Pegawai Jenis
Kelamin Staff Masa
Pendidikan
L P Terakhir kerja
1 Jumiyati, S. Pd V S-1 Bendahara 9 th
2 Evilya Ervina F, S. IKom V S-1 TU 5th
3 Umi Mahtum V SMA TU 1th
4 M. Sanusi Aji, A. Md v D 3 TU 6bln
5 Syaiful Anwar v SMA Pesuruh 8 th
Supangat v SMA Satpam 12 th
7 Heni S V D-1 Perpus 6 th
8 Dewi V SMEA Perpus 4 th
9 Hasrullah v SMP Tk.Kbun 2 th
Tabel 12 Jumlah Tenaga Pengajar Berdasarkan Mata Pelajaran
NO GURU MATA PELAJARAN JML JAM GURU YG ADA
PNS GTY GTT
1 Pendidikan Agama Islam (PAI) 36 1 1
2 Pendidikan Kewarganegaraan 36 2
3 Bahasa Indonesia 72 3 1
4 Bahasa Inggris 78 2 1
5 Matematika 81 3 3
6 Fisika 41 1 1
7 Biologi 41 2 2
8 Kimia 41 2 1
9 Sejarah 28 1 1
10 Geografi 32 1 1
11 Ekonomi 37 2 1
12 Sosiologi 34 1 1
13 Seni Budaya 24 3
14 Penjaskes 36 1 1
15 BP/BK 62 1
16 TIK 36 2
17 Ketrampilan 24 1
18 B.Jepang 10 1
19 B.Arab 12 1
20 Mulok 14 2
Gambar 3 Struktur Organisasi SMA Tri Sukses
4.1.3.7 Jumlah siswa
Tabel 13 Jumlah siswa SMA Tri Sukses pada tahun ajaran 2012 / 2013
KELAS JENIS KELAMIN JUMLAH TOTAL Jumlah
Rombel
XII IPA PUTRI 54 95 3
PUTRA 41
XII IPS PUTRI 52 95 3
PUTRA 43
XI IPA PUTRI 70 109 3
PUTRA 39
XI IPS PUTRI 36 72 2
PUTRA 36
X PUTRI 146 232 7
PUTRA 86
JUMLAH 603 18
4.2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Sebelum dilakukan pengumpulan data alat ukur yang dipergunakan, perlu diuji erlebih dahulu (Uji coba alat ukur ) untuk mengetahui apakah alat ukur itu valid atau tidak. Pelaksanaan uji validitas dilaksanakan pada tanggal 7 agustus 2014 terhadap 5 orang guru. Setelah diakukan try out sebagaimana data terlampir terhadap 3 ( tga ) variabel dan dianalisis dengan software SPSS 16.0 diperoleh data sebagaimana terlampir dalam tabel
.
4.2.1 Uji Validitas Variabel Partisipasi Masyarakat
Jika hasil r hit koefisien lebih besar dari r tab maka item tersebut dinayatakan valid, jika hasilnya lebih rebdah dari r tab maka dinyatakan tidak valid.
Tabel 14. Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi masyarakat
No No butir instrumen r hitung R tabel keterangan
1 Butir 1 .988 0,632 Valid
2 Butir 2 .810 0,632 Valid
3 Butir 3 .335 0,632 Tidak valid
4 Butir 4 .986 0,632 Valid
5 Butir 5 .986 0,632 Valid
6 Butir 6 .986 0,632 Valid
7 Butir 7 .269 0,632 Tidak valid
8 Butir 8 .331 0,632 Tidak valid
9 Butir 9 .000 0,632 Tidak valid
10 Butir 10 .458 0,632 Tidak valid
11 Butir 11 .765 0,632 Valid
12 Butir 12 .845 0,632 Valid
13 Butir 13 .842 0,632 Valid
14 Butir 14 .988 0,632 Valid
15 Butir 15 .988 0,632 Valid
16 Butir 16 -.628 0,632 Tidak valid
17 Butir 17 .988 0,632 Valid
18 Butir 18 -.359 0,632 Tidak valid
19 Butir 19 .988 0,632 Valid
20 Butir 20 .145 0,632 Tidak valid
21 Butir 21 .941 0,632 Valid
Sumber data : Hasil Uji coba 7 agustus 2014
Dari hasil analisis validitas Partisipasi Masyarakat terdapat pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan butir 3,7,8,9,10,16,18,20
4.2.1.2 Uji Vaiditas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah
Jika hasil r hit koefisien korelasi lebih besar dari r tab dinyatakan valid, jika hasilnya lebih rendah dari r tab maka dinayatakan tidak valid.
Tabel 15. Hasil Uji validitas variabel kepemimponan kepala sekolah
No No butir instrumen r hitung R tabel keterangan
1 Butir 1 .995 0,632 Valid
2 Butir 2 .994 0,632 Valid
3 Butir 3 .000 0,632 Tidak valid
4 Butir 4 .995 0,632 Valid
5 Butir 5 .995 0,632 Valid
6 Butir 6 .995 0,632 Valid
7 Butir 7 .064 0,632 Tidak valid
8 Butir 8 .465 0,632 Tidak valid
9 Butir 9 .000 0,632 Tidak valid
10 Butir 10 .995 0,632 Valid
11 Butir 11 .995 0,632 Valid
12 Butir 12 .995 0,632 Valid
13 Butir 13 .995 0,632 Valid
14 Butir 14 .995 0,632 Valid
15 Butir 15 .995 0,632 Valid
16 Butir 16 -.996 0,632 Tidak valid
17 Butir 17 .995 0,632 Vald
18 Butir 18 -.644 0,632 Tidak valid
19 Butir 19 .995 0,632 Valid
20 Butir 20 .995 0,632 Valid
21 Butir 21 .995 0,632 Valid
22 Butir 22 .995 0,632 Valid
23 Butir 23 .995 0,632 Valid
24 Butir 24 -.996 0,632 Valid
25 Butir 25 .995 0,632 Valid
26 Butir 26 -.644 0,632 Tidak valid
27 Butir 27 .995 0,632 Valid
28 Butir 28 .000 0,632 Tidak valid
29 Butir 29 .995 0,632 Valid
Sumebr data : hasil uji coba tanggal 7 agustus 2014
Dari hasil analisis validitas kepemimpinan kepala sekolah terdapat pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan butir ke 3,7,8,9,16,18,26,28
4.2.1.3 Uji Validitas Variabel Mutu Sekolah
Jika hasil r hir koefisien korelasi lebih besar dri r tab maka item tersebut dinyatakan valid, jika hasilnya lebih rendah dari r tab maka dinyatakan tidak valid.
Tabel 16. Hasil Uji Validitas Variabel Mutu Sekolah
No No butir instrumen r hitung R tabel keterangan
1 Butir 1 .712 0,632 valid
2 Butir 2 .815 0,632 valid
3 Butir 3 .943 0,632 valid
4 Butir 4 .710 0,632 Valid
5 Butir 5 .854 0,632 Valid
6 Butir 6 .706 0,632 Valid
7 Butir 7 .712 0,632 valid
8 Butir 8 .893 0,632 valid
9 Butir 9 .241 0,632 Tidak valid
10 Butir 10 .670 0,632 Valid
11 Butir 11 .860 0,632 Valid
12 Butir 12 .943 0,632 Valid
13 Butir 13 .562 0,632 Tidak valid
14 Butir 14 .712 0,632 valid
15 Butir 15 .954 0,632 valid
16 Butir 16 -.757 0,632 valid
17 Butir 17 .626 0,632 Tidak valid
18 Butir 18 -.238 0,632 Tidak valid
19 Butir 19 .535 0,632 Tidak valid
20 Butir 20 .786 0,632 valid
21 Butir 21 .893 0,632 Valid
22 Butir 22 .670 0,632 valid
23 Butir 23 .789 0,632 valid
24 Butir 24 -.576 0,632 Tidak valid
25 Butir 25 .943 0,632 valid
26 Butir 26 .031 0,632 Tidak valid
27 Butir 27 .943 0,632 valid
28 Butir 28 .450 0,632 Tidak valid
29 Butir 29 .949 0,632 Valid
30 Butir 30 .710 0,632 valid
31 Butir 31 .854 0,632 valid
32 Butir 32 .943 0,632 valid
33 Butir 33 .450 0,632 Tidak valid
34 Butir 34 .949 0,632 valid
Sumebr data : hasil uji coba tanggal 7 agustus 2014
Dari hasil analsis validitas Mutu Sekolah terdapat pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan butir ke
4.2.2 Uji Reliabilitas
4.2.2.1 Uji Reliabilitas Partisipasi masyarakat
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.915 21
Untuk menguji reliabilitas membandingkan nilai Alpha Nilai r Alpha ≥ Nilai r table, Nilai Alpha 0.915 ≥Nilai r table 0,632 sehingga ke 21 ( dua puluh satu ) pernyataan partisipasi masyarakat dinayatakan reliable.
Tabel 17. Uji Reliabilitas Variabel Partisipasi Maysrakat
No No butir instrumen r hitung Cronbach's Alpha Keterangan
1 Butir 1 .907 915 Reliabel
2 Butir 2 .905 915 Reliabel
3 Butir 3 .916 915 Tidak reliabel
4 Butir 4 .900 915 Reliabel
5 Butir 5 .900 915 Reliabel
6 Butir 6 .900 915 Reliabel
7 Butir 7 .922 915 Tidak reliabel
8 Butir 8 .916 915 Tidak reliabel
9 Butir 9 .918 915 Tidak reliabel
10 Butir 10 .914 915 Reliabel
11 Butir 11 .906 915 Reliabel
12 Butir 12 .905 915 Reliabel
13 Butir 13 .906 915 Reliabel
14 Butir 14 .907 915 Reliabel
15 Butir 15 .907 915 Reliabel
16 Butir 16 .930 915 Tidak Reliabel
17 Butir 17 .907 915 Reliabel
18 Butir 18 .934 915 Tidak Reliabel
19 Butir 19 .907 915 Reliabel
20 Butir 20 .922 915 Tidak Reliabel
21 Butir 21 .900 915 Reliabel
Sumber data: Hasil uji coba tanggal 7 Agustus 2014
4.2.2.2 Uji Reliabilitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.931 29
Nilai r Alpha ≥ Nilai r table
Nilai Alpha 0.915 ≥ Nilai r table 0,632 sehingga ke 29 ( dua pulluh sembilan ) pernyataan kepemimpinan Kepala Sekolah dinayatakan reliable.
Tabel 18. Hasl Uji Coba Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah setiap Pernyataan
No No butir instrumen r hitung Cronbach's Alpha Keterangan
1 Butir 1 .927 931 Reliabel
2 Butir 2 .924 931 Reliabel
3 Butir 3 .924 931 Reliabel
4 Butir 4 .926 931 Reliabel
5 Butir 5 .923 931 Reliabel
6 Butir 6 .926 931 Reliabel
7 Butir 7 .927 931 Reliabel
8 Butir 8 .923 931 Reliabel
9 Butir 9 .931 931 Reliabel
10 Butir 10 .927 931 Reliabel
11 Butir 11 .923 931 Reliabel
12 Butir 12 .924 931 Reliabel
13 Butir 13 .929 931 Reliabel
14 Butir 14 .927 931 Reliabel
15 Butir 15 .926 931 Reliabel
16 Butir 16 .940 931 Tidak Reliabel
17 Butir 17 .928 931 Reliabel
18 Butir 18 .940 931 Tidak Reliabel
19 Butir 19 .929 931 Reliabel
20 Butir 20 .927 931 Reliabel
21 Butir 21 .923 931 Reliabel
22 Butir 22 .927 931 Reliabel
23 Butir 23 .926 931 Reliabel
24 Butir 24 .937 931 Tidak Reliabel
25 Butir 25 .924 931 Reliabel
26 Butir 26 .942 931 Reliabel
27 Butir 27 .924 931 Reliabel
28 Butir 28 .929 931 Reliabel
29 Butir 29 .922 931 Reliabel
Sumber data : Hasil uji coba tanggal 7 Agustus 2014
4.2.2.3 Uji Reliabilitas Mutu Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.950 34
Nilai r Alpha ≥ Nilai r table
Nlai Alpha ≥ dari nilai table 0.632 sehingga ke 34 ( tiga puluh empat ) pernyataan mutu sekolah dinyatakan valid.
No No butir instrumen r hitung Cronbach's Alpha Keterangan
1 Butir 1 .948 950 Reliabel
2 Butir 2 .946 950 Reliabel
3 Butir 3 .947 950 Reliabel
4 Butir 4 .948 950 Reliabel
5 Butir 5 .946 950 Reliabel
6 Butir 6 .948 950 Reliabel
7 Butir 7 .948 950 Reliabel
8 Butir 8 .946 950 Reliabel
9 Butir 9 .951 950 Tidak Reliabel
10 Butir 10 .948 950 Reliabel
11 Butir 11 .946 950 Reliabel
12 Butir 12 .947 950 Reliabel
13 Butir 13 .950 950 Reliabel
14 Butir 14 .948 950 Reliabel
15 Butir 15 .947 950 Reliabel
16 Butir 16 .956 950 Tidak Reliabel
17 Butir 17 .949 950 Reliabel
18 Butir 18 .956 950 Tidak Reliabel
19 Butir 19 .949 950 Reliabel
20 Butir 20 .948 950 Reliabel
21 Butir 21 .946 950 Reliabel
22 Butir 22 .948 950 Reliabel
23 Butir 23 .948 950 Reliabel
24 Butir 24 .954 950 Tidak Reliabel
25 Butir 25 .947 950 Reliabel
26 Butir 26 .958 950 Tidak Reliabel
27 Butir 27 .947 950 Reliabel
28 Butir 28 .950 950 Reliabel
29 Butir 29 .945 950 Reliabel
30 Butir 30 .948 950 Reliabel
31 Butir 31 .946 950 Reliabel
32 Butir 32 .947 950 Reliabel
33 Butir 33 .950 950 Reliabel
34 Butir 34 .945 950 Reliabel
Sumber data : hasil uji coba tanggal 7 agustus 2014
4.4 Analisis Hasil Penelitian
4.4 .1 Analisis Korelasi Parsial
Untuk mengetahui hubungan Partisipasi masyarakat dengan Muutu Pendidikan serta untuk mengetahui hubungan Kepemimpinan kepala Sekolah dengan Mutu Pendidikan dapat di lihat dari tabel korelasi dibawah ini.
Correlations
Partisipasi Kepemimpinan Mutu
Partisipasi Pearson Correlation 1 .462** .681**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 45 45 45
Kepemimpinan Pearson Correlation .462** 1 .730**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 45 45 45
Mutu Pearson Correlation .681** .730** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 45 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Data tersebut dibaca sebagai berikut:
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi masyarakat dengan mutu pendidikan sebesar 0,681. Tingkat hubungan tinggi,karena beradapada interval 0,600-0,799. Dikatakan hubungan signifikan karena terlihat bahwa koefisien signifikan(2-tailed)yaitu 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05.
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Mutu Pendidikan sebesar 0,730. Tingkat hubungan tinggi karena berada pada interval 0,600- 0,799. Dikatakan hubungan signifikan, karena terlihat bahwa koefisien signifikan (2-tailed)yaitu 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Jika dibaca sebagai Koefisien Determinasi(KD) atau pengaru, maka 0,6812 = 0,4637 Artinya besaran pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Mutu Pendidikan 46,37 persen. Jika dibaca sebagai koefisien determinasi (KD) atau pengaruh, maka 0,7302 =0,5329 Artinya besaran pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Mutu pendidikan sebesar 53,29 persen.
4.4.2 Korelasi Berganda
Untuk mengetahui hubungan Partisipasi Masyarakat dan kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Mutu Pendidikan dapat dilihat dari tabel korelasi berganda dibawah ini.
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Kepemimpinan, Partisipasia . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Mutu
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1464.173 2 732.086 45.149 .000a
Residual 681.027 42 16.215
Total 2145.200 44
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Partisipasi
b. Dependent Variable: Mutu
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .826a .683 .667 4.02678
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Partisipasi
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Partisipasi Masyarakat dan Kepemimpinan Kepala Sekolah secara bersama-sama terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan sebesar 0,826. Tingkat hubungan tinggi, karena berada pada interval 0.600-0,799. Dikatakan hubungan signifikan karena terlihat bahwa koefisien signifikan (2-tailed) yaitu 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Jika dibaca sebagai koefisien determinasi (KD) atau pengaruh, maka 0,8262=0,6822 Artinya, besaran pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Mutu Pendidikan sebesar 68,22persen.
4.4.3 Frekuensi Data Partisipasi Masyarakat
Partisipasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 45 1 2.2 2.2 2.2
46 2 4.4 4.4 6.7
49 2 4.4 4.4 11.1
50 1 2.2 2.2 13.3
51 1 2.2 2.2 15.6
52 1 2.2 2.2 17.8
53 1 2.2 2.2 20.0
54 1 2.2 2.2 22.2
55 3 6.7 6.7 28.9
56 5 11.1 11.1 40.0
57 1 2.2 2.2 42.2
60 1 2.2 2.2 44.4
64 2 4.4 4.4 48.9
66 3 6.7 6.7 55.6
67 3 6.7 6.7 62.2
68 1 2.2 2.2 64.4
69 3 6.7 6.7 71.1
70 1 2.2 2.2 73.3
72 3 6.7 6.7 80.0
73 3 6.7 6.7 86.7
75 2 4.4 4.4 91.1
76 2 4.4 4.4 95.6
78 2 4.4 4.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
4.4.4 Frekuensi Data Kepemimpina Kepala Sekolah
Kepemimpinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 55 3 6.7 6.7 6.7
56 1 2.2 2.2 8.9
61 1 2.2 2.2 11.1
62 1 2.2 2.2 13.3
63 1 2.2 2.2 15.6
64 1 2.2 2.2 17.8
65 5 11.1 11.1 28.9
66 4 8.9 8.9 37.8
67 1 2.2 2.2 40.0
68 5 11.1 11.1 51.1
69 1 2.2 2.2 53.3
71 1 2.2 2.2 55.6
73 4 8.9 8.9 64.4
74 5 11.1 11.1 75.6
75 3 6.7 6.7 82.2
77 2 4.4 4.4 86.7
78 5 11.1 11.1 97.8
79 1 2.2 2.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
4.4.5 Frekuensi Data Mutu Pendidikan
Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 52 1 2.2 2.2 2.2
53 1 2.2 2.2 4.4
56 4 8.9 8.9 13.3
57 1 2.2 2.2 15.6
63 1 2.2 2.2 17.8
64 3 6.7 6.7 24.4
65 3 6.7 6.7 31.1
66 4 8.9 8.9 40.0
67 3 6.7 6.7 46.7
68 2 4.4 4.4 51.1
69 4 8.9 8.9 60.0
70 2 4.4 4.4 64.4
72 4 8.9 8.9 73.3
73 2 4.4 4.4 77.8
74 1 2.2 2.2 80.0
75 2 4.4 4.4 84.4
76 2 4.4 4.4 88.9
77 2 4.4 4.4 93.3
78 3 6.7 6.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
4.4.5. Ringkasan Data Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Partisipasi 45 45.00 78.00 62.7111 9.84568
Kepemimpinan 45 55.00 79.00 69.2667 6.71971
Mutu 45 52.00 78.00 67.8000 6.98245
Valid N (listwise) 45
Statistics
Partisipasi Kepemimpinan Mutu
N Valid 45 45 45
Missing 0 0 0
Mean 62.7111 69.2667 67.8000
Std. Error of Mean 1.46771 1.00172 1.04088
Median 66.0000 68.0000 68.0000
Mode 56.00 65.00a 56.00a
Std. Deviation 9.84568 6.71971 6.98245
Variance 96.937 45.155 48.755
Range 33.00 24.00 26.00
Minimum 45.00 55.00 52.00
Maximum 78.00 79.00 78.00
Sum 2822.00 3117.00 3051.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
LAMPIRAN 1
ANGKET UJI COBA
HUBUNGAN MENEJEMEN SEKOLAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KECERDASAN SOSIAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL X2 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH)
1. PETUNJUK PENGISIAN
a. Kepada Bpl/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
b. Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
c. Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Umur : ……………..Tahun
b. Jenis Kelamin :……………………..
c. Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Kepemimpinan(X2) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
30 Indicator Membimbing
Pemimpin mensosialisasikan kepada saya agar saya memahami visi dan misi sekolah dengan baik
Pemimpin mengajak dan mengharapkan kerja sama saya dalam mensosialisasian visi misi sekolah kepada siswa
Pemimpin dapat menjadi contoh tauladan bagi gjuru dan siswa
Pemimpin mengajak saya dan rekan untuk dapat menjadi contoh dan inspirator yang baik bagi siswa.
Pemimpin memberitahu kepada saya agar saya selalu bekerja dengan program
Pemimpin saya mengingatkan kami pentingnya menghormati dan menghargai tamu atau wali murid sebagai mitra
Pemimpin saya tidak sungkan memberikan contoh membimbing siswa
Indikator Membuat struktur
Pemimpin saya membentuk susunan bawahan untuk membantunya mewujudkan tujuan sekolah
Pemimpin Saya berusaha mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang muncul
Pemimpin saya memberitahu kepada saya agar saya tidak menghukum siswa dengan kekerasan berupa bentakan,cubitan tamparan/pukulan,berjemur di siang hari.
Pemimpin saya mmerintahkan kepada saya dan rekan lain utk ikut berperan dalam membimbing dan membina kegiatan siswa
Pemimpin saya memehami konflik yang terjadi dan menyamakan persepsi untuk menjalankan visi dan misi organisasi.
Pemimpin saya menegur dan menghukum saya bila saya salah dalam pelaksanaan tugas
Pemimpin saya menegur kami diruang khusus dan tidak di sembarang tampat
Indikator Memfasilitasi Aktivitas
Pemimpin saya menciptakan hubungan kerjasama yang menyenangkan.
Pemimpin saya selalu member contoh yang baik kepada bawahannya.
Pemimpin saya mengingatkan agar kami mau melaksanakan tugas yang diberikan baik secara individu maupun dalam hal kerja sama
Pemimpin saya mengadakan rapat /pertemuan untuk membahas masalah yang terjadi ditempat kerja.
Pemimpin saya dapat menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, wali murid dan masyarakat
Pemimpin saya mengajak dan mengingatkan warga sekolah untuk menjaga kebersihan dan memelihara fasilitas
Pemimpin saya mengajak masyarakat untuk mengetahui kegiatan – kegiatan sekolah
Pemimpin saya menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam membina kegiatan siswa
Indikator memfasilitasi hubungan dalam kelompok
Pemimpin saya tidak sungkan bercengkrama di saat istirahat
Pemimpin Saya menyediakan waktunya bila ada diantara kami yang sedang ada masalah atau ingin berkonsultasi
Pemimpin saya mengajak kami untuk peduli dengan kondisi sekitar kami
Pemimpin saya berusaha mencarikan jalan keluar atas permasalahan yang muncul.
Pemimpin saya mengenakan seragam yang sama sesuai di harinya
Pemimpin saya mengikuti upacara bendera dan peringatan hari-hari besar di Sekolah
Pemimpin saya peduli dengan kebersihan
HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL Y MUTU SEKOLAH)
1.PETUNJUK PENGISIAN
a) Kepada Bpk/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
b) Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
c) Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a) Umur : ……………..Tahun
b) Jenis Kelamin :……………………..
c) Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Kecerdasan Sosial (Y) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
Indicator Prestasi siswa
SMA kami memiliki siswa yang berprestasi akademik dan non akademik dalam 3 tahun terakhir .
Siswa diberikan kebebasan memilih cabang atau kegiatan dalam pengembangan bakat dan minatnya.
Saya mengingatkan dan mengajak rekan dan siswa untuk aktif dalam kegiatan sekolah
Orang tua diinformasikan mengenai kondisi putra/i nya terutama mengenai perubahan kemampuan.
Saya selalu memberikan bimbingan kepada siswa bahkan sampai di luar jam pelajaran
Indikator Suasana
Saya berusaha untuk tidak marah terhadap siswa
Saya berusaha mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang muncul
Dalam memberikan sanksi terhadap siswa saya tidak pernah memberikannya dengan kekerasan berupa bentakan,cubitan tamparan/pukulan,berjemur di siang hari.
Saya mengingatkan dan mengajak rekan kerja dan siswa untuk selalu menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan
Saya mengingatkan dan mengajak rekan kerja dan siswa untuk mengembalikan barang sesuai dengan tempat asalnya
Saya menegur apabila ada kelas yang tanaman di pekarangan kelas tidak tertata atau tidak disiram
Indikator kurikulum yang dilaksanakan
Sekolah kami menerapkan kurikulum yang terbaru
Kegiata ekstra kurikuler di SMA kami dilaksanakan dan dievaluasi
Saya menerangkan kepada siswa tentang kurikulum yang sedang dilaksanakan kepada siswa dan orang tua
SMA kami melayani program khusus bagi siswa yang memiliki kebutuhan khusus atau siswa yang memiliki keunggulan di bidang tertentu
Sekolah kami memiliki unit pendukung yang bermanfaat bagi guru dan siswa dalam pengembangan pengathuan
Saya dan siswa tidak memiliki kesulitan dalam memanfaatkan berbagai unit pendudkung di sekolah kami
Indikator Kualitas guru
saya adalah guru mata pelajaran yang telah tersertifikasi.
Saya dan rekan kerja berusaha memamahami dan menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran terhadap siswa
Saya telah mengikuti program pelatihan atau peningkatan kualitas mengajar selain PLPG
Sekolah mengalokasikan dan untuk mengadakan pelatihan personality guru dan karyawan
Saya menyampaikan informasi perkembangan siswa kepada wali kelas dan orang tua
Saya menyediakan waktu saya bila ada rekan atau siswa yang ingin berkonsultasi
Indikator Pengelolaan Sekolah
Atasan saya memonitor dan mengevaluasi kerja saya
Saya dan rekan kerja mendapatkan informasi tentang hasil supervisi berikut kelemahan kami
Jumlah murid di setiap kelas kami dibagi secara berimbang sesuai dengan luas ruang belajar
Saya dapat melihat besaran dana setiap kegiatan sekolah di ruang tata usaha
Sekolah mensosialisasikan rencana kerja
Saya di undang dalam kegiatan rapat koordinasi kegiatan sekolah
Saya dan rekan kerja diberi kebebasan berkreasi dalam upaya pengembangan kemampuan diri dan siswa
Kami diperbolehkan mengusulkan dan mengajukan permintaan dana untuk kegiatan kami.
Kami melaporkan dana kegiatan yang kami gunakan secara tertulis kepada pimpinan
Saya pernah mendapat penghargaan dari sekolah karena telah memberikan prestasi untuk sekolah
Staf ke tata usaha kami mengenal hampir seluruh warga sekolah
HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL X1 PARTISIPASI MASYARAKAT)
1.PETUNJUK PENGISIAN
a) Kepada Bpk/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
b) Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
c) Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a) Umur : ……………..Tahun
b) Jenis Kelamin :……………………..
c) Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Manajemen Sekolah (X1) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
1.
2.
3
4
0
21 Indikator mengajukan usul
Saya memahami visi dan misi sekolah
Saya selalu mencari terobosan terobosan baru yang bermanfaat dalam pengembangan pendidikan di SMA kami
Saya berusaha menjelaskan tentang ide – ide saya atau pandangan saya dalam setiap rapat sekola
Indikator bermusyawarah
Saya mengikuti rapat komite atau rapat tentang pengembangan sekolah
Saya berusaha hadir tepat waktu dan paham materi rapat
Saya memberikan kesempatan kepada rekan untuk ikut berpartisipasi menyumbangkan saran atau ide
Saya menegur rekan kerja yang diundang tetapi tidak hadir dalam rapat sekolah beserta komite
Indikator melaksanakan hasil keputusan
Saya menghormati hasil keputusan rapat
Saya menyetujui dan menjalani besaran dana komite sekolah yang diterapkan di SMA kami
Saya bertanya kepada siswa tentang pelajaran dan sarana yang disediakan sekolah
Saya menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa tentang perubahan – perubahan dan suasana sekolah
Indikator mengawasi
Hasil rapat kerja komite dan sekolah di sosialisasikan
Saya menyediakan waktu untuk berkunjung ke ruang BK dan menemui guru BK
Sekolah mengalokasikan dan untuk mengadakan rapat /pertemuan untuk membahas masalah yang terjadi dilingkungan sekolah
Indikator: Ikut bertanggung jawab
Komite sekolah memiliki program kerja yang jelas
Sekolah membagi tugas bagi warga sekolahnya dalam upaya mencapai target dari hasil rapat
Sekolah dan Komite mengadakan rapat evaluasi kerja sesuai target pencapaian
Orang tua dilibatkan dalam berbagai kegiatan di sekolah
Indikator menikmati dan memelihara
Saya merekomendasikan sekolah ini kepada keluarga dan lingkungan saya
Saya mengajak siswa dan rekan kerja untuk selalau menggunakan dan menjaga fasilitas yang ada di SMA kami
saya merasa perkembangan sekolah membaik dari tahun ke tahun
LAMPIRAN 2
ANGKET SETELAH UJI COBA
HUBUNGAN MENEJEMEN SEKOLAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KECERDASAN SOSIAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL X2 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH)
2. PETUNJUK PENGISIAN
d. Kepada Bpl/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
e. Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
f. Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
3. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Umur : ……………..Tahun
b. Jenis Kelamin :……………………..
c. Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Kepemimpinan(X2) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30 Indicator Membimbing
Pemimpin mensosialisasikan kepada saya agar saya memahami visi dan misi sekolah dengan baik
Pemimpin mengajak dan mengharapkan kerja sama saya dalam mensosialisasian visi misi sekolah kepada siswa
Pemimpin dapat menjadi contoh tauladan bagi gjuru dan siswa
Pemimpin mengajak saya dan rekan untuk dapat menjadi contoh dan inspirator yang baik bagi siswa.
Pemimpin memberitahu kepada saya agar saya selalu bekerja dengan program
Pemimpin saya mengingatkan kami pentingnya menghormati dan menghargai tamu atau wali murid sebagai mitra
Pemimpin saya tidak sungkan memberikan contoh membimbing siswa
Indikator Membuat struktur
Pemimpin saya membentuk susunan bawahan untuk membantunya mewujudkan tujuan sekolah
Pemimpin Saya berusaha mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang muncul
Pemimpin saya memberitahu kepada saya agar saya tidak menghukum siswa dengan kekerasan berupa bentakan,cubitan tamparan/pukulan,berjemur di siang hari.
Pemimpin saya mmerintahkan kepada saya dan rekan lain utk ikut berperan dalam membimbing dan membina kegiatan siswa
Pemimpin saya memehami konflik yang terjadi dan menyamakan persepsi untuk menjalankan visi dan misi organisasi.
Pemimpin saya menegur dan menghukum saya bila saya salah dalam pelaksanaan tugas
Pemimpin saya menegur kami diruang khusus dan tidak di sembarang tampat
Indikator Memfasilitasi Aktivitas
Pemimpin saya menciptakan hubungan kerjasama yang menyenangkan.
Pemimpin saya selalu member contoh yang baik kepada bawahannya.
Pemimpin saya mengingatkan agar kami mau melaksanakan tugas yang diberikan baik secara individu maupun dalam hal kerja sama
Pemimpin saya mengadakan rapat /pertemuan untuk membahas masalah yang terjadi ditempat kerja.
Pemimpin saya dapat menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, wali murid dan masyarakat
Pemimpin saya mengajak dan mengingatkan warga sekolah untuk menjaga kebersihan dan memelihara fasilitas
Pemimpin saya mengajak masyarakat untuk mengetahui kegiatan – kegiatan sekolah
Pemimpin saya menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam membina kegiatan siswa
Indikator memfasilitasi hubungan dalam kelompok
Pemimpin saya tidak sungkan bercengkrama di saat istirahat
Pemimpin Saya menyediakan waktunya bila ada diantara kami yang sedang ada masalah atau ingin berkonsultasi
Pemimpin saya mengajak kami untuk peduli dengan kondisi sekitar kami
Pemimpin saya berusaha mencarikan jalan keluar atas permasalahan yang muncul.
Pemimpin saya mengenakan seragam yang sama sesuai di harinya
Pemimpin saya mengikuti upacara bendera dan peringatan hari-hari besar di Sekolah
Pemimpin saya peduli dengan kebersihan
HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL Y MUTU SEKOLAH)
1.PETUNJUK PENGISIAN
d) Kepada Bpk/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
e) Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
f) Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
3. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a) Umur : ……………..Tahun
b) Jenis Kelamin :……………………..
c) Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Kecerdasan Sosial (Y) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Indicator Prestasi siswa
SMA kami memiliki siswa yang berprestasi akademik dan non akademik dalam 3 tahun terakhir .
Siswa diberikan kebebasan memilih cabang atau kegiatan dalam pengembangan bakat dan minatnya.
Saya mengingatkan dan mengajak rekan dan siswa untuk aktif dalam kegiatan sekolah
Orang tua diinformasikan mengenai kondisi putra/i nya terutama mengenai perubahan kemampuan.
Saya selalu memberikan bimbingan kepada siswa bahkan sampai di luar jam pelajaran
Indikator Suasana
Saya berusaha untuk tidak marah terhadap siswa
Saya berusaha mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang muncul
Dalam memberikan sanksi terhadap siswa saya tidak pernah memberikannya dengan kekerasan berupa bentakan,cubitan tamparan/pukulan,berjemur di siang hari.
Saya mengingatkan dan mengajak rekan kerja dan siswa untuk selalu menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan
Saya mengingatkan dan mengajak rekan kerja dan siswa untuk mengembalikan barang sesuai dengan tempat asalnya
Saya menegur apabila ada kelas yang tanaman di pekarangan kelas tidak tertata atau tidak disiram
Indikator kurikulum yang dilaksanakan
Sekolah kami menerapkan kurikulum yang terbaru
Kegiata ekstra kurikuler di SMA kami dilaksanakan dan dievaluasi
Saya menerangkan kepada siswa tentang kurikulum yang sedang dilaksanakan kepada siswa dan orang tua
SMA kami melayani program khusus bagi siswa yang memiliki kebutuhan khusus atau siswa yang memiliki keunggulan di bidang tertentu
Sekolah kami memiliki unit pendukung yang bermanfaat bagi guru dan siswa dalam pengembangan pengathuan
Saya dan siswa tidak memiliki kesulitan dalam memanfaatkan berbagai unit pendudkung di sekolah kami
Indikator Kualitas guru
saya adalah guru mata pelajaran yang telah tersertifikasi.
Saya dan rekan kerja berusaha memamahami dan menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran terhadap siswa
Saya telah mengikuti program pelatihan atau peningkatan kualitas mengajar selain PLPG
Sekolah mengalokasikan dan untuk mengadakan pelatihan personality guru dan karyawan
Saya menyampaikan informasi perkembangan siswa kepada wali kelas dan orang tua
Saya menyediakan waktu saya bila ada rekan atau siswa yang ingin berkonsultasi
Indikator Pengelolaan Sekolah
Atasan saya memonitor dan mengevaluasi kerja saya
Saya dan rekan kerja mendapatkan informasi tentang hasil supervisi berikut kelemahan kami
Jumlah murid di setiap kelas kami dibagi secara berimbang sesuai dengan luas ruang belajar
Saya dapat melihat besaran dana setiap kegiatan sekolah di ruang tata usaha
Sekolah mensosialisasikan rencana kerja
Saya di undang dalam kegiatan rapat koordinasi kegiatan sekolah
Saya dan rekan kerja diberi kebebasan berkreasi dalam upaya pengembangan kemampuan diri dan siswa
Kami diperbolehkan mengusulkan dan mengajukan permintaan dana untuk kegiatan kami.
Kami melaporkan dana kegiatan yang kami gunakan secara tertulis kepada pimpinan
Saya pernah mendapat penghargaan dari sekolah karena telah memberikan prestasi untuk sekolah
Staf ke tata usaha kami mengenal hampir seluruh warga sekolah
HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
DI SMA TRI SUKSES NATAR LAMPUNG
SELATAN
(INSTRUMEN VARIABEL X1 PARTISIPASI MASYARAKAT)
1.PETUNJUK PENGISIAN
d) Kepada Bpk/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya,
e) Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
f) Ada 5 alternatif jawaban yaitu:
5= Selalu (SL)
4 = Sering(SR)
3 = Kadang-Kadang(KK)
2 = Jarang(JR)
1 = Tidak Pernah (TP)
3. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a) Umur : ……………..Tahun
b) Jenis Kelamin :……………………..
c) Pendidikan Terakhir:……………………..
No Pernyataan
Variabel Manajemen Sekolah (X1) Alternaif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21 Indikator mengajukan usul
Saya memahami visi dan misi sekolah
Saya selalu mencari terobosan terobosan baru yang bermanfaat dalam pengembangan pendidikan di SMA kami
Saya berusaha menjelaskan tentang ide – ide saya atau pandangan saya dalam setiap rapat sekola
Indikator bermusyawarah
Saya mengikuti rapat komite atau rapat tentang pengembangan sekolah
Saya berusaha hadir tepat waktu dan paham materi rapat
Saya memberikan kesempatan kepada rekan untuk ikut berpartisipasi menyumbangkan saran atau ide
Saya menegur rekan kerja yang diundang tetapi tidak hadir dalam rapat sekolah beserta komite
Indikator melaksanakan hasil keputusan
Saya menghormati hasil keputusan rapat
Saya menyetujui dan menjalani besaran dana komite sekolah yang diterapkan di SMA kami
Saya bertanya kepada siswa tentang pelajaran dan sarana yang disediakan sekolah
Saya menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa tentang perubahan – perubahan dan suasana sekolah
Indikator mengawasi
Hasil rapat kerja komite dan sekolah di sosialisasikan
Saya menyediakan waktu untuk berkunjung ke ruang BK dan menemui guru BK
Sekolah mengalokasikan dan untuk mengadakan rapat /pertemuan untuk membahas masalah yang terjadi dilingkungan sekolah
Indikator: Ikut bertanggung jawab
Komite sekolah memiliki program kerja yang jelas
Sekolah membagi tugas bagi warga sekolahnya dalam upaya mencapai target dari hasil rapat
Sekolah dan Komite mengadakan rapat evaluasi kerja sesuai target pencapaian
Orang tua dilibatkan dalam berbagai kegiatan di sekolah
Indikator menikmati dan memelihara
Saya merekomendasikan sekolah ini kepada keluarga dan lingkungan saya
Saya mengajak siswa dan rekan kerja untuk selalau menggunakan dan menjaga fasilitas yang ada di SMA kami
saya merasa perkembangan sekolah membaik dari tahun ke tahun
LAMPIRAN 3
DATA PENELITIAN
DATA JUMLAH SKOR JAWABAN RESPONDEN
NO RESP. PARTISIPASI (X1) KEPEMIMPINAN(X2) MUTU PENDIDIKAN
1 49 66 52
2 56 75 77
3 51 68 67
4 49 64 56
5 57 74 72
6 55 68 65
7 54 62 63
8 60 78 78
9 56 68 64
10 55 69 68
11 76 74 76
12 67 65 67
13 73 73 73
14 69 78 69
15 66 65 66
16 56 55 56
17 64 66 64
18 72 73 72
19 75 74 75
20 73 73 73
21 69 78 69
22 46 71 53
23 52 63 69
24 50 67 65
25 53 79 74
26 55 68 66
27 45 61 57
28 66 65 66
29 56 55 56
30 67 78 77
31 68 68 68
32 70 56 70
33 75 74 75
34 73 75 70
35 69 78 69
36 78 77 78
37 76 74 76
38 67 65 67
39 72 75 72
40 78 77 78
41 66 65 66
42 56 55 56
43 64 66 64
44 72 73 72
45 46 66 65
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah .............................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................. 5
1.5 Kegunaan Penelitian .............................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI dan HIPOTESIS
2.1 Mutu Sekolah .......................................................................... 7
2.1.1 Konsep Mutu .......................................................................... 7
2.1.2 Mutu Pendidikan ...................................................................... 7
2.1.3 Sekolah Bermutu ................................................................. 7
2.2 Kepemimpinan .......................................................................... 13
2.2.1 Integritas Kepala Sekolah ........................................................ 15
2.3 Partisipasi Masyarakat .................................................................. 16
2.3.1 Pemberdayaan Komite Sekolah ...................................... 19
2.4 Kerangka Pikir Paradigma Teori .................................................. 21
2.4.1Hubungan Partisipasi Masyarakat dengan Mutu Sekolah .......... 21
2.4.2 Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Mutu sekolah. 21
2.4.3 Hubungan partisipasi masyarakat dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah dengan Mutu Sekolah ..................................... 22
2.5. Kerangka Pikir ........................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 26
3.2 Variabel Penelitian ........................................................... 26
3.3 Definisi Operasional .......................................................... 26
3.4 Pengukuran Variabel .......................................................... 27
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 28
3.5.1 Pengumpulan Data ............................................... 29
3.5.2 Metode Penelitian .......................................................... 29
3.6 Populasi dan Sampel .......................................................... 30
3.6.1 Populasi ...................................................................... 30
3.6.2 Sampel ....................................................................... 30
3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 31
3.7 Instrumen Penelitian ........................................................... 32
3.7.1
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Kondisi mutu sekolah hasil praresearch ................................... 3
2. Tabel 2. Contoh analisis mutu ........................................................... 11
3. Tabel 3.
4. Tabel 4.
DAFTAR GAMBAR
0 Response to "Contoh Tesis S2"
Posting Komentar